Bank Indonesia Sebut Pengembangan Pariwisata Bisa Jaga Stabilitas Rupiah
Pantai Panjang, Bengkulu (Foto: Sry/Koleksi Pribadi)
MerahPutih.Com - Sektor pariwisata kerap dipandang sebagai penghasil devisa non migas. Bahkan Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam sejumlah kesempatan menyebutkan bahwa di masa depan, penghasil devisa terbesar Indonesia adalah pariwisata dan non pariwisata.
Sepintas pendapat Arief Yahya ini dianggap sebagai mimpi besar Indonesia di masa mendatang. Namun bila berkaca pada situasi pelemahan rupiah belakangan ini, pengembangan pariwisata produktif dapat menjadi strategi untuk menguatkan dan menjaga stabilitas rupiah.
Menurut Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu, pariwisata produkti merupakan program jangka panjang yang cukup efektif dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing khususnya dolar AS.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Endang Kurnia Saputra mengatakan, selain penanganan jangka pendek, semua pihak tentu juga perlu memikirkan rencana jangka panjang dalam menjaga stabilitas rupiah.
"Pariwisata yang diminati wisata asing menjadi salah satu cara mendapatkan dolar dari sisi yang lain," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Endang Kurnia Saputra di Bengkulu, Selasa (11/9).
Semakin banyak turis asing mengunjungi Indonesia, maka semakin besar pula dolar yang akan masuk ke pasar, hal ini tentu sangat bagus untuk stabilitas rupiah.
Namun kendalanya saat ini, baru hanya sekitar 10 pariwisata Indonesia saja yang mampu menarik minat turis asing, di antaranya Bali, Raja Ampat, atau Wakatobi.
Sementara, provinsi lain sebenarnya juga memiliki kekayaan alam yang tak kalah memesona, dengan karakter unik masing-masing, hanya saja belum tereksplor dengan baik.
"Kita berharap, termasuk Bengkulu juga mulai membenahi sektor pariwisatanya untuk bisa mendunia juga, dengan begitu semakin banyak minat kunjungan dari masyarakat dunia," ucapnya sebagaimana dilansir Antara.
Pariwisata ini merupakan fondasi kokoh karena juga akan mendorong sektor riil lainnya untuk tumbuh pesat, seperti, hotel, transportasi, restoran, industri rumah tangga, pertanian, bahkan pasar tradisional.
Begitu juga ekspor, sektor ini juga akan semakin terdorong naik seiring turis asing semakin mengerti tentang komoditas berkualitas dari Indonesia.
"Thailand sudah berhasil mengembangkan negara berbasis pariwisata, kita berusaha menuju seperti itu, perlu dukungan semua pihak," ujarnya.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Ribuan Umat Muslim Biak Ikuti Jalan Sehat 1 Muharam
Bagikan
Berita Terkait
Target RUU Redenominasi Rupiah Rampung 2027, BI Tegaskan Butuh Persiapan Matang
Surat Utang Global Bikin Cadangan Devisa Meningkat
Banyak yang Belum Tahu, Ingat Transaksi QRIS di Bawah Rp 500 Ribu Gratis Biaya Admin
Stop Manjakan Pariwisata dengan Uang Negara, DPR Desak Pemerintah Fokus Infrastruktur dan Sport Tourism ala Eropa
Ekspor Dinilai Bagus, Tapi Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 5,5 Persen
Legislator NasDem Rajiv Mangkir dari Panggilan KPK, Pemeriksaan Bakal Dijadwalkan Ulang
Ramai Bantahan Jumlah Dana Pemda Mengendap, Menkeu Purbaya Lempar Tanggung Jawab ke BI
Bantah APBD Jabar Parkir di Bank, Dedi Mulyadi Pegang Bukti Menkeu Pakai Data Lama dari BI
BI Tahan Suku Bunga Acuan, Perang Tarif AS Bikin Ekonomi Dunia Melemah
Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat 6,7 Persen, Begini Peruntukannya