Sains

Bakso dari Daging Gajah Purba

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Rabu, 29 Maret 2023
Bakso dari Daging Gajah Purba

Vow melalui teknologi kultur daging sukses mengembangkan daging mamut di laboratorium. (Foto: Wikipedia)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BILA mendengar gajah mamut, bayangan masyarakat langsung tertuju pada gajah purba besar yang hidup pada era zaman es. Saat itulah gajah purba ini berkelana di wilayah tundra yang dingin di wilayah Eropa, Asia, hingga ke area Amerika Utara sekira 300.000-10.000 tahun yang lalu.

Dari periode hidupnya, tentu saja gajah purba ini telah punah dengan bukti kehidupannya bisa dilihat dari fosil-fosil yang ada. Namun, sebuah perusahaan di Australia melakukan hal yang terbilang unik dan ajaib. Mereka mampu menciptakan meatball alias bakso dari daging mamut!

Inovasi ini diumumkan oleh perusahaan Australia bernama Vow yang punya fokus bisnis di bidang teknologi kultur daging atau cultured meat. Sebuah pengembangan daging non-konvensional yang dilakukan di laboratorium melalui pembiakan sel hewan via in vitro.

Metode ini dipandang bersifat ramah lingkungan, bebas dari penyembelihan hewan, dan tepat untuk keamanan makanan karena bersifat berkesinambungan.

Baca juga:

Mantapnya Berbuka Puasa dengan Mi Instan Cup Rasa Bakso Cabai Rawit

bakso gajah purba
Butuh waktu beberapa minggu untuk mengembangkan daging mamut sebelum akhirnya bisa diolah. (Foto: Instagram/@projectourworld)

Sebelum mengembangkan daging mamut di laboratoriumnya, Vow telah sukses memproduksi daging ayam, babi, dan sapi yang siap dikonsumsi.

Selain itu, Vow juga melirik inovasi untuk menghasilkan daging yang unik dan jarang dikonsumsi, tapi tetap bersifat memenuhi etika tanpa penyembelihan hewan.

Dari mulai daging alpaka, kerbau, buaya, kanguru, burung merak, hingga ikan-ikan yang bisa dikatakan sangat jarang dikonsumsi masuk ke lebih dari 50 spesies hewan yang diselidiki untuk diolah dagingnya.

Yang paling unik dan sangat tidak konvensional adalah daging mamut. Sebab hewan ini sudah punah.

Pembuatan baso daging mamut ini menunjukan bahwa terdapat potensi daging yang memang bisa dikembangkan di laboratorium tanpa menyembelih hewan tersebut.

“Kami memilih mamut berbulu (wolly mammoth) karena ini merupakan simbol hilangnya keragaman serta simbol perubahan iklim,” ungkap Co-Founder Vow, Tim Noakesmith, sebagaimana dikutip The Guardian (28/3).

Baca juga:

Abang Bakso Tangguh, Beralih Profesi Jadi Tukang Bangunan demi Keluarga

bakso gajah purba
Bakso daging mamut ini disebut masih belum berani dikonsumsi karena kekhawatiran dampaknya terhadap kesehatan. (Foto: Instagram/@cheddar)

Pengembangan daging mamut ini sebenarnya sudah mulai dari tahun 2018 ketika Vow bekerjasama dengan peneliti dari Austrlian Institute for Bioengineering di University of Queensland, Prof. Erens Wolvetang.

Saat itu, mereka mengembangkan gummy bar yang berasal dari DNA gajah purba jenis mastodon. Kemudian pengembangan ini berlanjut dengan mengambil informasi genetik atau urutan DNA dari myoglobin mamut dalam rangka membuat protein otot dari gajah purba itu di laboratorium.

Langkah selanjutnya adalah informasi genetik itu kemudian ditempatkan di sel induk myoblas dari domba guna membantu proses penumbuhan puluhan miliar sel yang bisa menghasilkan daging mamut.

Dalam waktu beberapa minggu, daging mamut itu pun siap diolah, hingga akhirnya dibuat menjadi bakso.

Namun, tak ada yang berani mencicipi makanan ini. Menurut Prof. Erens Wolvetang, terdapat alasan ilmiah di baliknya.

“Kita belum pernah melihat protein ini selama ribuan tahun. Jadi, kami tidak tahu bagaimana reaksi sistem kekebalan tubuh bereaksi jika kita mengonsumsinya. Tapi jika kami melakukan ini lagi, maka kami akan memastikan cara untuk membuatnya bisa lebih cocok untuk dikonsumsi,” tambah Wolvetang. (aru)

Baca juga:

Masak Cepat untuk Menu Sahur, Bikin Olahan Bakso

#Sains #Bakso #Gajah Purba
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Lifestyle
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Dikenal dengan nama NWA 16788, meteorit ini memiliki berat 24,5 kilogram.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Lifestyle
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Gejala alergi tak lagi bisa dianggap sepele.
Dwi Astarini - Senin, 23 Juni 2025
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Fun
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Sebuah studi dari Concordia University mengungkap bahwa membagikan foto atau video hewan lucu di media sosial ternyata bisa memperkuat koneksi dan hubungan digital. Simak penjelasannya!
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 13 Juni 2025
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Fun
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Strawberry Moon bukan berarti bulan berwarna merah muda. Simak fakta menarik tentang fenomena langit langka yang hanya terjadi setiap 18,6 tahun sekali ini.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 12 Juni 2025
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Dunia
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Stuart Semple klaim ciptakan warna cat baru hasil eksperimen ilmiah.
Hendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 26 April 2025
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Fun
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Ilmuwan temukan warna ‘olo’ — biru-hijau super pekat yang hanya terlihat dengan teknologi laser Oz.
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 21 April 2025
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Bagikan