WWF Laporkan Penurunan Drastis Populasi Satwa Liar Dunia


WWF unggah laporan terbarunya. (foto: dok/WWF)
MERAHPUTIH.COM - LAPORAN Living Planet Report (LPR) 2024 yang dikeluarkan WWF menyebur Bumi mendekati titik kritis yang berbahaya. Kondisi ini dapat menimbulkan ancaman besar bagi umat manusia. Oleh karena itu, perlu upaya kolektif yang sangat besar selama lima tahun mendatang untuk mengatasi krisis iklim dan alam.
“Alam sedang mengeluarkan panggilan darurat. Krisis yang terkait dengan hilangnya keanekaragaan hayati dan perubahan iklim mendorong satwa liar dan ekosistem melampaui batas kemampuan mereka,” ucap Direktur Jenderal WWF-Internasional Dr Kirsten Schujit dalam keterangan resminya.
Living Planet Index (LPI), yang disusun Zoological Society of London (ZSL), mencakup hampir 35.000 tren populasi 5.495 spesies dari tahun 1970-2020. Penurunan terkuat terjadi pada ekosistem air tawar (-85 persen), diikuti ekosistem darat (-69 persen), dan kemudian ekosistem laut (-56 persen).
Penyempitan habitat dan penyusutan ekosistem, dipengaruhi karena sistem pangan yang tidak berkelanjutan, ancaman tersebut yang paling banyak dilaporkan di seluruh dunia diikuti pemanfaatan secara berlebih, spesies dan penyakit invasif. Perubahan iklim menjadi sebuah ancaman tambahan khusus bagi populasi satwa liar di Amerika Latin dan Karibia, yang telah mencatat penurunan rata-rata sebesar 95 persen.
Baca juga:
Jokowi Ungkap Isi Pembicaraan dengan Puan Maharani saat Bertemu di KTT WWF
Secara global, titik kritis tersebut ditandai dengan hilangnya hutan hujan Amazon dan kematian massal terumbu karang. Hal itu kemudian akan menimbulkan gelombang kejut yang tidak hanya memengaruhi area sekitar, tapi akan jauh melampaui belahan dunia lain. Semua itu kemudian akan berdampak pada ketahanan pangan dan sumber mata pencaharian.
View this post on Instagram
Peringatan ini muncul ketika wabah kebakaran di Amazon mencapai tingkat tertinggi dalam 14 tahun terakhir pada Agustus dan pemutihan terumbu karang massal global yang keempat telah dikonfirmasi pada awal tahun ini.
“Kita memiliki kesepakatan dan solusi global untuk mengatur alam menuju pemulihan pada 2030. Namun, sejauh ini hanya ada sedikit kemajuan dalam pelaksanaannya dan kurangnya urgensi. Keputusan yang dibuat dan tindakan yang diambil selama lima tahun mendatang akan sangat penting bagi masa depan kehidupan di Bumi,” pungkasnya.(Far)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Sarinah Jakarta E-Prix Sukses Kelola 21,4 Ton Sampah, Diubah Jadi Bahan Baku Baru dan Kompos

WWF Indonesia Kampanyekan Beyond Wildlife, Upaya Mengaungkan Aksi Penyelamatan Bumi

KKP dan WWF Perkuat Perlindungan Habitat Hiu dan Pari di Indonesia

Laut Penuh Sampah, Produksi Oksigen Berkurang

WWF Indonesia: Pohon Menjadi Salah Satu Elemen Penting Bagi Bumi

WWF Indonesia dan KKP Jalin Kerja Sama Wujudkan Sektor Kelautan dan Perikanan Berbasis Ekonomi Biru
WWF Laporkan Penurunan Drastis Populasi Satwa Liar Dunia

Tingkatkan Aksi Pengurangan Polusi Plastik, Korsel, China, dan Jepang Duduk Bersama

Perubahan Iklim makin Nyata, Gen Z dan Alpha Paling Terdampak

Langkah Gesit China dalam Paten Hijau
