Wisata Alam Wih Ni Kulus di Bener Meriah Aceh

Widi HatmokoWidi Hatmoko - Senin, 27 Maret 2017
Wisata Alam Wih Ni Kulus di Bener Meriah Aceh
Kawasan wisata sungai Wih Ni Kulus, Bener Meriah, Aceh (FOTO/Antara/Rohmad)

Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh memiliki kawasan wisata seru yang hijau dan sejuk. Yaitu kawasan wisata daerah aliran sungai (DAS) Wih Ni Kulus. Kawasan wisata sungai Wih Ni Kulus ini menyajikan pemandian air dingin dari pegunungan di dataran tinggi Gayo.

Selain panorama alamnya yang indah, bebatuan alam di sepanjang aliran sungai juga menambah keindahan alam wisata Wih Ni Kulus.

Di balik keindahan panoram alam yang menakjubkan, di kawasan ini juga memiliki nilai historis tentang sejarah Aceh sebagai kota serambi Mekah. Untuk para pengunjung, terutama pasangan muda-mudi, di kawasan ini tidak diperbolehkan melakukan hal-hal yang berbau asusila, atau berbuat mesum.

Larangan ini dibuat tidak dengan semacam aturan tertulis, atau himbauan. Namun dikemas melalui konsep penataan kawasan itu sendiri. Di setiap sudut tempat, dibuat tidak ada ruang atau celah yang bisa memberikan kesempatan kepada pasangan lain jenis berbuat yang macam-macam. Jangan untuk melakukan perbuatan mesum, untuk berdua-duaan saja harus super hati-hati. Karena selalu diawasi juga oleh para pengelola kawasan wisata tersebut.

Umumya, para pengunjung yang datang ke sini adalah keluarga. Kalaupun muda-mudi, biasanya mereka rombongan, tidak hanya berdua-duaan. Kawasan ini bisa dikatakan sebagai kawasan wisata favorit di wilayah Kabupaten Bener Meriah. Karena, dalam satu hari tak kurang dari 20 hingga 30 unit mobil membawa pengunjung ke kawasan tersebut. Sedangkan untuk weekend, bisa sampai 50 hingga 60 unit kendaraan.

Pengunjung tidak hanya berdatangan dari daerah Bener Meriah saja, tapi juga dari daerah Sigli, Bireuen, Lhok Seumawe dan dari Dataran Tinggi Gayo.

Untuk mengikuti artikel lainnya, baca juga: 5 Wisata Bahari Terbaik di Aceh

#Wisata Di Aceh #Aceh #Kesultanan Aceh Darussalam
Bagikan
Ditulis Oleh

Widi Hatmoko

Menjadi “sesuatu” itu tidak pernah ditentukan dari apa yang Kita sandang saat ini, tetapi diputuskan oleh seberapa banyak Kita berbuat untuk diri Kita dan orang-orang di sekitar Kita.
Bagikan