WHO Khawatirkan Penyebaran Mpox pada Anak-Anak


Ilustrasi - Cacar monyet atau Mpox. (ANTARA/HO-Sutterstock)
MERAHPUTIH.COM - CACAR monyet (monkey pox/Mpox) telah menarik perhatian dunia. Penyebaran yang terjadi di beberapa negara menyeruakkan kekhawatiran.
Juru bicara WHO Margaret Harris, dalam wawancara eksklusif dengan Anadolu, dikutip ANTARA, mengatakan Mpox adalah virus aktif yang dapat dengan mudah dihentikan selama mereka yang terkena diidentifikasi, kontak yang baik dengan mereka dijaga, dan langkah-langkah isolasi diterapkan.
Dalam catatan WHO, penyebaran cepat virus ini telah menarik perhatian global. Virus Mpox memiliki dua jenis genetik, yaitu Clade 1 dan Clade 2. Harris menyatakan keprihatinan atas jenis baru Clade 1b yang muncul tahun lalu. “Inilah yang kami khawatirkan karena virus ini menyebar sangat cepat. Ini juga memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi, terutama di kalangan anak-anak,” jelasnya.
Dengan menekankan bahwa salah satu kekhawatiran utama ialah penyebaran virus yang cepat, Harris mengatakan virus ini menyebabkan lebih banyak kasus pada 2024 jika dibandingkan dengan di 2023. Tahun lalu, banyak kasus Mpox telah tercatat lebih daripada sebelumnya.
Baca juga:
Untuk sementara ini, jumlah kasus Mpox meningkat di bagian timur Republik Demokratik Kongo. Virus tersebut juga menyebar ke Burundi, Rwanda, Uganda, dan Kenya. “Kami melihat tingkat kematian yang lebih tinggi, sekitar 3 persen dan di kelompok yang sangat rentan, seperti anak-anak kecil, lebih tinggi daripada itu," katanya.
WHO sangat mengkhawatirkan dampak Mpox terhadap anak-anak kecil. Oleh karena itu, kata Harris, penting untuk memahami bahwa populasi yang terkena dampak penyebaran ini ialah mereka yang terlantar akibat konflik. “Mereka berada dalam situasi yang sangat genting,” katanya.
Selain anak-anak, mereka yang terinfeksi cacar dan HIV lebih mungkin mengalami bentuk Mpox yang lebih parah. “Mereka memiliki risiko kematian yang lebih tinggi,” tutup Harris.(*)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
