Walhi Beberkan Empat Kabupaten Rawan Karhutla di Sumsel

Lokasi karhutla di wilayah Sumatera Selatan. (ANTARA/Yudi Abdullah)
Merahputih.com - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Selatan mencatat ada empat kabupaten paling rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada puncak musim kemarau Agustus hingga September 2019.
"Dari sembilan kabupaten yang dipetakan rawan karhutla, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Ogan Ilir, dan Banyuasin yang banyak terjadi kebakaran hutan dan lahan gambut," jar uDirektur Eksekutif Walhi Sumsel, M Hairul Sobri, Minggu (15/9).
Baca Juga:
Asap Kebakaran Lahan dan Hutan Mulai Cemari Udara di Pekanbaru
Keempat daerah tersebut memerlukan perhatian maksimal dari tim Satgas Penanggulangan Karhutla Sumsel. Hal itu diperlukan lantaran agar kebakarannya tidak semakin meluas dan mengakibatkan pencemaran udara serta kerusakan lingkungan yang lebih berat.
"Melihat fakta di lapangan itu, diharapkan pemerintah daerah dan pihak berwenang melakukan berbagai tindakan yang dapat mencegah terjadinya karhutla sehingga dapat dihindari bencana kabut asap yang dapat mengganggu berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat," jelas dia.
Kondisi daerah rawan karhutla itu akan terus dipantau Walhi dan masyarakat peduli lingkungan lainnya sehingga bisa dilakukan berbagai tindakan yang dapat menyelamatkan lingkungan serta melindungi masyarakat dari dampak negatif musim kemarau itu.
Kebakaran hutan dan lahan merupakan masalah yang berulang pada setiap musim kemarau, jika cara penanggulangannya yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah masih seperti yang dilakukan selama ini, permasalahan karhutla tidak akan hilang.

Kegiatan pencegahan serta penanggulangan karhutla dengan melakukan operasi udara dan darat yang berlangsung selama ini perlu dievaluasi karena menghabiskan dana yang tidak sedikit dan hasilnya belum sesuai dengan harapan masyarakat.
Selain itu juga perlu dilakukan penegakan hukum oleh aparat kepolisian lebih tegas kepada siapa pun yang terbukti lalai menjaga lahannya dan sengaja melakukan pembakaran pada saat musim kemarau, Kata Sobri.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Palembang dr Letizia mengimbau warga agar menggunakan masker untuk meminimalkan kontak langsung dengan asap dampak karhutla di sejumlah daerah Sumsel untuk menghindari infeksi saluran pernapasan akut (Ispa).
Selain menggunakan masker, untuk menghindari Ispa dan gangguan kesehatan lainnya akibat udara tercemar asap karhutla, warga diimbau untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Baca Juga:
Status Kebakaran Hutan dan Lahan Darurat, Pemprov Riau Minta Bantuan BNPB
Menghadapi kondisi udara yang kurang baik akhir-akhir ini, sebagaimana dikutip Antara, pihaknya berupaya melakukan kegiatan yang dapat melindungi warga kota ini dari gangguan kesehatan akibat asap.
"Selain melakukan imbauan melalui jajaran Dinkes yang ada di seluruh 18 kecamatan, dalam beberapa hari terakhir pihaknya membagikan ribuan masker kepada warga setempat," ujar kadinkes. (*)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Biaya Padamkan Karhutla Mahal, Satu Menit Penerbangan Habiskan Rp 300 Juta

Operasi Terpadu Bikin Penanganan Karhutla Efektif, BNPB Siaga Sampai September 2025

Bongkar Rahasia di Balik Penurunan Drastis Karhutla Indonesia, Dari Jutaan Hektare Menjadi Ratusan Ribu Saja

Kemenhut Gelar Operasi Modifikasi Cuaca Tahap ke-3 Kendalikan Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau

Kemenhut Segel 10 Perusahaan Diduga Bakar Lahan, 2 Diberi Sanksi Administrasi

Berbagai Daerah Rawan Karhutla di Kalsel, BMKG Minta Pemda Waspada Sampai 18 Agustus 2025

Peneliti IPB Ungkap Strategi Cerdas Tekan Karhutla dengan Padukan AI dan Keterlibatan Masyarakat

Presiden Prabowo Perintahkan Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan Saat Kemarau Ini

Karhutla di Jambi Meluas, Menteri LH Perintahkan Pantau dan Jaga Lahan Gambut

Titik Panas di Kaltim Meningkat, Rata-Rata Harian di Atas 100 Titik
