Virus Marburg Merebak, Rwanda Terapkan Langkah Pengendalian

Dwi AstariniDwi Astarini - Rabu, 02 Oktober 2024
Virus Marburg Merebak, Rwanda Terapkan Langkah Pengendalian

Kelelawar buah disebut sebagai vektor penyebaran virus marburg.(foto: pexels-anacardia)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MERAHPUTIH.COM - RWANDA melakukan reaksi cepat. Beberapa hari setelah mengumumkan wabah virus marburg, pihak berwenang di negara tersbeut memperkenalkan langkah-langkah untuk mengendalikan penyebaran virus.

Penjabat Direktur Jenderal Rumah Sakit Pendidikan Universitas Butare Christian Ngarambe mengatakan langkah-langkah baru ini mengharuskan fasilitas kesehatan menerapkan protokol ketat untuk menerima dan menangani pasien yang menunjukkan gejala virus marburg. “Penting untuk mematuhi langkah-langkah pencegahan dan pengendalian infeksi,” tegasnya, seperti dilansir ANTARA, Rabu (2/10).

Langkah-langkah pengendalian itu meliputi pelarangan kunjungan ke pasien yang dirawat di rumah sakit selama 14 hari mendatang. Seorang pasien hanya diperbolehkan memiliki satu pendamping dalam satu waktu, sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Rwanda.

Selain itu, langkah pengendalian juga meliputi tata laksana pemakaman. Kementerian melarang upacara berjaga dan doa bersama untuk mengurangi risiko penularan virus. Upacara pemakaman bagi mereka yang meninggal akibat marburg dibatasi maksimal 50 orang, sedangan peti jenazah terbuka dilarang di rumah, gereja, atau masjid dan hanya diizinkan dilakukan di area yang telah ditentukan dalam fasilitas kesehatan dengan jumlah orang yang terbatas.

Baca juga:

Serius Gelar Grand Prix F1, Rwanda Sudah Ajukan Rencana


Hingga Senin (30/9), 26 orang telah dikonfirmasi terjangkit virus ini, termasuk sembilan orang yang meninggal. Kementerian Kesehatan Rwanda menyatakan hingga kini 300 individu yang diidentifikasi sebagai kontak kasus terkonfirmasi sedang diisolasi untuk pemantauan ketat.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut marburg punya tingkat kematian hingga 88 persen. Marburg berasal dari keluarga virus yang sama dengan ebola. Penyakit akibat virus marburg dimulai secara tiba-tiba, dengan gejala demam tinggi, sakit kepala parah, dan rasa tidak enak badan yang hebat. Banyak pasien mengalami gejala perdarahan hebat dalam tujuh hari.

Virus ini ditularkan ke manusia dari kelelawar buah dan menyebar antarmanusia melalui kontak langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi, permukaan, dan material yang terpapar virus. Gejala infeksi virus ini termasuk demam tinggi, sakit kepala hebat, muntah, dan nyeri otot.(*)

Baca juga:

Pernyataan Kemenkes Terkait Virus Mematikan Marburg di Indonesia

#Virus Marburg #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Bagikan