Ve Handojo: Indonesia Butuh Manajemen Seni

 Irene Gianov Irene Gianov - Senin, 17 April 2017
Ve Handojo: Indonesia Butuh Manajemen Seni

Ve Handojo saat ini sedang menekuni proyeknya bersama Atreyu Moniaga. (Foto: Ve Handojo)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Selain berkutat di bidang seni film, Ve Handojo juga berkutat di bidang seni murni. Dengan segala kesibukannya di bidang penulisan skenario film dan sinetron, Ve mengaku tidak sempat menekuni kesenangannya mengorganisasi pameran kecil untuk seniman-seniman muda. Sampai di tahun 2015 Ve bertemu dengan Atreyu Moniaga, seorang dosen dan seniman, ia merasa sudah saatnya kembali ke dunia seni murni.

"I’m not an artist, walaupun aku bisa nulis film, tapi enggak sampai dalam level seni yang seni banget gitu," aku Ve tentang dirinya sendiri. Ia melihat, saat ini di Indonesia banyak talenta yang bagus, karena 'bahan mentah' seni di Indonesia sangat kaya, mulai dari budaya, bahasa, tarian, dan masakan pun sangat banyak ragamnya di Indonesia. Sekarang pun apresiasi masyarakat Indonesia terhadap seni sudah sangat baik.

Namun, menurut Ve, Indonesia saat ini membutuhkan arts management (manajemen seni).

"Modal sebenernya ada, perusahaan ini-itu mau ngemodalin. Cuma, arts management yang menjadi penghubung seniman dan orang-orang yang mau modalin itu nggak ada. Kita bahkan enggak punya mata kuliahnya. Orang mau belajar arts management itu di Indonesia enggak ada, adanya di Singapura. Di Indonesia belajar seni enggak dapet arts management-nya, orang bisnis belajar juga nggak ngerti, 'eh bisnis seni tuh gimana sih'," jelas Ve Handojo.

Awalnya Ve berniat hanya memanajemen Atreyu seorang, tapi kemudian mereka membuat Atreyu Moniaga Project, sebuah perusahaan manajemen. "Atreyu Moniaga Project" ini menginkubasi dan memberi pelatihan seniman-seniman muda dalam seni fotografi ataupun ilustrasi. Jadi, para seniman itu bisa fokus dan bebas berkarya, dengan perusahaan ini yang akan memanajemen dan mempromosikan seniman-seniman tersebut.

"Selama-lamanya sih (di "Atreyu Moniaga Project"), karena saya happy. Di sini kita kan bukan mengambil seniman-seniman yang sudah jadi, tapi mengambil seniman-seniman baru. Dan kayaknya enggak ada lagi deh (yang seperti ini)," tutup Ve.

Selain artikel ini, Anda dapat pula menyimak artikel inspiratif lainnya di Avani Eco, Bahan Nabati Bisa Jadi Sikat Gigi.

#Seniman #Seni Dan Budaya #Seni Rupa #Karya Seni
Bagikan
Ditulis Oleh

Irene Gianov

Love Indonesia

Berita Terkait

Fun
Dari Bali hingga Korea, Art Jakarta 2025 Hadirkan Arus Baru Seni Kontemporer
Art Jakarta 2025 menghadirkan 75 galeri ternama dari 16 negara, baik dari kawasan Asia maupun luar Asia.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 11 September 2025
Dari Bali hingga Korea, Art Jakarta 2025 Hadirkan Arus Baru Seni Kontemporer
Indonesia
Kisruh Royalti Lagu, Pelaku Usaha dan Seniman Desak DPRD Solo Bubarkan LMKN
Polemik royalti lagu kini masih ricuh. Pelaku usaha hingga seniman mendesak DPRD Solo untuk membubarkan LMKN.
Soffi Amira - Sabtu, 23 Agustus 2025
Kisruh Royalti Lagu, Pelaku Usaha dan Seniman Desak DPRD Solo Bubarkan LMKN
Fun
Ruang Seni Portabel Pertama Hadir di Sudirman, Buka dengan Pameran ‘Dentuman Alam’
LQID Creative Space hadir sebagai ruang seni publik portabel pertama di Indonesia.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 21 Agustus 2025
Ruang Seni Portabel Pertama Hadir di Sudirman, Buka dengan Pameran ‘Dentuman Alam’
Indonesia
Gamelan Ethnic Music Festival 2025 Siap Digelar, Seniman dari 7 Daerah Bakal Ikut Meramaikan
Gamelan Ethnic Music Festival 2025 akan digelar pada 22-23 Agustus 2025. Seniman dari tujuh daerah akan ikut tampil.
Soffi Amira - Rabu, 20 Agustus 2025
Gamelan Ethnic Music Festival 2025 Siap Digelar, Seniman dari 7 Daerah Bakal Ikut Meramaikan
Dunia
Seniman Tato Korea Selatan Perjuangan Revisi Tattooist Act, Janjikan Praktik Sesuai Standar Kesehatan dan Keamanan
Di ‘Negeri Ginseng’ praktik tato oleh arti yang bukan dokter telah dilarang selama puluhan tahun, memicu perdebatan hukum.
Dwi Astarini - Selasa, 12 Agustus 2025
Seniman Tato Korea Selatan Perjuangan Revisi Tattooist Act, Janjikan Praktik Sesuai Standar Kesehatan dan Keamanan
Fun
ArtMoments Jakarta 2025 Tampilkan 600 Seniman dan 57 Galeri, Angkat Tema 'Restoration'
ArtMoments Jakarta 2025 menampilkan 57 galeri serta lebih dari 600 seniman, baik dari Indonesia maupun mancanegara.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 08 Agustus 2025
ArtMoments Jakarta 2025 Tampilkan 600 Seniman dan 57 Galeri, Angkat Tema 'Restoration'
Lifestyle
Emte Rilis ‘Life As I Know It’, Rayakan Kesendirian lewat Pameran Tunggal
Lewat observasi nan jeli, dan diselingi humor, Emte membawa pembaca ke ‘dunia kesendirian’ yang nyatanya tidaklah membuat merasa kesepian.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Emte Rilis ‘Life As I Know It’, Rayakan Kesendirian lewat Pameran Tunggal
Lifestyle
Pameran ‘PARALLELS’ di Ubud Art Ground Tampilkan Warisan Seni dalam Perspektif Kontemporer
Mempersembahkan karya-karya yang mempertemukan seniman asal Bali dan Tiongkok dalam sebuah percakapan visual lintas budaya.
Dwi Astarini - Jumat, 27 Juni 2025
Pameran ‘PARALLELS’ di Ubud Art Ground Tampilkan Warisan Seni dalam Perspektif Kontemporer
Lifestyle
Museum MACAN Gelar Pameran “GORENGAN Bureau”, Karya Adi Sundoro yang Penuh Edukasi
Museum MACAN menggelar pameran GORENGAN Bureau. Karya tersebut merupakan milik Adi Sundoro.
Soffi Amira - Minggu, 25 Mei 2025
Museum MACAN Gelar Pameran “GORENGAN Bureau”, Karya Adi Sundoro yang Penuh Edukasi
Lifestyle
Melihat Jejak Kolonialisme dan Krisis Lingkungan Karya Kei Imazu di Museum MACAN
Museum MACAN menggelar pameran The Sea is Barely Wrinkled. Pameran ini menampilkan karya perupa asal Jepang, Kei Imazu.
Soffi Amira - Sabtu, 24 Mei 2025
Melihat Jejak Kolonialisme dan Krisis Lingkungan Karya Kei Imazu di Museum MACAN
Bagikan