Vaksin Merah Putih Bakal Dihibahkan ke Negara Afrika


Vaksin Merah Putih Unair. (Foto: Unair)
MerahPutih.com - Vaksin merah putih yang dikembangkan Unair, sudah melewati uji pra klinik 1 dan 2 dari BPOM. Saat ini, sebanyak 90 relawan dengan rentang usia 18 sampai 60 tahun terlibat dalam uji klinis fase 1. Jika uji klinis fase 1 ini sukses, fase 2 akan dilakukan dengan melibatkan 400 relawan dan fase ketiga 5.000 relawan.
Setelah semua tahapan uji klinis ini berhasil, vaksin Merah Putih bisa disuntikkan ke masyarakat umum dengan target pertengahan tahun 2022. Vaksin ini, sudah mengantongi sertifikat halal 7 Februari 2022 sampai 6 Februari 2026.
Baca Juga:
100 Orang Bakal Disuntik Vaksin Merah Putih Buatan Unair
Menko PMK Muhadjir Effendy memaparkan, vaksin ini nantinya bukan hanya dipakai sebagai booster di dalam negeri. Vaksin, akan dihibahkan ke negara-negara di Benua Afrika.
"Vaksin Merah Putih ini, akan dihibahkan kepada negara-negara tetangga khususnya di benua Afrika yang memiliki kendala dalam vaksinasinya," ujarnya, Kamis (10/2).
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyampaikan vaksin Merah Putih akan digunakan sebagai booster atau penguat dan anak usia 3 tahun hingga 6 tahun.
"Karena saat ini pemerintah telah melakukan percepatan program vaksinasi sejak beberapa bulan yang lalu," ujarnya saat hadir virtual pada Kick Off Uji Klinis Vaksin Merah Putih di RSUD Dr Soetomo Surabaya, Rabu.
Vaksin tersebut dapat digunakan sebagai booster dan anak berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan dengan Presiden Joko Widodo.
Vaksin Merah Putih direncanakan dapat digunakan untuk vaksin donasi internasional dengan tujuan di beberapa negara di Benua Afrika.
"Karena penetrasi distribusi vaksin di Afrika agak lambat. Banyak donasi vaksin berbentuk Moderna dan Pfizer yang membutuhkan logistik dengan suhu yang cukup tinggi minus 25 hingga minus 28 derajat celsius," kata dia.
Budi menegaskan, Presiden Jokowi telah setuju menggunakan vaksin Merah Putih sebagai donasi Indonesia untuk negara-negara di luar negeri.

"Jadi tak hanya dipakai secara lokal (di Indonesia) saja tapi juga internasional juga," katanya.
Kendati demikian, lanjut Menkes, yang dibutuhkan saat ini adalah proses registrasi di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk uji klinis dan booster. Selanjutnya, registrasi tersebut juga dibutuhkan untuk bisa digunakan sebagai donasi ke Afrika.
"Harus dipastikan kelas vaksin ini di level internasional (jadi tidak uji klinis saja), tapi juga melakukan publikasi riset internasional sebanyak mungkin tentang vaksin sehingga bisa dilihat peneliti dunia," tutur dia.
Ada tujuh lembaga pengembang Vaksin Merah Putih yakni tim dari Universitas Airlangga (UNAIR), Institut Teknologi Banding (ITB), Universitas Indonesia (UI), Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman BRIN, Universitas Padjadjaran, dan tim LIPI yang sudah melebur dengan BRIN. (Asp)
Baca Juga:
Vaksin Merah Putih Masuk Tahap Hilirisasi di Bio Farma
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Penembak Charlie Kirk Tertangkap, Diserahkan sang Ayah setelah 33 Jam Buron

Ledakan Hebat Guncang Pamulang: Rumah Hancur, 7 Orang Luka Termasuk Bayi

Jadi Tersangka Korupsi Bansos, Rudy Tanoe Ajukan Praperadilan Lawan KPK

Rahayu Saraswati Keponakan Prabowo Mundur dari DPR, Fraksi Gerindra Langsung Proses Mekanismenya

Banjir Melanda Bali, BBMKG Prediksi Hujan Lebat Masih akan Terjadi hingga Beberapa Hari ke Depan

Menpora Dito Ariotedjo Pamitan di Instagram, Kena Reshuffle?

Hasil Kualifikasi Piala Asia U-23 2026: Rafael Struick Sumbang Gol, Timnas Indonesia U-23 Menang 5-0 Vs Makau

Oxford United Umumkan Peminjaman Marselino Ferdinan ke AS Trencin, Klub yang Pernah Diperkuat Witan Sulaeman

Timnas Indonesia Gilas Taiwan 6-0, Mauro Zijlstra dan Miliano Jonathans Catatkan Debut

Jadi Tersangka Kasus Korupsi, Nadiem Makarim Langsung Dipenjara di Rutan Salemba
