Utang Kereta Cepat Whoosh Jadi Sorotan, Purbaya Tegaskan Tidak Ditanggung APBN

ImanKImanK - Senin, 13 Oktober 2025
Utang Kereta Cepat Whoosh Jadi Sorotan, Purbaya Tegaskan Tidak Ditanggung APBN

Ilustrasi kereta cepat. Foto doc. KCIC

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa utang proyek kereta cepat Whoosh yang dioperasikan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) tidak akan ditanggung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Purbaya menilai tanggung jawab pelunasan utang tersebut seharusnya berada di bawah Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia, sebagai lembaga yang menaungi proyek strategis tersebut.

“Utang KCIC dibiayai APBN, saya belum dihubungi untuk masalah itu, nanti begitu ada saya di jumpa pers mingguan, saya kasih tahu updatenya seperti apa,” kata Purbaya via Zoom saat mengisi Media Gathering Kemenkeu 2025 di Novotel Bogor, Jawa Barat, belum lama ini.

Baca juga:

Utang Rp 116 Triliun Proyek Kereta Cepat Terancam Macet, Pemerintah Tetap Ingin Perpanjang Whoosh hingga Surabaya

Utang Kereta Cepat

Danantara Dinilai Mampu Menanggung Utang Sendiri

Hingga saat ini, Kementerian Keuangan belum menerima pembahasan resmi terkait usulan agar sebagian utang PT KCIC ditanggung negara.

Meski begitu, Purbaya menilai Danantara sebagai entitas investasi milik negara memiliki kekuatan finansial yang memadai untuk menyelesaikan persoalan ini.

“Yang jelas sekarang saya belum dihubungi tentang masalah itu. Tapi kalau ini kan di bawah Danantara kan ya. Kalau di bawah Danantara kan mereka sudah punya manajemen sendiri, sudah punya dividen sendiri yang rata-rata setahun bisa Rp80 triliun atau lebih,” ujarnya.

Menurutnya, Danantara harus mampu mengelola kewajiban keuangan proyek Whoosh dengan sumber daya yang mereka miliki, tanpa bergantung pada APBN.

“Harusnya mereka manage dari situ, jangan ke kita lagi. Karena kalau enggak ya semuanya ke kita lagi termasuk dividennya. Jadi ini kan mau dipisahin swasta sama government,” kata Purbaya.

Beban Proyek Swasta Tidak Ditanggung Negara

Purbaya juga mengingatkan agar pemisahan peran antara sektor swasta dan pemerintah tetap jelas dalam proyek-proyek strategis nasional. Skema pembiayaan seperti kereta cepat Jakarta–Bandung harus memiliki batas tanggung jawab yang transparan.

Baca juga:

Tingkatkan Volume Penumpang, Kereta Cepat Berikan Diskon Hingga Rp 50 Ribu

“Jangan kalau enak swasta, kalau enggak enak government. Posisi saya sekarang yang saya tahu seperti mana saya belum disusunin sama mereka,” tutupnya.

Pernyataan tersebut mempertegas posisi pemerintah bahwa proyek Whoosh harus tetap dikelola secara korporasi komersial, sesuai dengan prinsip awal bahwa pembiayaan dilakukan tanpa membebani APBN.

Utang Kereta Cepat

Utang Membengkak, Bunga Capai Rp2 Triliun per Tahun

Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung bernilai USD 7,27 miliar ini tidak berjalan semulus rel yang membentang dari Halim ke Tegalluar.

Sekitar 75 persen pendanaannya berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB), sementara sisanya dari modal para pemegang saham seperti KAI, Wijaya Karya, PTPN I, dan Jasa Marga.

Kini, beban bunga utang proyek tersebut mencapai hampir Rp2 triliun per tahun. Kondisi ini menekan kinerja keuangan PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), konsorsium pemegang 60 persen saham KCIC, yang mencatat kerugian Rp4,2 triliun pada 2024, dan Rp1,63 triliun pada semester pertama 2025.

Pendapatan dari operasional Whoosh juga belum mampu menutup biaya pinjaman. Sepanjang 2024, hanya 6 juta tiket yang terjual dengan harga rata-rata Rp250 ribu, menghasilkan pendapatan kotor Rp1,5 triliun jauh di bawah kebutuhan untuk menutupi beban bunga.

Baca juga:

Peringati Hari Pelanggan Nasional KCIC Catat 11 Juta Orang Telah Gunakan Kereta Cepat Whoosh

Opsi Penyelesaian: Tambah Modal atau Serahkan Infrastruktur

BPI Danantara disebut telah menyiapkan dua opsi untuk menyelesaikan masalah keuangan proyek KCIC:

  1. Penyertaan modal tambahan kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai salah satu pemegang saham, atau

  2. Penyerahan infrastruktur kereta cepat kepada pemerintah untuk dikelola secara nasional.

Kedua opsi tersebut masih dalam tahap pembahasan internal, dan hingga kini belum ada keputusan final.

Sekilas Tentang KCIC dan Awal Proyek Kereta Cepat

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) didirikan pada 2015 sebagai hasil kerja sama antara Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan Beijing Yawan HSR asal Tiongkok.

Baca juga:

AHY Janjikan Kereta Cepat Jakarta - Surabaya Dilengkapi Konsep Transit Oriented Development

Konsorsium Indonesia memegang 60 persen saham, sementara mitra Tiongkok memiliki 40 persen.

Proyek Jakarta–Bandung sepanjang 142,3 km ini awalnya diperkirakan menelan biaya USD 6,1 miliar, namun membengkak hingga USD 8,6 miliar sebelum ditekan menjadi sekitar USD 8 miliar.

Pembiayaannya diklaim sebagai skema business-to-business (B2B) tanpa jaminan APBN. Namun, pada 2021, pemerintah sempat mengucurkan Rp3,4 triliun dari APBN untuk menutup kelebihan biaya (cost overrun), yang memicu kritik publik.

#Utang Kereta Cepat #KCIC #APBN #Purbaya Yudhi Sadewa #Kementerian Keuangan #Danantara
Bagikan
Ditulis Oleh

ImanK

Berita Terkait

Berita
Utang Kereta Cepat Whoosh Jadi Sorotan, Purbaya: Bukan Beban Pemerintah!
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) tidak akan dibayar menggunakan APBN. Ia menilai Danantara memiliki kemampuan finansial untuk menanganinya.
ImanK - Senin, 13 Oktober 2025
Utang Kereta Cepat Whoosh Jadi Sorotan, Purbaya: Bukan Beban Pemerintah!
Indonesia
Utang Rp 116 Triliun Proyek Kereta Cepat Terancam Macet, Pemerintah Tetap Ingin Perpanjang Whoosh hingga Surabaya
Mensesneg sebut pemerintah sedang mencari skema terbaik untuk menyelesaikan masalah pembiayaan Whoosh.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 13 Oktober 2025
Utang Rp 116 Triliun Proyek Kereta Cepat Terancam Macet, Pemerintah Tetap Ingin Perpanjang Whoosh hingga Surabaya
Indonesia
Rencana APBN Dipakai untuk Bangun Ulang Ponpes Al Khoziny Berpotensi Picu Ketidakadilan dan Bikin Cemburu Kelompok Lain
Banyak pihak lain yang mengalami musibah tidak mendapatkan perlakuan serupa.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
Rencana APBN Dipakai untuk Bangun Ulang Ponpes Al Khoziny Berpotensi Picu Ketidakadilan dan Bikin Cemburu Kelompok Lain
Indonesia
Satgas BLBI di Ujung Tanduk, Menkeu Purbaya: Hasilnya Enggak Banyak-Banyak Amat, Membuat Ribut Saja
Masa tugas Satgas BLBI telah diperpanjang beberapa kali
Angga Yudha Pratama - Jumat, 10 Oktober 2025
Satgas BLBI di Ujung Tanduk, Menkeu Purbaya: Hasilnya Enggak Banyak-Banyak Amat, Membuat Ribut Saja
Indonesia
Menkeu Purbaya Pecat 26 Pegawai 'Nakal' DJP, Komisi XI DPR: Langkah Ini Bisa Pulihkan Kepercayaan Publik
Anggota Komisi XI DPR RI sebut Pemberantasan korupsi harus dilakukan tanpa pandang bulu.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 10 Oktober 2025
Menkeu Purbaya Pecat 26 Pegawai 'Nakal' DJP, Komisi XI DPR: Langkah Ini Bisa Pulihkan Kepercayaan Publik
Indonesia
Kepala Daerah Protes ke Menkeu Purbaya usai TKD Dipotong, DPR: Langkah Keliru dan Tidak Tepat
Sejumlah gubernur di Indonesia mendatangi kantor Kementerian Keuangan. Hal itu terkait pemangkasan TKD dalam rancangan APBN 2026.
Soffi Amira - Jumat, 10 Oktober 2025
Kepala Daerah Protes ke Menkeu Purbaya usai TKD Dipotong, DPR: Langkah Keliru dan Tidak Tepat
Indonesia
Jadi Idola Baru, Menkeu Purbaya Kaget saat Ditanya Rencana Jadi Cawapres
Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, kaget saat ditanya wartawan soal rencana menjadi cawapres di Pilpres 2029.
Soffi Amira - Jumat, 10 Oktober 2025
Jadi Idola Baru, Menkeu Purbaya Kaget saat Ditanya Rencana Jadi Cawapres
Indonesia
UU APBN sudah Sah, Pramono Akui para Gubernur di Indonesia Sulit Batalkan Pemangkasan TKD
Saat ini Pramono memilih untuk menerima keputusan Kementerian Keuangan yang memotong dana transfer ke Jakarta sebesar Rp 15 triliun menjadi hanya Rp 11 triliun.
Dwi Astarini - Kamis, 09 Oktober 2025
UU APBN sudah Sah, Pramono Akui para Gubernur di Indonesia Sulit Batalkan Pemangkasan TKD
Indonesia
Pemprov DKI dan BP Danantara Bersinergi Kembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
CEO Danantara sebut pengembangan proyek PLTSA akan mulai dilakukan pada awal November 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 09 Oktober 2025
Pemprov DKI dan BP Danantara Bersinergi Kembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Indonesia
Pramono tak Ikut Protes ke Menkeu Purbaya soal Pemangkasan APBD 2026, ini Alasannya
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, tak ikut protes ke Menkeu, Purbaya Yudhi Sadewa, soal pemangkasan APBD 2026.
Soffi Amira - Kamis, 09 Oktober 2025
Pramono tak Ikut Protes ke Menkeu Purbaya soal Pemangkasan APBD 2026, ini Alasannya
Bagikan