Kesehatan Mental

Upaya Remaja Lepas Total dari Kecanduan Media Sosial

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Jumat, 03 November 2023
Upaya Remaja Lepas Total dari Kecanduan Media Sosial

Kecanduan bermain ponsel pintar. (Foto: Pexels/Karolina Grabowska)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

TEKNOLOGI berkembang semakin pesat. Informasi mengalir kian cepat. Namun, kemampuan orang, terutama remaja, untuk berpikir fokus justru melambat. Media sosial dianggap pangkal perkaranya.

Kecanduan media sosial membuat remaja susah fokus. Menurut laporan terbaru dari Common Sense Media, remaja lebih aktif mendapatkan notifikasi sebanyak 237 notifikasi setiap hari, membuat mereka menjadi tidak fokus. Jadi, bagaimanakah cara mengatasinya?

Dilansir laman Healthline, yang perlu kamu lakukan adalah mengambil lebih banyak jeda dan menetapkan batasan yang tegas untuk diri sendiri. Rutinitas ini akan membantumu mencegah ketergantungan yang berlebihan pada media sosial sebelum menjadi berbahaya.

"Penting juga untuk beristirahat secara teratur dari media sosial untuk membantu menemukan apa yang lebih penting dalam kehidupan nyata," sebut healthline.com.

Namun ada beberapa kekhawatiran tentang dampak dari notifikasi sosial media. Sebab, notifikasi dapat mengganggu. Berdasarkan laporan tadi, sekitar 200 remaja dari usia 11 hingga 17 tahun yang menggunakan alat komunikasi mereka, menerima sekitar 25% notifikasi selama berada di lingkungan sekolah.

Baca juga:

Pebble, Media Sosial Mirip X akan Ditutup

media sosial
Notifikasi media sosial dapat memengaruhi aktivitas anak. (Foto: Pexels/Yan Krukau)

Psikolog John Duffy mengakui keakuratan temuan laporan tersebut. Dia menekankan juga bahwa generasi digital native cenderung lebih rajin membuka ponsel mereka karena notifikasi menarik perhatian mereka. Fokus pun teralihkan. Lepas dari notifikasi media sosial cukup sulit dilakukan, tapi bukan tidak mungkin.

“Saya bekerja dengan remaja dan dewasa muda selama sekitar 40 jam seminggu. … Penelitian ini membuahkan hasil 100%,” kata John Duffy, seperti dikutip edition.cnn.com.

Penelitian tersebut juga menunjukan bahwa ponsel pintar telah menjadi 'pendamping setia' bagi para remaja. Rata-rata mereka memeriksa ponselnya lebih dari 100 kali tiap hari. Bagi banyak orang, perangkat ini dianggap sangat diperlukan dan sulit dilepaskan.

Para peserta dalam penelitian ini mengungkapkan ketergantungan mereka terhadap sosial media untuk meredakan emosi mereka. Salah satu aplikasi yang disebut dalam penelitian ini adalah TikTok.

Remaja di penelitian ini memakainya lebih dari tujuh jam sehari. TikTok digambarkan sebagai aplikasi yang sangat adiktif. "Algoritma TikTok sangat membuat ketagihan. Itu lah yang membuatmu tenggelam," kata salah perwakilan organisasi pemuda.

Beberapa mereka justru mengutarakan hal sebaliknya. Seorang siswa mengatakan bahwa perasaannya menjadi bebas saat tidak memainkan ponsel.

Baca juga:

Hati-Hari Bermedia Sosial, Ini Dampaknya

media sosial
Orang tua diharapkan untuk selalu memantau dan membatasi anak dalam memainkan media sosial. (Foto: Pexels/George Pak)

“Ketika saya kehilangan ponsel saya... Saya tidak memiliki ponsel selama seminggu, dan momen itu luar biasa. Dengan tidak memiliki ponsel, beban yang ada di pundakmu serasa hilang. Hal ini hampir membebaskanmu.”

Penggunaan ponsel yang berlebihan, ditambah dengan tekanan untuk merespons notifikasi, sering kali menimbulkan kecemasan bagi para remaja.

Selain itu, laporan di atas juga menganjurkan agar orang dewasa turun tangan membantu remaja mengembangkan kebiasaan menggunakan ponsel ke arah yang lebih sehat.

Pendiri dan CEO Common Sense Media, James P. Steyer, menjelaskan bahwa keterlibatan orang dewasa sangat penting. Mereka dapat memberi batasan dan teguran ke perusahaan teknologi agar lebih serius dalam melindungi kesehatan anak-anak.

Ada satu fakta yang menggembirakan dalam temuan ini. "Sangat jelas bahwa remaja berjuang untuk mengatur penggunaan ponsel mereka yang berdampak serius pada kemampuan mereka untuk fokus dan kesehatan mental secara keseluruhan," kata Steyer. (nda)


Baca juga:

Flexing di Media Sosial Tanda Kurang Percaya Diri

#Media Sosial #Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Fun
Kumpulan Ucapan Natal Cocok untuk WhatsApp dan Media Sosial
Kumpulan 25 ucapan Natal yang hangat dan menyentuh, cocok dibagikan di media sosial dan WhatsApp untuk keluarga, teman, dan rekan kerja.
ImanK - Rabu, 24 Desember 2025
Kumpulan Ucapan Natal Cocok untuk WhatsApp dan Media Sosial
Indonesia
Imbas Konten Pornografi, X Harus Bayar Denda Rp 80 Juta ke Pemerintah
X telah membayar denda Rp 80 juta ke pemerintah. Hal itu imbas dari konten pornografi yang tersebar di platform tersebut.
Soffi Amira - Minggu, 14 Desember 2025
Imbas Konten Pornografi, X Harus Bayar Denda Rp 80 Juta ke Pemerintah
Indonesia
Polda Jabar Bakal Selidiki YouTuber Resbob Terkait Dugaan Ujaran Kebencian
Kasus ini mencuat setelah dalam salah satu siaran di YouTube, Resbob melontarkan ucapan bernada penghinaan terhadap pendukung Persib dan masyarakat Sunda. Tayangan tersebut kemudian viral dan memicu kemarahan publik.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 12 Desember 2025
Polda Jabar Bakal Selidiki YouTuber Resbob Terkait Dugaan Ujaran Kebencian
Indonesia
DPR Usul Buzzer Bisa Langsung Diusut Tanpa Aduan, Revisi UU ITE Kembali Diungkapkan
Agar dilakukan revisi terhadap Undang-Undang ITE, agar konten dari buzzer yang berpotensi memicu kerusuhan dapat ditindak tanpa harus melalui delik aduan.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 08 Desember 2025
DPR Usul Buzzer Bisa Langsung Diusut Tanpa Aduan, Revisi UU ITE Kembali Diungkapkan
Indonesia
Indonesia Resmi Atur Anak di Ruang Digital, Sanksi Bagi Platform Tengah Dirumuskan
PP Tunas juga tidak hanya mengatur media sosial, tetapi juga mengatur seluruh penyelenggara sistem elektronik (PSE) mengingat semua platform digital juga memiliki fitur komunikasi dengan orang tidak dikenal.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 08 Desember 2025
Indonesia Resmi Atur Anak di Ruang Digital, Sanksi Bagi Platform Tengah Dirumuskan
Indonesia
Menkomdigi Tegaskan Batas Usia Pengguna Medsos Wajib Dipatuhi, PSE Siap Kena Sanksi
Meutya Hafid menegaskan batas usia anak untuk akun media sosial dalam PP Tunas. PSE wajib mematuhi aturan atau menerima sanksi dari pemerintah.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 08 Desember 2025
Menkomdigi Tegaskan Batas Usia Pengguna Medsos Wajib Dipatuhi, PSE Siap Kena Sanksi
Dunia
Larangan Medsos di Australia, Meta Mulai Keluarkan Anak-Anak dari Instagram dan Facebook
Diperkirakan, 150 ribu pengguna Facebook dan 350 ribu akun Instagram akan terdampak.
Dwi Astarini - Kamis, 04 Desember 2025
 Larangan Medsos di Australia, Meta Mulai Keluarkan Anak-Anak dari Instagram dan Facebook
Olahraga
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
Raphael Varane mengaku dirinya mengalami depresi saat masih membela Real Madrid. Ia menceritakan itu saat wawancara bersama Le Monde.
Soffi Amira - Rabu, 03 Desember 2025
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
Indonesia
Buntut Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Pramono Kaji Pembatasan Medsos Bagi Siswa
Pemprov akan menerapkan sanksi bagi pelaku pelanggaran dan menegakkan aturan secara konsisten.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 19 November 2025
Buntut Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Pramono Kaji Pembatasan Medsos Bagi Siswa
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA] : Mark Zuckerberg Sebut, Jika Perang antara AS dan Iran Pecah, Dunia akan Kehilangan Media Sosial Instagram hingga Google
Tidak ditemukan pernyataan resmi atau pemberitaan kredibel tentang Mark Zuckerberg yang mengaitkan konflik Iran-AS dengan matinya Google atau internet secara global.
Dwi Astarini - Senin, 10 November 2025
[HOAKS atau FAKTA] : Mark Zuckerberg Sebut, Jika Perang antara AS dan Iran Pecah, Dunia akan Kehilangan Media Sosial Instagram hingga Google
Bagikan