Ulama Yogyakarta Anggap Sabda Raja Dipaksakan


M Jadul Maulana, selaku pengasuh Pondok Pesantren Kaliopak, Bantul, berpidato kebudayaan di Alun-Alun utara Yogyakarta, 2012. (Foto: Istimewa)
MerahPutih Nasional - Sabda Raja Sultan Hamengku Buwono X dikeluarkan 30 April 2015 berisi lima poin tentang perubahan tatanan pemerintahan kesultanan. Hal ini dinilai Muhammad Jadul Maulana, ulama sekaligus budayawan Yogyakarta, sebagai bentuk pemaksaan untuk menyelamatkan garis keturunan melalui pengangkatan putri sulung Sultan GKR Pembayun menjadi putri mahkota.
"Masalah internal kesultanan ingin memaksa kehendak dengan menetapkan putri sebagai putri mahkota walaupun itu sudah merubah tatanan yang ada," ujar Wakil Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama Yogyakarta ini kepada Merahputih.com melalui sambungan telepon, Jumat (8/5).
Meski demikian, Jadul mengatakan, sebesar apa pun penolakan yang terjadi dari lingkungan eksternal kesultanan, tidak akan memengaruhi penetapan tersebut. "Karena ini lebih pada masalah internal kesultanan," tegasnya.
Mantan Wakil Ketua PP Lesbumi ini berharap tatanan yang telah ada di internal kesultanan tidak berubah. Pasalnya, Yogyakarta sebagai pusat perkembangan Islam Jawa perlu dijaga dari dalam. "Para Kyai memperhatikan Yogyakarta sebagai pusat sejarah Islam jawa. Jadi bentuknya hanya berupa imbauan kepada Sultan," katanya.
Pekan lalu, Sri Sultan HB X mengeluarkan sabdatama yang berisi delapan poin utama. Selain itu, gelar khalifatullah dihilangkan. Sultan telah mengeluarkan dua kali Sabda Raja di Sitinggil, Keraton Yogyakarta, dalam satu pekan. Sabda Raja I pada 30 April 2015 dan Sabda Raja II pada 5 Mei 2015. (AB)
Baca Juga:
Ulama NU: Peristiwa Sabda Raja Semacam Erupsi
Jadul Maulana: Penghapusan Khalifatullah sebagai Bentuk Disorientasi Karakter Manusia Islam
Bagikan
Fredy Wansyah
Berita Terkait
Kearifan Lokal Jaga Warga Bikin Yogyakarta Cepat Pulih Dari Demo Berujung Rusuh

KAI Daop 6 Yogyakarta Layani 219.400 Penumpang Selama Long Weekend Maulid Nabi

Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa

Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY

Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen

85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi

Viral, Driver Ojol Dikeroyok karena Telat Antar Kopi, Ratusan Rekan Geruduk Rumah Customer

Film Dokumenter 'Jagad’e Raminten': Merayakan Warisan Inklusivitas dan Cinta dari Sosok Ikonik Yogyakarta

Libur Panjang, KAI Commuter Yogyakarta Tambah 4 Perjalanan Jadi 31 Trip Per Hari

Heboh Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, Nama Tersangka Penyerebot Sudah di Kantong Polisi
