Ucapan Puan soal Sumbar Rugikan PDIP


Ketua DPR RI Puan Maharani (kanan) didampingi Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (kiri) pidato pengantar dalam rangka Sidang Bersama DPR-DPD di Ruang Rapat Paripurna, Komplek Parlemen, Jakarta, Jumat (14-8
MerahPutih.com - Ucapan Ketua DPR Puan Maharani yang menyinggung semangat Pancasila warga Minang menuai polemik. Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago, menilai, ucapan itu bisa merugikan dirinya sendiri.
Menurut Pangi, pernyataan Puan itu bisa digoreng oleh lawan politiknya di kemudian hari yang tidak menguntungkan citra anak Presiden Indonesia ke-5 Megawati Soekarnoputri itu di mata pemilih
Baca Juga
"Jejak digital bisa digoreng di kemudian hari oleh lawan politiknya," katanya kepada wartawan, Jumat (4/9).
Selain itu, ucapan Puan dalam momentum jelang pilkada ini merugikan pasangan Mulyadi-Ali Mukhni yang diusung koalisi Partai Demokrat dan PDIP sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat.
"Pasangan ini akan menuai sentimen negatif dan resistensi pemilih akan semakin tinggi. Pasangan ini berpotensi besar ditinggal pemilih yang kecewa hanya gara-gara dukungan partai yang pimpinannya membuat pernyataan ngawur," tuturnya.
Pangi heran mengapa Puan begitu berani mengeluarkan pernyataan "Semoga Sumatera Barat menjadi Provinsi yang memang mendukung Negara Pancasila" saat mengumumkan kandidat calon kepala daerah yang PDIP usung Rabu kemarin.

Seharusnya, Puan berusaha merangkul masyarakat Minangkabau jika ingin jagoannya mendapatkan simpati dan dukungan.
"Kami tidak menyangka beliau mencurigai ke-pancasila-an orang Minang dalam kapasitasnya sebagai pimpinan partai politik," tuturnya.
Ia mengharapkan pernyataan Puan bukan karena PDIP tak punya legislator di DPR dari daerah pemilihan Sumbar.
“Jangan begitulah, partai moncong putih anda enggak punya kursi dari Dapil Sumbar di parlemen lalu langsung mencurigai Sumbar tak mendukung negara Pancasila,” pungkasnya.
Politikus PDIP Arteria Dahlan mengatakan masyarakat Minang semestinya menjaga Puan Maharani. Menurut Arteria, Puan justru aset dan kebanggaan bagi orang Minang.
"Harusnya orang Minang menjaga Mbak Puan, beliau aset dan sekaligus kebanggaan orang Minang," kata Arteria.
Arteria beralasan Puan adalah perempuan pertama yang menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat.
"Kan harusnya orang Minang khususnya perempuan Minang bangga, punya Ketua DPR RI pertama kalinya perempuan dan perempuan Minang pula," jelas Arteria.
Hal ini disampaikan Arteria menyangkut banyaknya kritik terhadap Puan lantaran pernyataan 'semoga Sumbar menjadi provinsi pendukung negara Pancasila'. Ucapan itu dilontarkan Puan saat mengumumkan calon gubernur-wakil gubernur yang diusung PDIP di Pilkada 2020 pada Rabu lalu, 2 September 2020.
Arteria pun membeberkan silsilah Puan yang memiliki kaitan dengan suku Minang. Ayah Puan, Taufiq Kiemas, adalah seorang Datuk Basa Batuah dari Batipuh, Tanah Datar, Sumatera Barat. Sedangkan ibu Puan, Megawati Soekarnoputri berdarah Minang dengan gelar Puti Reno Nilam.
Arteria mengatakan bahwa Fatmawati, nenek Puan, adalah anak dari tokoh Muhammadiyah di Bengkulu. Ia juga menyinggung kebersamaan kakek Puan, Bung Karno, dengan tokoh-tokoh asal Minang dalam memperjuangkan kemerdekaan. Seperti Bung Hatta, M. Yamin, K.H. Agus Salim, M. Natsir, Rangkayo Rasuna Said, dan lainnya.
Baca Juga
Sindir Puan, Anak Buah Prabowo: Rakyat Sumbar Sangat Pancasilais
"Sampai sekarang pun Mbak Puan masih kelihatan banget orang Minangnya dan kelihatan sekali bagaimana beliau konsisten meneruskan politik keberpihakannya terhadap orang Minang, baik di kebijakan kepartaian maupun kebijakan fraksi di DPR RI," ujar Arteria.
Arteria pun meminta masyarakat Minang lebih bijaksana menyikapi pernyataan Puan yang menjadi polemik itu. Menurut dia, Puan sama sekali tak bermaksud menyinggung masyarakat Minang. (Knu)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Arif Budimanta Seorang Ekonom, Aktivis Muhammadiyah dan Politikus PDIP Meninggal

Puan Pastikan Transformasi DPR, Janji Lebih Transparan dan Aspiratif

Puan Maharani Kumpulkan Pimpinan Fraksi Partai, Bahas Transformasi DPR

Fraksi PDIP Sebut Deddy Sitorus dan Sadarestuwati Minta Maaf, Pelajaran Etika Bagi PDIP

Komentar PDIP Soal Partai Politik Nonaktifkan Anggota DPR

Fraksi PDIP Setuju Tunjangan di Luar Batas Dihentikan, Beri Ultimatum ke Anggota

Puan Kembali Minta Maaf Atas Kinerja DPR, Rencana Kumpulkan Tokoh Buat Evaluasi

Puan Minta Insiden Driver Ojol Tewas ‘Dilindas’ Rantis Diusut hingga Tuntas

Ojol Tewas Dilindas Rantis Brimob, Ketua DPR: Insiden Memilukan

Soal Wacana Beli LPG 3 Kg Wajib Pakai NIK, Puan: Pemerintah Harus Adil dan Transparan
