Twitter Luncurkan Fitur Cek Fakta
Birdwatch, fitur cek fakta dari Twitter. (Foto: The Verge/Alex Castro)
TWITTER baru-baru ini telah meluncurkan fitur baru bernama Birdwatch. Fitur ini digunakan untuk mengatasi adanya penyebaran informasi yang salah dalam platform, memungkinkan pengguna untuk memeriksa fakta dari sebuah unggahan.
Dilansir dari laman The Verge Senin (25/1), Twitter mengumumkan fitur baru tersebut pada Senin 25 Januari. Untuk memulai Birdwatch Sekitar 1.000 pengguna di AS dilibatkan dalam program uji coba. Peserta uji coba dapat menambahkan catatan ke suatu unggahan untuk memberikan penjelasan dan fakta dari tweet tersebut.
Baca juga:
Saat ini, pengguna yang berpartisipasi dalam uji coba dapat menulis catatannya di tweet terpisah, tetapi catatan tidak akan terlihat secara publik di Twitter itu sendiri, hanya di situs web Birdwatch. Pengguna uji coba juga dapat menilai catatan yang dikirimkan oleh peserta lain dalam Birdwatch.
Berikut adalah contoh tampilan tweet dengan catatan Birdwatch:
“Kami yakin pendekatan ini memiliki potensi untuk merespons dengan cepat ketika informasi yang menyesatkan menyebar, menambahkan konteks yang dipercaya orang dan dianggap berharga,” tulis VP produk Twitter, Keith Coleman, dalam sebuah unggahan blog.
“Pada akhirnya, kami bertujuan untuk membuat catatan yang terlihat langsung di Tweet untuk pengguna Twitter global, jika ada kerjasama dari sekumpulan kontributor yang luas dan beragam.” Lanjutnya.
Baca juga:
Twitter akan Beri Peringatan Pengguna Sebelum 'Like' Tweet yang Menyesatkan
Sama seperti kebanyakan perusahaan media sosial, Twitter telah bergulat dengan adanya penyebaran informasi yang salah atau propaganda di platformnya.
Perusahaan tersebut mengambil langkah-langkah untuk mencoba memerangi kesalahan informasi mengenai pemilu selama kampanye kepresidenan AS dan setelahnya dengan memberi label pada tweet yang memberikan informasi salah atau menyesatkan.
Twitter mengatakan telah mewawancarai lebih dari 100 orang anggota politik AS, dan mereka memberi tahu perusahaan bahwa catatan dari Birdwatch, memberikan konteks yang berguna untuk lebih memahami tweet.
“Tujuan kami adalah membuat Birdwatch di tempat terbuka, dan dibentuk oleh komunitas Twitter,” tulis Coleman. Semua data yang dikontribusikan ke Birdwatch akan tersedia dan dapat diunduh dalam file TSV, Twitter juga akan menerbitkan algoritma yang mendukung dapat program Birdwatch, kata perusahaan itu.
“Kami tahu ada sejumlah tantangan dalam membangun sistem berbasis komunitas seperti ini. Mulai dari membuatnya tahan terhadap upaya manipulasi, hingga memastikannya tidak didominasi oleh kelompok mayoritas atau bias berdasarkan distribusi kontributornya. Kami akan fokus pada hal-hal ini selama uji coba. ” kata Coleman. (Kna)
Baca juga:
Twitter Rilis Kebijakan Baru Terkait Verifikasi Centang Biru
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Buntut Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Pramono Kaji Pembatasan Medsos Bagi Siswa
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Larang Jokowi Bepergian ke Luar Negeri terkait Kasus Ijazah Palsu
[HOAKS atau FAKTA]: Gibran Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Dianggap Lebih Berjasa dari Soekarno dan Soeharto
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Angkat Titiek Soeharto Jadi Ketua DPR RI untuk Basmi Koruptor dan Mafia
Samsung Galaxy S27 Ultra Mau Bawa Fitur Polar ID, Siap Saingi Face ID Apple
[HOAKS atau FAKTA] : Mark Zuckerberg Sebut, Jika Perang antara AS dan Iran Pecah, Dunia akan Kehilangan Media Sosial Instagram hingga Google
Akun Medsos Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Diperiksa, Polisi Temukan Barang Bukti Penting
[HOAKS atau FAKTA]: Luhut Minta Prabowo Ganti Menkeu Purbaya, Dianggap tak Paham Pengelolaan Anggaran Negara
[HOAKS atau FAKTA]: Puan Maharani Gandeng Anies Baswedan di Pilpres 2029, Pede Bisa Raih 68 Persen Suara
[HOAKS atau FAKTA]: Menkeu Purbaya Bakal Kembalikan Harga BBM di Indonesia seperti Era Soeharto