Tugu Corona Jadi Daya Tarik Wisata Pekanbaru


Tugu Corona jadi daya tarik wisata Pekanbaru. (Foto: Instagram/@pkucity)
TUGU Virus Corona yang didirikan oleh Pengelola objek wisata di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, ramai didatangi pengunjung saat libur Nataru meski pandemi.
Tugu tersebut dibangun agar masyarakat mengingat pandemi COVID-19 pernah terjadi di Indonesia. Tugu ini didesain begitu menarik agar menjadi daya tarik pengunjung.
Baca juga:
"Kita sengaja desain dengan warna-warna lucu supaya orang tidak perlu lagi takut dengan pandemi, tapi berhati-hati dalam menjalani tatanan kehidupan normal baru," kata Manajer Asia Farm, Edy di Pekanbaru, dikutip dari Antaranews, Senin (28/12).
Tugu setinggi sekitar empat meter dengan bentuk virus Corona ini menghiasi jalan masuk ke objek wisata Asia Farm. Tugu yang terbuat dari beton tersebut didesain unik karena berbentuk karikatur virus dengan memadukan warna putih, merah muda, dan ungu. Di sekeliling tugu, dibuat tangga dari batu dan papan yang bertuliskan "CORONA" berwarna-warni.
View this post on Instagram
Edy mengatakan tugu ini dibuat dengan tujuan menarik perhatian masyarakat untuk datang dan berwisata di tengah pandemi ini. Namun, pengunjung harus tetap menjalankan protokol kesehatan yang berlaku seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Menurut Edy, sektor pariwisata yang terdampak pandemi memaksa pengelola objek wisata harus bertindak kreatif untuk beradaptasi serta bisa bertahan dalam menjalankan bisnisnya.
Dengan jumlah pengunjung yang menurun drastis, bahkan objek wisata di Pekanbaru tersebut sempat tidak dioperasikan saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada Mei.
Baca juga:
"Kita sempat kocar-kacir karena ada 70 orang yang bekerja di tempat ini, sedangkan saat PSBB kita tidak boleh buka," ujar Edy.

Ia mengatakan para pelaku wisata juga harus cepat beradaptasi dengan menerapkan protokol kesehatan, seperti wajib menggunakan masker, menyediakan tempat cuci tangan, mengukur suhu badan pengunjung, serta menerapkan pembatasan jarak fisik agar tidak membuat kerumunan.
"Kami bersyukur Asia Farm konsepnya wisata tempat terbuka, dan kini luas area kami mencapai 6 hektare dan ada 40 wahana serta 26 satwa peternakan untuk edukasi," kata Edy.
Meski demikian, Edy mengatakan jumlah pengunjung tidak seramai seperti sebelum pandemi. Hal ini dikarenakan pengelola yang membatasi jumlahnya, yakni hanya 50 persen pengunjung dari kapasitas ruang tersedia. (kna)
Baca Juga:
Sertifikat CHSE untuk Bangkitkan Sektor Pariwisata di Tengah Pandemi
Bagikan
Berita Terkait
Airbnb & SEVENTEEN Hadirkan Pengalaman Eksklusif di Seoul, LA, dan Tokyo, Bikin Pengalaman tak hanya Konser Biasa

Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman

PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas

MBG Jadi 'Senjata Rahasia' Pemerintah untuk Tarik Wisatawan, Sampai Bikin Dunia Kagum dan Geleng-Geleng Kepala

Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan

Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur

DPR Desak Pemerintah Kembangkan Wisata Budaya Berbasis Desa

Korea Utara Buka Resor Pantai Baru demi Cuan di Tengah Sanksi Ketat

Tidak Perlu Ribet Isi Berbagai Aplikasi Pulang Dari Luar Negeri, Tinggal Isi ALL Indonesia

Dibekali Kemampuan Bahasa Asing, Personel Satpol PP DKI Jakarta Dikerahkan ke Kawasan Wisata dan Hiburan
