Tubuh Manusia Bakal Alami Perubahan Drastis saat Tinggal di Mars


Tubuh manusia akan mengalami perubahan drastis saat tinggal di Mars. Foto: Dok/NASA
MerahPutih.com - Manusia yang tinggal di Mars nantinya akan mengalami perubahan fisik drastis. Bahkan, kemungkinan bakal berkembang menjadi sub-spesies baru, kata seorang ahli.
Pendiri OsteoStrong, Kyle Zagrodzky menjelaskan, bahwa lingkungan Mars dapat mendorong manusia untuk berevolusi menjadi versi "sepupu Bumi".
Pada awalnya, astronaut yang menuju Mars akan merasa cukup baik. Menurut Zagrodzky, hal itu dikarenakan adanya tingkat gravitasi yang lebih rendah, kemudian meringankan beban pada tulang dan persendian mereka.
“Pendatang baru akan mendapatkan keuntungan fisik yang sangat besar dalam jangka pendek, sampai tulang dan otot mereka tidak terganggu," katanya dikutip dari The Sun, Senin (26/8).
Manusia yang Hidup di Mars Bisa Menderita Osteoporosis
Hidup dalam gravitasi Mars sama dengan sekitar 38% gravitasi Bumi. Dalam jangka waktu lama, diperkirakan akan memberikan dampak signifikan pada tubuh manusia.
Berdasarkan studi yang dilakukan Stanford pada 2020 menemukan, bahwa astronaut yang menjalankan misi tiga tahun ke Mars dan kembali lagi ke Bumi, akan kehilangan sepertiga kepadatan tulang mereka. Lalu, sebagian dari mereka bisa menderita osteoporosis.
“Bagi pengunjung dewasa baru, pemanjangan tulang belakang mungkin merupakan perubahan pertama yang terlihat,” lanjut Zagrodzky.
“Selain perubahan distribusi lemak, yang mungkin terlihat semakin aneh seiring berjalannya waktu, kita mungkin tidak akan melihat perubahan fisik yang signifikan pada orang dewasa yang mengunjungi Mars dalam jangka waktu singkat.”
Rencana besar untuk menjajah Mars juga membingunkan orang-orang seperti Zagrodzky, yang sangat tidak yakin bagaimana manusia akan “bertahan hidup” di lingkungan yang keras. Jika visi masa depan Elon Musk terwujud, maka manusia bisa hidup di Mars tanpa batas waktu.
Elon Musk sendiri ingin membawa manusia ke Mars dalam waktu kurang dari 10 tahun lagi. Kemudian, membangun kota di sana dalam dua dekade.
“Generasi baru yang lahir di Mars kemungkinan besar akan terlihat jauh berbeda dengan sepupu mereka di Bumi,” kata Zagrodzky.
Saat ditanya seperti apa rupa manusia generasi baru ini, Zagrodzky berkata: “Perubahan distribusi lemak, membuat wajah terlihat lebih sembab kemungkinan besar akan menjadi perubahan pertama yang kita lihat.
“Satu generasi baru yang tumbuh sejak lahir akan terlihat sangat berbeda, terutama setelah masa pubertas.”
Manusia yang Lahir di Mars Alami Perubahan di Tulang Belakang
Manusia kelahiran Mars tidak hanya memiliki wajah yang lebih bulat, tetapi juga tulang belakang dan anggota badan yang lebih panjang. Mereka mungkin juga pucat secara kronis, karena perkembangan kardiovaskular yang menyimpang.
“Di bumi, adaptasi signifikan terjadi selama tahun-tahun awal pertumbuhan dan melalui masa pubertas,” jelas Zagrodzky.
“Tanpa efek gravitasi bumi, saya memperkirakan manusia akan jauh lebih lemah secara keseluruhan: perkembangan tulang, otot, dan kardiovaskular akan sangat terhambat.”
Ia menambahkan, Mars akan jauh lebih lemah dibandingkan di Bumi. Selain itu, mereka akan bergulat dengan konsekuensi radiasi kosmik dan gangguan kadar glukosa darah.
“Otot digunakan lebih dari sekadar kekuatan. Mereka juga mengandung reseptor insulin yang penting untuk mengatur kadar glukosa darah," kata Zagrodzky.
“Otot yang lemah dan kurang berkembang kemungkinan akan memiliki lebih sedikit reseptor insulin, dan saya membayangkan bahwa Diabetes Tipe 2 akan menjadi salah satu dari banyak masalah serius yang akan dihadapi penduduk Mars.”
Pada Maret lalu, mantan ketua badan antariksa nasional Ukraina yang beralih menjadi pengusaha kosmik, Volodymyr Usov mengatakan, bahwa kita memerlukan astronaut yang dimodifikasi secara genetik untuk menjajah Mars.
Ia juga menyetujui, bahwa biologi kita menghambat manusia untuk menjajah planet lain. Usov juga berpendapat, industri swasta dan ilmuwan harus berinvestasi lebih banyak dalam mengadaptasi biologi manusia untuk ruang angkasa. Jika tidak, kata Usov, perjalanan luar angkasa jangka panjang akan mustahil dilakukan. (sof)
Bagikan
Soffi Amira
Berita Terkait
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia

Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii

Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar

Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini

Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!

Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali

Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif

Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo

Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
