Trump Ingin Amerika Serikat Kendalikan Gaza, Sebut Sebagai Zona Kebebasan


Ilustrasi - Warga Gaza saat antre air bersih di kamp pengungsian. ANTARA/Anadolu/py.
MerahPutih.com - Organisasi medis internasional Doctors Without Borders (MSF) menuduh penjajah Israel sengaja menciptakan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza. Lembaga ini menyebut Gaza dalam "kondisi yang ada saat ini mengarah pada pemusnahan warga Palestina di Gaza,” dan menyebut wilayah tersebut sebagai “neraka di bumi bagi rakyat Palestina.”
Organisasi tersebut juga menyoroti adanya peningkatan sebesar 32 persen dalam jumlah pasien yang mengalami malnutrisi selama dua pekan terakhir, berdasarkan temuan tim medis lapangan mereka.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengusulkan agar Jalur Gaza yang tengah dikepung diubah menjadi apa yang ia sebut sebagai “zona kebebasan” di bawah kendali AS. Namun, rincian dari gagasan tersebut masih belum jelas.
"Saya punya konsep untuk Gaza yang menurut saya sangat bagus jadikan Gaza zona kebebasan. Biarkan Amerika Serikat terlibat dan ubah Gaza menjadi zona kebebasan sejati," ujar Trump kepada wartawan di Qatar sebelum melanjutkan kunjungan ke Uni Emirat Arab, yang menjadi tujuan terakhir dalam tur Teluk-nya.
Baca juga:
Trump Dikabarkan Putus Hubungan Dengan Netanyahu, Merasa Dimanipulasi
"Buat zona kebebasan yang sesungguhnya, karena tampaknya Gaza, setiap waktu, setiap 10 tahun, selalu terjadi lagi, bahkan lebih dari itu. Sebenarnya terus berulang. Itu tidak pernah menyelesaikan masalah Gaza,” ucapnya.
Trump menegaskan, jika memang perlu, Amerika Serikat mengambil alih dan menjadikannya zona kebebasan.
"Biarkan hal-hal baik terjadi. Tempatkan orang-orang di rumah di mana mereka bisa merasa aman, dan Hamas harus ditangani," katanya.
Trump pertama kali melontarkan ide agar AS mengambil alih Gaza pada Februari lalu. Gagasan tersebut mendapat penolakan luas dari berbagai negara di dunia. Namun, presiden AS itu terus mengangkat isu ini secara sporadis selama tiga bulan terakhir.
Istilah “zona kebebasan” merupakan narasi baru dari Trump. Ia tidak menjelaskan secara rinci apa makna atau implementasi dari konsep tersebut dalam pernyataan singkatnya kali ini.
Sementara itu, seorang pemimpin politik senior Hamas kembali menegaskan bahwa mereka siap menyerahkan semua tahanan segera jika langkah tersebut akan mengakhiri perang yang sedang berlangsung.
Basem Naim mengatakan pada Kamis (15/5) bahwa ia percaya Presiden Amerika Serikat Donald Trump bisa melakukannya jika ia memberikan cukup tekanan kepada Israel untuk segera mengakhiri perang ini, seraya menambahkan bahwa Trump memiliki kemampuan dan kemauan untuk mencapai situasi damai ini.
"Kami siap bekerja sama dengannya untuk mencapai tujuan kawasan yang lebih damai," kata Naim kepada Sky News. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Kapal Misi Kemanusiaan ke Gaza Diduga Diserang Drone di Tunisia, Aktivis Selamat

Israel Terus Gempur Gedung Tempat Pengungsian, Dalam Sehari 70 Warga Gaza Tewas

Hakim Batalkan Kebijkan Pemotongan Dana untuk Harvard oleh Donald Trump, Pemerintah akan Ajukan Banding

Kesehatan Presiden AS Donald Trump Jadi Bola Panas di Media Sosial, Tetap Menyebar meski sudah Dibantah

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

Presiden China, Rusia, dan Pemimpin Korea Utara Akrab di Parade Militer, Donald Trump Singgung Konspirasi Melawan AS

Armada Kapal Bawa Bantuan Berangkat dari Barcelona, Greta Thunberg Juga Ikut Misi

[HOAKS atau FAKTA]: Perdana Menteri Malaysia Tantang Indonesia Perang di Laut Ambalat
![[HOAKS atau FAKTA]: Perdana Menteri Malaysia Tantang Indonesia Perang di Laut Ambalat](https://img.merahputih.com/media/57/be/b4/57beb4f39c46834d56d0e5242ebe5b5d_182x135.png)
Sidang Majelis Umum PBB Diusulkan Pindah ke Jenewa Setelah AS Bakal Tolak Visa Bagi Palestina

Indonesia Sudah Terjunkan Bantuan 91,4 Ton Agar Warga Gaza Bisa Makan
