Tradisi Nyekar Setiap Tahun Sebelum Puasa


Tradisi Nyekar menjelang bulan puasa merupakan kunjungan makam untuk membersihkan dan menaburkan bunga pada makam keluarga. (Foto: Instagram@lubnah_floristjakarta)
NYEKAR yang dilakukan sebelum puasa adalah tradisi tahunan mengunjungi makam keluarga dan sanak saudara, terutama di pulau Jawa. Tradisi ini terus dilakukan hingga sekarang sebelum puasa tiba. Biasanya nyekar tidak hanya menaburkan bunga saja. Namun juga membersihkan makam dan membacakan doa.
Nyekar diambail dari bahasa Jawa, sekar yang berarti kembang atau bunga. Sebelum pelaksanaan nyekar atau bisa dibilang ziarah ke makam, ketika memasuki ke area makam, masyarakat percaya untuk mengucap salam terlebih dahulu sebagai adab mendatangi makam. Ibarat orang ketika bertamu ke rumah orang lain dan mengucap salam dan disambut dengan baik oleh tuan rumah. Begitu pula jika memasuki area pemakaman.
Baca Juga:
Ibu-Ibu Penjual Takjil Dadakan, Pemadam Kelaparan Saat Ramadan

Nyekar tentunya dimaknai dengan taburan bunga di makam sanak saudara atau kerabat dekat lainnya. Biasanya kegiatan ini juga meliputi membersihkan makam. Misalnya membersihkan dan merapihkan nisan dan rumput sekitar makam. Karena makam-makam di Jawa Tengah dan Jawa Timur juga Yogyakarta dihiasi dengan batu makam yang besar layaknya nisan di Jakarta. Maka membersihkannya biasanya dengan menggunakan sikat terkadang malah menggunakan mesin polesan keramik bila batu makamnya terbuat dari marmer.
Setelah itu kemudian dilanjutkan dengan memberikan doa pada ahli kubur dan menaburkan bunga beraneka warna dan jenis. Selain itu, nyekar atau ziarah juga dapat menjadi peringatan bagi yang masih hidup untuk selalu mengingat bahwa kematian pasti akan dialami setiap orang, dan amal ibadahlah yang akan menemani di akhirat nanti.
Tradisi nyekar menurut beberapa pendapat, bisa dilakukan setiap saat, tidak perlu menunggu hari-hari tertentu untuk mengunjungi makam. Tetapi banyak masyarakat Indonesia nyekar sebelum bulan puasa tiba, sehingga menjadi semacam kebiasaan yang dilakukan setiap tahun yang kemudian menjadi tradisi.
Baca Juga:
Warga Sulbar Sambut Ramadan Lewat Pantunui Ku'Bur dan Situnu Solung

Nyekar hanya satu dari sekian banyak tradisi masyarakat Indonesia khususnya umat Islam menjelang bulan suci Ramadan. Selain nyekar makam keluarga dan saudara, sebagian umat Islam ada juga yang berziarah ke makam para Wali dan pemuka agama Islam lainnya.
Tradisi ini membuat pemakaman menjadi lebih ramai dibanding dengan hari-hari biasa. Peningkatan pengunjung makam bisa berlipat-lipat tergantung dari besarnya area pemakaman. Tradisi rutin setiap tahun ini juga menjadi mata pencaharian sementara bagi masyarakat sekitar makam.
Tradisi nyekar menjelang bulan puasa ini dimanfaatkan warga sekitar makam untuk menjual kebutuhan nyekar. Seperti bunga tabur atau jenis bunga lainnya seperti mawar, sedap malam atau yang lainnya. Tentunya ada pendampingnya seperti air mawar dalam botol. (rzk)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem

Tradisi Murok Jerami Desa Namang Resmi Diakui Jadi Kekayaan Intelektual Khas Indonesia

PT KAI Angkut 4,3 Juta Orang Pemudik, Ada 10 KA Jarak Jauh Jadi Favorit

Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak

Hal Unik Yang Terjadi di Tradisi Kupatan Setiap 8 Syawal di Indonesia

Filosofi Tradisi Kutupatan Jejak Peninggalan Sunan Kalijaga

Prabowo Senang Menteri Kerja Keras Redam Gejolak Harga Pangan di Saat Ramadan dan Idul Fitri

4 Tips Prank April Mop Sukses Mengundang Gelak Tawa

5 Film Karya Sineas Indonesia Yang Bisa Jadi Pilihan Saat Nikmati Libur Lebaran

Doa Bagi Mereka Yang Amalkan Salat Kafarat
