Tidak Lapar dan Lesu Saat Puasa Menurut Pakar


Tak lapar saat berpuasa (Foto: Pixabay/photosforyou)
SAAT berpuasa tentunya rasa lapar dan lesu kerap menghantui. Namun hal itu bisa dikurangi dengan sejumlah cara dari seorang pakar.
Menurut pakar Gizi Klinik dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia Dr dr Fiastuti Witjaksono MSc, MS, Sp.GK, ada tips untuk menurunkan risiko munculnya ras lapar dan lesu selama berpuasa Ramadan.
Baca Juga:
Salah satunya yakni melalui pembagian porsi makan. Dokter Fiastuti mengatakan, rasa lapar, haus dan lesu mungkin terasa di awal-awal bulan puasa hingga hari ketiga.

Sebagian orang yang berpuasa pun kerap merasa seperti kurang bertenaga. Mungkin daya tahan tubuh bisa menurun, terlebih di masa pandemi COVID-19 selama dua tahun terakhir ini.
"Mungkin karena perubahan pola makan karena sahur malas-malasan, enggak makan sayuran, buah, atau minum susu. Akibatnya konstipasi karena jumlah makanan yang masuk lebih sedikit atau jenisnya kurang, pasti buang air menjadi susah," jelas dokter Fiastuti seperti yang dikutip dari laman Antara.
Untuk mengatasi tantangan lapar dan lesu, Fiastuti yang mengajar di Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menyarankan, saat sahur kamu bisa mengonsumsi sekitar 40 persen dari total kalori per hari, melalui makan besar 30 persen.
Baca Juga:
Menu Buka Puasa dan Sahur yang Baik untuk Penyintas Diabetes
Selain makan besar sebanyak 30 persen dari kalori per hari. Kamu bisa menambah dengan asupan camilan sembari menunggu waktu imsak sekitar 10 persen, serta minum air dua gelas.
"Tidak hanya air juga bisa susu sebagai amunisi menjalankan puasa Ramadhan sampai jam 18.00 atau kurang lebih selama 14 jam," tutur Fiastuti.

Ketika berbuka puasa, kamu bisa menyantap makanan lebih banyak atau sekitar 60 persen. Fiastuti memberikan saran, berbukalah dengan makanan yang manis sekitar 15 persen, kemudian melakukan salat magrib, dan makan makanan lengkap sebanyak 30 persen.
Jumlah asupan tersebut bertujuan agar saluran cerna yang selama 14 jam tidak terisi makanan bisa beradaptasi dengan baik.
"Menerima dulu makanan 15 persen (makanan manis) kemudian lanjut makanan lengkap, nanti minum sampai tidur sekitar 4 gelas. Pulang tarawih bisa ditambah makanan kecil 15 persen," ujar Fiastuti. (Ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Puasa Tasua dan Asyura 2025: Jadwal, Keutamaan, dan Niat Lengkap

Mengenal Puasa Hari-Hari Putih Menurut Kalender Hijriah

Pengertian, Ketentuan, dan Besaran Fidyah Puasa yang Perlu Diketahui

Apakah Membunuh Serangga Bisa Membatalkan Puasa? ini Penjelasannya

Es Kuwut Bisa Jadi Pilihan untuk Berbuka Puasa, Begini Cara Membuatnya

Mimpi 'Basah' di Siang Bolong, Apakah Membatalkan Puasa?

Meneteskan Air Mata Bisa Membatalkan Puasa?

Terlanjur Berbuka karena Salah Mengira Azan Maghrib, Bagaimana Hukumnya?

Tidak Sengaja Terluka hingga Berdarah, Apakah Membatalkan Puasa?
