Tips Agar Bisnis Dropship Berkembang di Masa Pandemi


Banyak yang terjun ke bisnis dropship. (Foto: Unsplash/Bench Accounting)
SELALU ada berkah di setiap situasi sulit, pun demikian dengan adanya pandemi COVID-19 yang berkepanjangan. Di tengah krisis ini justru mampu menjadi berkah bagi pedagang online hingga 250 persen.
Hal tersebut terlihat dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat sepanjang 2020 terdapat 90,18 persen penduduk Indonesia bertransaksi online melalui e-commerce. Rinciannya, 25,72 persen bertransaksi melalui marketplace, sedangkan 65,14 persen lainnya melalui media sosial.
Salah satu bentuk usaha online yang tengah naik daun dan bertumbuh pesat di masa pandemi adalah dropship. Bisnis dropship merupakan bisnis yang paling mudah dilakukan karena bisa dilakukan tanpa modal besar, bahkan bisa tanpa modal sama sekali. Pengusaha dropship atau yang biasa disebut dropshipper cukup mencari pembeli dengan produk-produk dari penjual lain.
CEO Qasir, Michael Williem, turut mendukung para pelaku UMKM untuk memiliki jiwa kreativitas dalam hal berbisnis. Menurut Michael, jenis usaha dropship ini terbukti sangat potensial, namun ada faktor-faktor yang harus diperhatikan agar tetap berkualitas dan dipercaya oleh supplier dan buyer.
Baca juga:

Pertama, kamu harus memilih supplier yang terpercaya karena nantinya seluruh barangmu akan mendapat dari mereka. Kemampuan menyaring dan menentukan kualitas suatu produk jadi skill mutlak yang harus dimiliki dropshipper. Memang mengasah kemampuan ini membutuhkan jam terbang tinggi, namun komunitas dropshipper yang saat ini sudah banyak, akan sering membagikan tips-tipsnya kepada anggota barunya.
Meskipun tidak memiliki stok barang, wajib bagi dropshipper untuk tahu jumlah stok terkini dan harga terbaru. Dengan demikian, konsumen akan percaya kamu adalah media yang cocok untuk bertransaksi. Tidak salah kalau kamu tertarik mendapat margin yang besar, namun perlu diketahui persaingan harga di e-commerce sangat ketat.
Baca juga:

Michael juga menegaskan pentingnya pencatatan transaksi. Seringkali kalau tidak dicatat, pelaku usaha tidak akan tahu bahwa usaha mereka bertambah besar.
Karena tidak perlu pusing terkait stok barang, penjual harus lebih bisa berfokus pada pembuatan konten dan komunitas konsumen, karena ini yang menjadi unique selling proposition seorang dropshipper.
“Jika ingin survive, naikkan unique selling proposition dengan tips di atas. Ketika merasa modal sudah cukup, kamu bisa mempertimbangkan untuk jadi reseller, atau bahkan distributor, dengan pengalaman menjadi dropshipper tadi,” tutup Michael. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Tersangkut Kasus Pajak, Ketua Ferrari Jalani Hukuman Kerja Sosial

Unsur Politis Harus Dihindari Dalam Rencana Bisnis Kopdes, Bisa Gagal Jika Ambil Alih Bisnis Eksisting

Pendapatan KAI Melonjak 29 Persen, Catatkan Laba Bersih Rp 2,21 T di 2024

Indonesia Ingin Ada Peluang Bisnis Baru Dengan Prancis

Tupperware Hentikan Bisnis di Indonesia Setelah 33 Tahun Beroperasi

Biang Kerok IHSG Anjlok, Dari Ketegangan Geopolitik Sampai Perang Tarif Uni Eropa dan AS

IHSG Terperosok dan Alami Trading Halt, DPR Langsung Kunjungi BEI

Setelah 28 Tahun, Donatella Versace Turun dari Jabatan Chief Creative Officer, Menyerahkan Tanggung Jawab ke Pihak di Luar Keluarga

Direksi Shell Mengundurkan Diri, Perusahaan Ingin Struktur Baru demi Efisiensi dan Nilai Bisnis

Apple dan Indonesia Dikabarkan Capai Kesepakatan untuk Penjualan iPhone 16
