Tingkat Konsumsi Susu Indonesia di Bawah Malaysia dan Thailand

Andika PratamaAndika Pratama - Sabtu, 02 Juli 2022
Tingkat Konsumsi Susu Indonesia di Bawah Malaysia dan Thailand

Ilustrasi susu. Foto: 1195798/Pixabay

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021 melaporkan tingkat konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia di tahun 2020 adalah sebesar 16,27 kilogram (kg)/kapita/tahun.

Tetapi angka tersebut masih di bawah negara-negara tetangga seperti Malaysia yang mencatatkan konsumsi susu masyarakatnya sebesar 26,2 kg/kapita/tahun, Thailand sebanyak 22,2 kg/kapita/tahun, dan Myanmar yang mencapai 26,7 kg/kapita/tahun.

Baca Juga

Produsen Susu Siap Perkuat Bisnis UMKM Kopi Kekinian

Salah satu penyebab tingkat konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia yaitu rendahnya populasi sapi perah di tanah air.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian pada 2021, jumlah sapi perah di Indonesia hanya sebanyak 578.579 ekor, dengan produksi susu segar dalam negeri sebesar 962,68 ribu ton per tahun.

Produksi tersebut tentunya tak cukup jika dibandingkan dengan total kebutuhan susu yang sebanyak 4,42 juta ton per tahun.

Adapun konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia selama lima tahun terakhir cenderung stagnan, dari yang sebesar 16,29 kg/kapita/tahun pada 2017, 16,49 kg/kapita/tahun di 2018, 16,23 kg/kapita/tahun pada 2019, serta 16,27 kg/kapita/tahun di 2020.

Oleh karenanya, konsumsi susu tersebut harus ditingkatkan agar Indonesia tak tertinggal oleh negara lain. Susu mengandung zat gizi yang tinggi, yaitu protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral.

Untuk orang dewasa, satu gelas susu bisa memenuhi gizi harian sebanyak 20 persen protein, 15 persen lemak, 9 persen energi, 4 persen kalium hidrida, 3 persen kolesterol, serta 40 persen sampai 45 persen kalsium/vitamin A/B6/B12.

Baca Juga

Produsen Susu Formula Bayi masih Langgar Aturan Pemasaran Global

Kemudian satu gelas susu sehari juga memenuhi gizi harian orang dewasa berupa 20 persen sampai 30 persen vitamin B1/B2/D/E/P, 10 persen vitamin B5/zinc/magnesium, 5 persen natrium/kalium, 2 persen sampai 15 persen zat besi (difortifikasi), dan sebagainya.

Dengan tingginya zat gizi yang ada, tentunya manfaat susu tak main-main, seperti meningkatkan sistem imunitas tubuh, meningkatkan kecerdasan otak dan daya nalar, menyokong pertumbuhan fisik dan mencegah stunting, serta sumber energi dan zat gizi.

Tak hanya itu, susu juga bermanfaat untuk membantu regenerasi sel, menunjang tumbuh kembang anak, menjaga kesehatan mata, dan mudah dicerna tubuh.

Bahkan, mengonsumsi 1-2 gelas susu sehari menurunkan risiko berbagai penyakit, seperti osteoporosis, alzheimer, gangguan kognitif, sindrom metabolik, obesitas, diabetes, dan hipertrigliseridemia.

Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia, Hardinsyah menyarankan, untuk mengonsumsi susu minimal satu gelas per hari atau minimal 250 mililiter (ml) dan maksimal lima gelas per hari atau 1.250 ml, kecuali untuk orang dengan kondisi tertentu.

Bagi ibu hamil, satu gelas susu sehari selama kehamilan bisa memperpanjang tulang janin, sehingga akan mencegah stunting. Apalagi saat ini pemerintah sedang berfokus mencegah stunting.

Maka dari itu, sangat banyak manfaat susu untuk mencegah berbagai penyakit yang ada sehingga memang harus terus ditingkatkan konsumsinya.

Semenjak pandemi COVID-19 melanda tren hidup sehat semakin digiatkan masyarakat dengan gemar berolahraga. Hal tersebut tentunya bisa ditambah dengan peningkatan konsumsi susu. (*)

Baca Juga

Pentingnya Peran Susu dalam Menjalankan Puasa

#Badan Pusat Statistik (BPS) #Susu
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
Harga Emas Perhiasan Picu Lonjakan Inflasi RI, Tertinggi dalam 26 Bulan
BPS mencatat tren naiknya harga emas ini bukan hal baru karena sudah terjadi selama 26 bulan berturut-turut.
Wisnu Cipto - Selasa, 04 November 2025
Harga Emas Perhiasan Picu Lonjakan Inflasi RI, Tertinggi dalam 26 Bulan
Indonesia
Indonesia Masih Untung Dalam Perdagangan Internasional, Sudah 65 Bulan
Untuk nilai ekspor tersebut meningkat 8,14 persen secara tahunan, dengan penyumbang utama oleh nilai ekspor industri pengolahan sebanyak USD 167,85 miliar atau Rp 2,8 kuadriliun.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Indonesia Masih Untung Dalam Perdagangan Internasional, Sudah 65 Bulan
Indonesia
Indonesia Inflasi 0,28 di Oktober, Sumut Alami Inflasi Tertinggi Capai 4,97 Persen
Sementara inflasi kabupaten/kota y-on-y tertinggi terjadi di Kabupaten Kerinci sebesar 6,70 persen dengan IHK sebesar 113,49
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Indonesia Inflasi 0,28 di Oktober, Sumut Alami Inflasi Tertinggi Capai 4,97 Persen
Indonesia
Inflasi September Capai 0,21 Persen, Tertinggi di Deli Serdang Sebesar 6,81 persen
Sedangkan deflasi kabupaten/kota y-on-y terjadi di Kabupaten Halmahera Tengah sebesar 1,21 persen dengan IHK sebesar 107,51.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 01 Oktober 2025
Inflasi September Capai 0,21 Persen, Tertinggi di Deli Serdang Sebesar 6,81 persen
Indonesia
Indonesia Ekspor Produk Olahan Susu ke Malaysia dan Filipina, Nilainya Capai Rp 1,7 M
Mendag berharap Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa (Indonesia-EU CEPA) dapat mendorong penetrasi produk susu Indonesia ke wilayah Eropa.
Dwi Astarini - Rabu, 01 Oktober 2025
Indonesia Ekspor Produk Olahan Susu ke Malaysia dan Filipina, Nilainya Capai Rp 1,7 M
Indonesia
Harga Telur Melonjak 32 Persen, Alasanya Harga Jagung Naik dan Produksi Minus
Angka perkiraan produksi JPK pada Agustus sebesar minus 21,09 persen; September minus 24,73 persen; dan Oktober diperkirakan minus 15,67 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 23 September 2025
Harga Telur Melonjak 32 Persen, Alasanya Harga Jagung Naik dan Produksi Minus
Indonesia
Purbaya Bantah BPS Manipulasi Pertumbuhan Ekonomi, Alasanya Uang Beredar Banyak
Jumlah uang beredar kemudian mulai melandai sejak Mei, yang juga mempengaruhi perlambatan kinerja ekonomi setelah periode itu.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 22 September 2025
Purbaya Bantah BPS Manipulasi Pertumbuhan Ekonomi, Alasanya Uang Beredar Banyak
Indonesia
Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah
Terdapat bahan pangan yang memberikan andil inflasi pada Agustus 2025, yaitu bawang merah dan beras dengan kontribusi masing-masing 0,05 persen dan o,03 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 01 September 2025
Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah
Indonesia
Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen
Ekonomi Indonesia triwulan II-2025 terhadap triwulan II-2024 mengalami pertumbuhan sebesar 5,12 persen (y-on-y).
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 05 Agustus 2025
Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen
Indonesia
Fenomena Rojali di Mall Nyata Adanya, BPS: Kelompok Kelas Menengah dan Atas Kini Lebih Irit
Fenomena ini diartikan sebagai masyarakat yang hanya datang ke pusat perbelanjaan, tetapi jarang melakukan pembelian.
Frengky Aruan - Sabtu, 26 Juli 2025
Fenomena Rojali di Mall Nyata Adanya, BPS: Kelompok Kelas Menengah dan Atas Kini Lebih Irit
Bagikan