Thailand dan Kamboja Saling Serang, China Segera Turun Tangan


Peta Thailand-Kamboja
MerahPutih.com - Ketegangan militer dan diplomatik terjadi antara negara yang bertetangga di Asia Tenggara yakni Thailand dan Kamboja.
Eskalasi bentrokan antara pasukan kedua negara di perbatasan antara Thailand dan Kamboja, yang diawali dengan baku tembak antara pasukan darat di wilayah sengketa.
Kantor berita lokal menyatakan korban tewas dan luka-luka terjadi di kedua belah pihak, termasuk warga sipil.
Pihak berwenang di empat provinsi Thailand yang berbatasan dengan Kamboja telah mengumumkan evakuasi penduduk di tengah eskalasi tersebut.
Baca juga:
[HOAKS atau FAKTA]: TKW Indonesia Dalam Peti Es Dikirim dari Kamboja
Wakil Perdana Menteri yang juga penjabat Perdana Manteri Thailand Phumtham Wechayachai mengatakan, Kamboja melakukan serangkaian serangan misil ke Thailand tanpa memilih target hingga melukai banyak warga sipil.
"Kamboja menembaki wilayah Thailand dengan serangkaian roket tanpa memilih target. Akibatnya, sebagian besar yang tewas dan terluka adalah warga sipil," kata Wechayachai.
Thailand dan Kamboja belum menyatakan perang, tetapi Bangkok telah menyiapkan langkah yang diperlukan untuk melindungi warga dan wilayahnya, tambah pejabat itu.
Sementara itu sebuah laporan yang menyatakan Kamboja menembak jatuh pesawat tempur F-16 milk Thailand adalah kebohongan, lapor harian Thailand Khaosod, mengutip angkatan udara negara itu.
Pemerintah Kamboja pada Kamis (16/7) mendesak Thailand untuk segera menghentikan pertempuran di perbatasan, menarik pasukannya, dan menahan diri dari tindakan yang bisa memperburuk situasi.
Pernyataan itu disampaikan Kementerian Luar Negeri Kamboja di tengah memanasnya konflik bersenjata antara kedua negara.
"Kamboja menyerukan kepada Thailand untuk segera menghentikan semua aksi permusuhan, menarik pasukannya ke sisi perbatasannya sendiri, dan tidak melakukan tindakan provokatif lebih lanjut yang bisa memperparah situasi," kata pernyataan tersebut.
China akan berupaya meredakan konflik antara Thailand dan Kamboja serta mendorong kedua pihak untuk berunding, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun.
"China menjunjung tinggi sikap yang adil dan tidak memihak, dan akan terus memfasilitasi rekonsiliasi dan pelaksanaan negosiasi dengan caranya sendiri, serta memainkan peran konstruktif dalam mendorong de-eskalasi," ujar Guo kepada para wartawan.
Beijing sangat prihatin dengan situasi yang sedang berlangsung dan berharap kedua belah pihak akan menyelesaikan masalah ini melalui dialog dan perundingan, tambah juru bicara tersebut. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Media Belanda de Volkskrant Temukan Dugaan Serangan Tembakan Yang Disengaja ke Anak-Anak di Gaza

DPR Kecam Serangan Israel ke Qatar, Sebut Bisa Memicu Konflik di Timur Tengah

Mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra tak lagi Bisa Berkelit, Mahkamah Agung Thailand Perintahkan Jalani Satu Tahun Hukuman di Penjara

Anutin Charnvirakul Jadi PM Baru Thailand, Keluarga Thaksin Shinawatra Menyingkir ke Dubai

Politik Thailand Kembali Bergejolak, PM Sementara Ajukan Pembubaran Parlemen dan Pemilu Baru

Polisi Bandara Soetta Gagalkan Pengiriman 10 WNI ke Kamboja, Direkrut Melalui Iklan di Facebook

[HOAKS atau FAKTA]: Perdana Menteri Malaysia Tantang Indonesia Perang di Laut Ambalat
![[HOAKS atau FAKTA]: Perdana Menteri Malaysia Tantang Indonesia Perang di Laut Ambalat](https://img.merahputih.com/media/57/be/b4/57beb4f39c46834d56d0e5242ebe5b5d_182x135.png)
Sidang Majelis Umum PBB Diusulkan Pindah ke Jenewa Setelah AS Bakal Tolak Visa Bagi Palestina

Pengadilan Thailand Copot PM Paetongtarn Shinawatra karena Telepon dengan Pemimpin Kamboja

Indonesia Sudah Terjunkan Bantuan 91,4 Ton Agar Warga Gaza Bisa Makan
