Terungkap, Siswa SMPN di Riau Meninggal Bukan Disebabkan MOS


Para siswa peserta Masa Orientasi Siswa (MOS). ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
MerahPutih Pendidikan - Kematian salah satu siswa SMPN di Tanjunguban, Kabupaten Bintan, akhirnya terungkap. Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau (Disdik Kepri) menyatakan bahwa siswa meninggal yang berinisial M itu bukan disebabkan Masa Orientasi Siswa (MOS), namun karena penyakit demam berdarah.
Seperti dilansir Antara News, Kepala Disdik Kepri, Yatim Mustafa mengungkapkan jika semua informasi dari Disdik Bintan maupun pihak sekolah telah dihimpun.
"Kami sudah mengumpulkan informasi dari Disdik Bintan dan pihak sekolah. Dari informasi yang dihimpun, M menderita penyakit demam berdarah," pungkas Yatim Mustafa di Tanjungpinang, Senin (3/8).
Yatim Mustafa menambahkan, sampai saat ini masih belum bisa dibuktikan M yang meninggal Minggu (2/8) disebabkan perlakuan panitia MOS. Selain itu, hasil visum juga menunjukkan tidak adanya tanda-tanda tindak kekerasan.
Menurut keterangan Yatim Mustafa, M jatuh sakit saat istirahat siang setelah beberapa jam mengikuti MOS di hari kedua. Untuk mencegah suatu hal yang tidak diinginkan, M kemudian dibawa ke rumah sakit dan hasilnya tidak ada tanda-tanda bekas pemukulan.
Seperti kita ketahui sebelumnya, tahun ini banyak siswa yang meninggal setelah mengikuti MOS. Perlakuan keras dari panitia MOS, diduga membuat para peserta kelelahan yang berakibatkan kematian.
Baca Juga:
Komisioner KPAI Bekasi Selidiki Kasus Siswa Tewas Saat MOS
DPD Minta Kemendikbud buat Kegiatan Baku MOS
Bagikan
Berita Terkait
Pemerintah Targetkan 12 Sekolah Garuda Rampung pada 2026, 4 Siap Beroperasi

Banyak Siswa Keracunan, DPR Minta Kualitas Bahan Makan Bergizi Gratis Diaudit

Sederet Aktivitas MPLS Siswa-siswi Sekolah Rakyat SRMA 10 di Jakarta

Tahap Pertama SPMB 2025 di DKI Jakarta Berjalan Lancar, Kendala Juga Banyak Berkurang

Legislator Temukan Kejanggalan di Proses SPMB, Minta Sistem Dibongkar Habis
Catatan Seleksi Penerimaan Murid 2025 Baru Versi KPK, Pungutan Liar dan Transparasi Bakal Jadi Masalah

Siswa Jawa Barat Melanggar Jam Malam Masuk Barak Militer dan Dapat Surat Peringatan Kepala Sekolah

Polsek Ciputat Timur Gelar Pembinaan Karakter bagi 10 Pelajar Terlibat Tawuran

MAARIF Insitute Nilai Rencana Dedi Mulyadi Memasukkan Anak Nakal ke Barak Keliru, Bisa Merusakan Sistem Pendidikan

Rencana Dedi Mulyadi Memasukkan ‘Siswa Nakal’ ke Barak Cederai Semangat Demokrasi dan Bertentangan dengan Nilai HAM
