Terduga Teroris Merauke Satu Jaringan dengan Pelaku Penyerangan Katedral Makassar


Ilustrasi, terduga teroris (Foto dok ANTARA)
MerahPutih.com - Polri menyebut belasan terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang ditangkap di Merauke, Papua, memiliki hubungan dengan beberapa terduga teroris di wilayah lain.
Salah satunya dengan pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan, penangkapan terduga teroris di Merauke itu merupakan pengembangan dari penangkapan terduga teroris di Makassar.
Baca Juga:
Terduga Teroris di Merauke Diduga Hendak Rekrut Warga untuk Berbuat Teror
"Jadi Makassar, Balikpapan, dan Merauke itu ada saling keterkaitan," kata Rusdi di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (7/6).
"Tidak hanya itu, di antara mereka sudah saling kenal... Mereka pernah bertemu," ucap dia.
Dia mengatakan, terungkapnya kelompok teroris di Merauke ini salah satunya disebabkan aktivitas penegakan hukum di Makassar yang kian intensif.
Hal itu menyusul aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar pada Maret lalu.
Aksi itu dilakukan oleh sepasang suami istri, L dan YSF, yang merupakan bagian dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang mengikuti kelompok kajian "Villa Mutiara" Makassar.

Rusdi menjelaskan, beberapa di antara para terduga teroris itu kemudian melarikan diri ke daerah lain, termasuk Merauke.
"Secara otomatis saja, ketika aktivitas penegakan hukum oleh Densus 88 sedemikian tinggi, tentu mereka akan mencoba keluar dari aktivitas itu. Akhirnya di antara mereka ada yang keluar dari Makassar, menuju Merauke," kata dia.
Baca Juga:
Berbaiat ke ISIS, JAD Merauke Rencanakan Serang Gereja Hingga Kantor Polisi
Pada akhir Mei lalu, tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap 11 terduga teroris di Kabupaten Merauke.
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengatakan, kesebelas terduga teroris itu telah menyiapkan aksi bom bunuh diri.
Dua di antara mereka sudah disiapkan menjadi "pengantin" atau pelaku bom bunuh diri.
"Karena sudah disiapkan jadi 'pengantin' makanya kami lakukan penangkapan," kata Fakhiri di Jayapura, Selasa (1/6). (Knu)
Baca Juga:
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara

Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia

785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta

ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris

Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal

Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat

ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri

Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor

BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026

Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor
