Terduga Teroris Dokter Sunardi, Alumni UNS Surakarta yang Aktif Berkegiatan Sosial


Jenazah terduga teroris Sunardi tiba di rumah duka Kampung Bangunharjo RT 03/RW 07, Kelurahan Gayam, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (20/3). (MP/Ismail)
MerahPutih.com - Terduga teroris Sunardi warga Kampung Bangunsari, Kelurahan Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah yang ditembak mati Densus 88 antiteror pada Rabu (9/3) ternyata merupakan alumni Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Hal itu dibenarkan Dekan Fakultas Kedokteran UNS, Solo Reviono pada awak media, Jumat (11/3).
Baca Juga
"Ya memang benar, almarhum Sunardi merupakan alumni UNS Surakarta," ujar Reviono.
Dikatakannya, Sunardi alumni UNS itu diketahui dari grup aplikasi WhatsApp alumni mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS. Dari grup itu, menyatakan ada yang satu angkatan.
"Kalau dari aktivitas, orangnya baik. Kalau soal gerakan politik tidak ada info saya soal itu," terang dia.
Dikatakan, Sunardi merupakan mahasiswa UNS, Program Studi Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran angkatan 1986. Ketika berkuliah di UNS, Ia hanya mengambil gelar S1 di Fakultas Kedokteran.
"Almarhum Sunardi dinyatakan lulus S1 pada 1990 dan dinyatakan lulus profesi tahun 1994," katanya.
Terpisah, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo dr. Arif Budi Satria mengatakan jika Sunardi masih aktif menjadi dokter. Ia berprofesi sebagai dokter umum dan buka praktik di sejumlah klinik.
"Dia (Sunardi) aktif di IDI. Sering beraktivitas di beliau berpraktek untuk sosial. Banyak yang digratiskan oleh beliau," kata Arif.
Baca Juga
Terduga Teroris yang Ditembak Mati Densus 88 Berprofesi Dokter
Arif mengaku tak mengenal sosok Sunardi secara personal. Ia mengatakan jarang bertemu dengan Sunardi yang juga anggota IDI Sukoharjo. Dia juga mengaku, Sunardi sering mengurus surat izin praktek administrasi dan lain-lain ke pengurus IDI Sukoharjo.
"Kami jarang ketemu. Tetapi sebagai sesama anggota IDI tentu tahu. Kalau secara personal tidak kenal dekat," katanya.
Terkait peristiwa yang menimpa Sunardi, Arif mengaku prihatin karena dalam kasus ini profesi dokter terlalu disorot. Ia menyebut kegiatan seseorang tidak bisa disangkut pautkan atau dipandang dengan fokus kepada profesi.
"Jika ada masalah di luar profesi itu di luar IDI. Kita bekerja profesional," tandasnya. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga
Seorang Terduga Teroris Tewas, Sempat Tabrakkan Mobil ke Densus 88
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta

ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris

Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor

BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026

Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor

DPR Desak Polri Usut Tuntas Kasus Ancaman Bom Pesawat Haji, Keamanan Nasional Jadi Taruhan

20 Orang Tewas dalam Serangan Bom Bunuh Diri di Gereja Suriah

Mendarat Darurat di Kualanamu, Polisi Pastikan tak Ada Bom di Pesawat Saudia Airlines

Detik-detik ATC Kuala Lumpur Paksa Pesawat Saudia Airlines Mendarat di Kualanamu

Diancam Bom, TNI AU Pastikan 387 Penumpang Pesawat Saudi Airlines Selamat
