parenting

Tenaga Kesehatan Hamil Tua Tetap Bertugas Saat Pandemi Sejatinya Jagoan Negeri Aing

Iftinavia PradinantiaIftinavia Pradinantia - Kamis, 05 Agustus 2021
Tenaga Kesehatan Hamil Tua Tetap Bertugas Saat Pandemi Sejatinya Jagoan Negeri Aing

Tenaga kesehatan tetap pakai hazmat meski sedang hamil

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

ANNA Asmaul, seorang dokter di sebuah fasilitas kesehatan Jakarta, tengah hamil 24 minggu ketika kasus pertama COVID-19 muncul secara resmi di Indonesia. Sesuai protokol kesehatan WHO (World Health Organization) setiap tenaga kesehatan harus mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) selama bertugas.

"Mulai pakai Alat Pelindung Diri (APD) dari usia kandungan di atas 28. Usia 32 minggu udah pakai hazmat lengkap," kisahnya.

Baca juga:

Cerita Bagirata Bantu Pekerja Terdampak Pandemi

Di tengah kondisi was-was banyak orang, termasuk tenaga kesehatan, terhadap COVID-19, Anna tetap harus bertugas saban hari menangani pasien. Ia harus bertugas di saat ketersediaan hazmat terbatas. Alhasil, Anna juga para nakes lain harus menyiasati mengenakan jas hujan pegganti hazmat saat bertugas di rumah sakit. "Dulu masih butuh sumbangan hazmat," ucapnya.

Tak mudah cepat beradaptasi bagi para nakes di awal pandemi. Mereka harus bersiaga memantau perkembangan COVID-19, protokol kerja, penanganan pasien baik Non maupun COVID-19, dan harus berlama-lama berpisah dari orang rumah. Keadaan tersebut harus dilakoni Anna saat tengah hamil besar. "Gerah, sesak tapi tetap jaga malam dan jaga poli Infeksi Saluran Pernapasan Akut," ujarnya.

APD
Krisis Hazmat, Anna pakai APD seadanya (Foto: ISTIMEWA)

Banyak para nakes tak pulang lantaran selain harus berjaga di rumah sakit, juga meminimalisasi penularan COVID-19 kepada keluarga di rumah. Kabar nakes positif bahkan meninggal terpapar COVID-19 mencuat. Anna harus tetap tegar menjalani tugas meski kabar buruk dan kelelahan acap melandanya di tengah mengandung.

Pikirannya sempat terpecah antara keluarga di rumah, kandungannya, dan tugas di rumah sakit, serta kekhawatiran terhadap COVID-19. Anna harus berjuang saba hari di dalam hazmat dan berlapis masker, perubahan mood karena hormon kehamilan, serta kondisi kehamilannya.

"Sakit badan, susah tidur, kegerahan. Belum lagi aku ada thalasemia minor jadi HB rendah. Pas hamil sempat ngedrop 5.5 transfusi 5 kantong," lanjutnya.

Perjuangan emak jagoan ini belum berhenti setelah anaknya lahir. Setiap pulang ke rumah, ia selalu diliputi rasa khawatir, takut membawa virus. "Pulang ke rumah jam sembilan malam enggak boleh sentuh apa-apa dulu. Disinfeksi semua, mandi, keramas, baru ketemu anak udah bobo," jelasnya.

Meski sudah coba menerapkan protokol kesehatan seketat mungkin, Anna tak terhindar dari paparan virus. Ia telah menerima hasil PCR positif COVID-19 sebanyak dua kali.

APD
Pakai APD dari jas hujan (Sumber: ISTIMEWA)

"Pertama tahun 2020 jadi masih takut banget dan minim update info jadi tetep isoman, beda kamar, pakai masker dobel. Untuk ASI pumping dan kasih ke Cio (anaknya) pake cup feeder atau dot. Untungnya orang serumah negatif semua," kisahnya.

Sementara COVID-19 kedua dialaminya pada tahun 2021. Sudah mendapatkan informasi cukup, ia lebih fleksibel dan berani menyusui anaknya secara langsung. "Pastikann benar-benar bersih. Cuci tangan, masker dobel, ganti baju baru tiap mau menyusui, cuci area payudara, terus disinfeksi area kita sentuh (kursi atau kasur) sebelum dan sesudah menyusui. Setelah itu kasih lagi Cio ke anggota keluarga sehat," urainya.

Selama menjalani isoman, ia melakukan berbagai hal menyenangkan agar proses recovery berjalan cepat. "Makan banyak dan enak. Masuk-masukin barang di cart Shopee tapi enggak checkout. Berjemur kalau pagi dan pastikan anggota keluarga jauh-jauh. Ngandelin sinar matahari masuk kamar. Dan karena aku OTG jadi tetap workout," ungkapnya mengisahkan keseharian saat isoman.

Baca juga:

Animal Defenders Indonesia Turun Tangan Selamatkan Hewan Peliharaan Saat Pemiliknya Terpapar COVID-19

Meski harus mengisolasi dirinya serta jauh dari sang buah hati, Anna tetap berusaha berpikir positif. "Mungkin memang waktunya dikasih istirahat sama Allah."

Sebagai manusia biasa, dalam titik tertentu, ia sering merasa stres. "Pernah pasien enggak berhenti dari jam 14:00, dan baru bisa istirahat buat shalat dan lain-lain jam 18:30. Full periksa pasien dan nanganin," tuturnya.

Kesibukan tersebut terjadi lantaran membludaknya pasien di Puskesmas tempatnya bekerja. Ia pontang panting mencari rujukan ke rumah sakit untuk pasiennya. Sayangnya, semua rumah sakit mengatakan rumah sakit full. "Setiap ada pasien gawat ke puskesmas yang butuh rumah sakit ya pusing cari rujukan. Dimana-mana full, mana stok oksigen dan alat-alat terbatas. Terus kondisi pasien juga kmungkinan memburuk".

Kendati kesibukan membuatnya harus terus-menerus bekerja, Anna selalu punya ruang untuk buah hatinya biasa dipanggil Cio. Sesibuk apapun Anna sebagai dokter, ia selalu menyempatkan diri memasakkan MPASI (makanan Pendamping ASI) bahkan menyuapi anaknya jika ada di rumah. Baginya, anak tetaplah prioritas.

apd

Keluar dari zona nyaman (Foto: ISTIMEWA)

"Kalau misal nih jaga sore, pagi sempetkan buat masak sarapan, nyuapin sarapan, masakin buat siang dan malam, suapin makan siang," katanya.

Menunya pun dibuat begitu beragam agar anaknya tidak bosan. Di sela-sela kesibukan, ia coba mencari resep di sosial media. "Seringnya udah direncankan dari sehari, dua hari sebelumnya. Sambil tiduran sambil scroll-scroll sosmed cari menu buat Cio. Kadang sambil jaga pas rehat atau enggak ada pasien liat menu lagi".

Anna mengaku kesal dengan masyarakat masih lengah terhadap protokol kesehatan. "Kalo masih ada orang cuek i bahkan enggak percaya corona, heeeyy tolong lah! Di luar sana banyak orang mati-matian jaga demi keluarganya karena kalo kendor atau enggak peduli prokes itu efeknya bukan rugi diri sendiri doang tapi orang lain juga!" ujarnya keras.

"Kami nih nakes mau hamil, mau abis lahiran, atau menyusui tetp jagaa prokes karena udah kewajiban. Kalo disuruh milih, pengennya mah di rumah aja, enggak kepapar. At least bisa lindungin keluarga. Tapi sudah kewajiban dan sumpah," ketusnya.

Ia berharap pandemi cepat berakhir agar anaknya punya kesempatan bermain outdoor tanpa rasa takut. "Semogaa corona cepet ilang biar bisa bebas main outdoor tanpa takut. Makanya yuk patuh prokes, vaksinn, demi anak-cucu kita," tukasnya. (Avia)

#COVID-19 #Agustus Jagoan Negeri Aing #Kesehatan #Info Kesehatan #Tips Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Berita Foto
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
President Director Asuransi Astra, Maximiliaan Agatisianus memberikan pemaparan dalam peluncuran Express Discharge di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 12 November 2025
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Indonesia
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Pemerintah akan memutihkan tunggakan 23 juta peserta BPJS Kesehatan mulai akhir 2025.
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Indonesia
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Program penghapusan tunggakan iuran BPJS Kesehatan ini akan dimulai pada akhir 2025
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Lifestyle
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Selain mengonsumsi nutrisi seimbang, dokter juga mengingatkan pentingnya memastikan tubuh selalu terhidrasi secara cukup selama cuaca ekstrem
Angga Yudha Pratama - Selasa, 04 November 2025
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Indonesia
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Komunitas-komunitas yang diajak kerja sama juga nantinya dapat melakukan layanan CKG di tempat-tempat strategis, contohnya mall.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Indonesia
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Salah satu fokus dalam penanganan Tb adalah memperluas skrining atau deteksi dini. Masyarakat diimbau untuk tidak takut melakukan pemeriksaan, karena TBC dapat disembuhkan dengan pengobatan yang konsisten.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 17 Oktober 2025
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Indonesia
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Gejala umum ISPA yang harus diwaspadai meliputi batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan demam
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Bagikan