Teknologi Lidar Temukan 958 Titik Situs Arkeologi Baru Gunung Penanggungan
Ratusan titik baru di Gunung Penanggungan, Jawa Timur, yang memiliki potensi situs arkeologi setelah diteliti menggunakan teknologi Lidar. ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari.
MerahPutih.com - Kabar baik bagi perkembangan dunia arkeologi di Indonesia. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan 958 titik baru yang berpotensi memiliki situs atau peninggalan arkeologi di Gunung Penanggungan, Jawa Timur.
Ratusan titik yang diduga peninggalan arkeologi di Gunung Penanggungan itu memiliki pola platform terbuka berdasarkan hasil deteksi teknologi Lidar yang digunakan BRIN.
"Setelah kita analisis lebih lanjut di sisi barat, dengan pola yang hampir sama, kita bisa menemukan titik-titik baru, dari 200 titik situs yang sudah teridentifikasi, kita menemukan 958 titik baru yang memiliki potensi peninggalan arkeologi," kata Peneliti Pusat Riset Arkeologi Lingkungan, Maritim, dan Budaya Berkelanjutan BRIN Alqis Lukman, dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis (5/12).
Baca juga:
Teknologi Nuklir Berpotensi Beri Manfaat dalam Riset Arkeologi
Lidar dalam arkeologi merupakan teknologi pengambilan data atau pemetaan yang dapat menembus penetrasi ke daerah permukaan tanah sehingga vegetasi-vegetasi di atasnya dapat dihilangkan, sehingga peneliti bisa melihat kontur permukaan tanah dan potensi-potensi peninggalan arkeologi yang berada di permukaan tanah.
"Data Lidar menggunakan sensor cahaya, data permukaan tanah dan data-data lain yang ada di permukaan tanah seperti vegetasi, permukiman," tutur Alqis, dikutip Antara.
Menurut dia, ketika meneliti situs-situs peninggalan di masa lalu, para arkeolog seringkali kesulitan melihat kontur tanah di bawah pemukiman atau vegetasi untuk melakukan pemetaan lebih jauh dari situs-situs peninggalan budaya di kawasan Gunung Penanggungan.
Baca juga:
Menyisir Situs-Situs yang Ditemukan di Lereng Gunung Penanggungan
"Data Lidar bisa melihat ternyata banyak potensi peninggalan budaya untuk didata lebih jauh. Di kawasan Gunung Penanggungan, kita bekerja sama antara Lidar dan Lembaga Penelitian Prancis EFEO," ujar dia.
Alqis memaparkan para peneliti juga menggunakan Lidar untuk melihat potensi di sisi utara lereng Gunung Welirang. Dia menambahkan berdasarkan overlay atau elemen visual yang ditampilkan pada peta, maka diperoleh daerah akuisisi yang akan diambil seluas sekitar 200 km persegi.
"Di sisi utara adalah kawasan Gunung Penanggungan, di sisi selatan adalah lereng utara Gunung Arjuno-Welirang dengan ekstensi-ekstensi bagian utara, barat, dan timur yang merupakan wilayah dengan signifikansi dari situs budaya dan asosiasinya yang cukup penting untuk wilayah ini," tandas Alqis. (*)
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
BRIN Tegaskan Komitmen Kawal Program Prioritas Presiden Prabowo Bidang Pangan, Energi, dan Air
Kepala BRIN Gandeng Kementerian hingga Danantara, Bangun Fokus Riset dan Inovasi
Profil dan Karier Arif Satria, Kepala BRIN yang Baru Saja Dilantik Prabowo
Prabowo Lantik Rektor IPB Jadi Kepala BRIN, Dwiarso Budi Santiarto Jadi Wakil Ketua MA
Air Hujan di Jakarta Terkontaminasi Mikroplastik, BRIN: Bisa Sebabkan Iritasi hingga Peradangan
Alasan Prahara Banyak Startup Bangkrut & Gagal Versi BRIN
Mikroplastik Hujani Jakarta, Pemprov DKI Sebut Sebagai 'Alarm' Lingkungan yang Perlu Segera Direspons
BRIN Ungkap Alasan Air Hujan Jakarta Bisa Mengandung Mikroplastik
Profesor BRIN Perkirakan Ukuran Meteor Cirebon 3-5 Meter, Pastikan Tidak Berbahaya
Pastikan Bukan Fenomena Hujan Meteor, BRIN Imbau Warga Cirebon Tidak Perlu Panik