Teknik MRI Baru Bantu Deteksi Multiple Sclerosis Lebih Cepat


Saat ini multiple sclerosis dapat dideteksi pada lesi di materi putih otak pada MRI standar. (Foto: Unsplash/National Cancer Institute)
PARA peneliti di Austria mengatakan teknik magnetic resonance imaging (MRI) baru dapat membantu diagnosis multiple sclerosis sehingga mempercepat pengobatan. Teknik ini dapat mendeteksi perubahan biokimia di otak orang-orang dengan MS di awal penyakit mereka, demikian menurut temuan yang diterbitkan jurnal Radiology (4/1).
“MRI neurokimia memungkinkan deteksi perubahan di otak pasien multiple sclerosis di daerah yang tampak tidak mencolok pada MRI konvensional,” kata penulis senior dalam studi tersebut, Wolfgang Bogner dari High Field MR Center di Medical University of Vienna di Wina, Austria.
“Perubahan yang divisualisasikan dalam neurokimia dari jaringan otak yang tampak normal berkorelasi dengan kecacatan pasien,” tambahnya.
Baca juga:
Multiple sclerosis, penyakit sistem saraf pusat, mempengaruhi hampir tiga juta orang di seluruh dunia. Tidak ada obatnya, dan dapat menyebabkan kelelahan, nyeri dan gangguan koordinasi. Terapi fisik dan obat-obatan dapat memperlambat perkembangannya.
Saat ini, multiple sclerosis dapat dideteksi pada lesi di materi putih otak pada MRI standar. Lesi ini terkait dengan hilangnya lapisan pelindung di sekitar serabut saraf yang dikenal sebagai mielin. Ini adalah kerusakan jaringan yang terlihat dengan mata telanjang, tetapi menemukan kerusakan saat masih mikro atau pada tahap biokimia akan lebih baik.

Teknik pencitraan canggih yang disebut spektroskopi MR proton, dapat mendeteksi zat yang dihasilkan selama metabolisme yang memiliki relevansi potensial untuk MS, kata para peneliti. Mereka menggunakan ini untuk membandingkan perubahan biokimia di otak 65 orang dengan MS dengan 20 orang sehat. Mereka menggunakan pemindai MRI dengan magnet 7-Tesla (T) yang kuat.
Tim menemukan, penurunan kadar turunan asam amino yang disebut N-acetylaspartate (NAA) pada pasien dengan multiple sclerosis. Tingkat NAA yang lebih rendah telah dikaitkan dengan gangguan integritas neuron di otak.
Orang dengan multiple sclerosis juga menunjukkan peningkatan kadar myo-inositol (MI), senyawa yang terlibat dalam pensinyalan sel. Tingkat yang lebih tinggi dapat menunjukkan aktivitas penyakit inflamasi yang substansial.
Baca juga:

Para peneliti mengatakan, hasil menunjukkan peran potensial untuk teknik MRI baru dalam memvisualisasikan patologi MS di luar lesi demielinasi.
"Beberapa perubahan neurokimia, terutama yang terkait dengan peradangan saraf, terjadi di awal perjalanan penyakit dan mungkin tidak hanya berkorelasi dengan kecacatan, tetapi juga menjadi prediksi perkembangan lebih lanjut seperti pembentukan lesi multiple sclerosis," kata penulis utama studi Eva Heckova yang juga dari High Field MR Centre dalam rilis Radiological Society of North America yang diberitakan WebMD (7/1).
Dia mengatakan, perubahan yang terdeteksi melalui teknik pencitraan baru ini mungkin memiliki aplikasi klinis yang signifikan. Namun, lebih banyak pekerjaan diperlukan untuk mengkonfirmasi hasilnya.
“Jika dikonfirmasi dalam studi klinis longitudinal, teknik neuroimaging baru ini bisa menjadi alat pencitraan standar untuk diagnosis awal, untuk perkembangan penyakit dan pemantauan terapi pasien multiple sclerosis dan, bersama dengan MRI yang sudah mapan, mungkin berkontribusi pada strategi pengobatan ahli saraf,” demikian kata Bogner. (aru)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
