Teater Koma Gelar "Opera Ular Putih"

Opera Ular Putih (Foto: Dinanycs)
MerahPutih Budaya - Teater Koma dalam pementasan produksi ke-139 bakal mementaskan lakon Opera Ular Putih. Pementasan ini akan digelar di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), mulai tanggal 3 hingga 19 April 2015. (Baca: Lepas dari Layar Kaca, Dinda Kanya Dewi Eksis di Teater)
Lakon Opera Ular Putih ini diangkat dari legenda tua asli Tiongkok dan sebelumnya pernah ditampilkan di tempat yang sama, yaitu pada tahun 1994. Pementasan ini berkisah tentang siluman Ular Putih yang ingin menjadi seorang manusia sehingga ia bertapa selama 1.000 tahun.
Karena usaha dan kebaikan yang ada dalam dirinya, para dewa mengabulkan permintaannya dan ia pun menjelma menjadi seorang wanita cantik jelita bernama Pehtinio. Bersama dengan adiknya yaitu siluman Ular Hijau yang juga menjelma menjadi seorang manusia bernama Siocing, mereka pun menjalani kehidupan sebagai manusia biasa.
Dalam sambutannya Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation mengatakan “Selama 38 tahun berkiprah, Teater Koma telah banyak melahirkan para seniman berbakat dan produktif mengembangkan seni pertunjukan Indonesia. Konsistensi yang dihadirkan oleh Teater Koma telah terbukti menginspirasi para seniman muda Indonesia untuk senantiasa berkarya dan berkreasi, menghasilkan ide-ide berkualitas yang membanggakan. Dedikasi para seniman berbakat ini patut kita terus dukung dan apresiasi sebagai bentuk upaya melestarikan seni pertunjukan Indonesia,” ujar Renita.
Jelang digelarnya opera ini Nano Riantiarno selaku sutradara opera 'Ular Putih' ini mengatakan, “Lakon Opera Ular Putih diangkat dari kisah klasik Tiongkok yang berjudul Oh Peh Coa yang kemudian naskahnya dibuat pada tahun 1994. ujarnya.
Ditambahkan pula Oleh Nano bahwa nantinya Opera Ular Putih ini secara garis besar pementasannya tidak akan jauh berbeda namun terdapat hal kekinian yang akan dipentaskan nanti. (Baca: Karena Google Translate, Manajemen Teater Beauty and the Beast Komplain)
"Pertanyaan yang diajukan akan tetap relevan: Masih sanggupkah kita membedakan siapa manusia dan siapa siluman? Semoga penonton dapat mengambil makna yang kaya akan pesan moral tersirat yang berusaha kami sampaikan dalam lakon ini,” pungkas Nano Riantiarno, sang penyadur naskah dan sutradara pementasan ini.
Pementasan Opera Ular Putih ini akan dibintangi oleh Tuti Hartati, di mana dalam pementasan Teater Koma sebelumnya, yaitu Republik Cangik, ia harus berperan jenaka sebagai Limbuk dan kini ia harus berubah 180 derajat menjadi Tinio yang lemah lembut. (man)
Bagikan
Fredy Wansyah
Berita Terkait
Mengenang Pramoedya Ananta Toer lewat 'Bunga Penutup Abad'
Mengintip Sesi Latihan Jelang Pementasan Teater Bertajuk Bunga Penutup Abad

Jelang Pertunjukan Teater Bertajuk Bunga Penutup Abad di Jakarta

Teater Koma Bawa Karakter Punokawan Melintasi Ruang dan Zaman dalam Pertunjukan 'Mencari Semar'

Jelang Pementasan Teater Mencari Semar Angkat Cerita Tradisi Punakawan yang Futuristik

Indonesia Kaya Tampil dengan Wajah Baru, Siap Jadi Platform Pioner Lestarikan Seni Pertunjukan Tanah Air yang Lebih Progresif dan Relevan

Panggung Musikal 'Keluarga Cemara' Siap Dipentaskan Kembali
Mengintip Rehearsal Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara di Ciputra Artpreneur

Bersama Fadli Zon, Megawati Hadiri Pertunjukan Teater Seni Musik Imam Al-Bukhari-Sukarno di GKJ

Dibintangi IU dan Park Bo-gum, When Life Gives You Tangerines Mulai Tayang 4 Episode di Netflix
