Bawi Lamus: Cita-Cita Masa Depan Kalimantan

Zaimul Haq Elfan HabibZaimul Haq Elfan Habib - Sabtu, 13 Oktober 2018
Bawi Lamus: Cita-Cita Masa Depan Kalimantan

Pertunjukan Teater Bawi Lamus. (MP/Zaimul Haq)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SUARA kecipak air dan nyanyian merdu burung hutan bergelut mesra menghias permainya alam Kalimantan. Sayang, perlahan suara itu hilang. Berganti dengan pekikan gergaji mesin berseling dengan tangisan orangutan. Tampak di tengah-tengah suasana itu seorang wanita cantik terperangkap dalam penjara bambu. Berusaha menghibur, ia menari-nari dan sesekali bernyanyi.

Suasana nan lara itu diangkut dari Kalimantan Tengan ke dalam sebuah pertunjukan teater berjudul Bawi Lamus. Dalam bahasa Dayak, Bawi Lamus berarti wanita cantik, anggun dan pemberani.

Pertunjukan Teater Bawi Lamus. (MP/Zaimul Haq)
Pertunjukan Teater Bawi Lamus. (MP/Zaimul Haq)

Dalam pertunjukan Bawi Lamus, mempertontonkan kemistisan alam, kebijakan budaya, keunikan sejarah dan keindahan manusia tanah Borneo. Kisah yang dipaparkan dalam pertunjukan ini tak sekedar tentang keindahan dan kerusakan. Cita-cita masa depannya menjadi nilai plus tersendiri dalam narasinnya."

Ini adalah pertunjukan multietnik yang tetap mengangkat empat tema utamanya alam, manusia sejarah dan harapan. Itulah yang menjadi pilar pertunjukan Bawi Lamus ini," tutur Paquita Widjaja Rustandi, penulis naskah teater Bawi Lamus.

Penampilan teater semakin apik terasa saat orkestra Erwin Gutawa terlibat dalam projek ini. Alunan musik yang dihasilkan seakan mengantar pendengar ke suasana alam suku Dayak.

Pertunjukan Teater Bawi Lamus. (MP/Zaimul Haq)
Erwin Gutawa usai Gladi Resik Teater Bawi Lamus. (MP/Zaimul Haq)

"Saya langsung pergi ke Kalimantan untuk melihat alam, mendengarkan musik setempat dan melihat kehidupan masyarakat sana guna mencari inspirasi," kata Erwin setelah pertunjukan gladi resik Bawi Lamus di Gedung Teater, Taman Ismail Marzuki (TIM).

Tak hanya itu, Erwin juga terlibat langsung dalam seleksi pemilihan penari yang ikut dalam penampilan teater ini. Ia berkeliling Kalimantan mencari orang yang tepat untuk menarikan tarian khas Kalimantan yang diperagakan dalam pertunjukan teater.

"Bersama tim kita mencari penari yang berasal dari masyarakat Kalimantan asli. Hal ini agar unsur budaya yang diangkat terlihat jelas," ungkapnya.

Pengangkatantema dari tradisi Suku Dayak Ngaju dan Suku Dayak Manyan Kalimantan Tengah berangkat dari berbagai alasan. Misalnya, masalah global lingkungan kebudayaan dan masalah yang terjadi di dunia seperti global warming dan pembakaran hutan. Mengingat Kalimantan salah satu hutan yang kaya akan flora dan fauna yang terkenal di dunia.

Namun, tujuan utama dari penampilan Bawi Lamus tetap memperkenalkan adat dan tradisi-tradisi Indonesia kepada khalayak ramai. Khususnya kepada para pemuda yang akan bertugas menjaganya di kemudian hari. Pertunjukan ini sebagai pemantik semangat pemuda agar peduli dengan tradisi dan budayanya.

Pertunjukan Teater Bawi Lamus. (MP/Zaimul Haq)
Pertunjukan Teater Bawi Lamus. (MP/Zaimul Haq)

"Makanya pertunjukan dikemas dalam bentuk kekinian. Namun tak mengurangi nilai tradisinya. Ini pertunjukan seni yang menggabungkan perpaduan tradisi dan masa kini," ungkap Jay Subyakto pascapertunjukan gladi resik Bawi Lamus.

Pementasan ini merupakan buah karya dari beberapa nama besar yang terlibat di dalamnya. Seperti Jay Subyakto (artistik), Erwin Gutawa (musik), Paquita Widjaja Rustandi (naskah dan kostum), Sophia Latjuba (bintang tamu), Lea Simanjuntak (bintang tamu), Inet Leimena (sutradara), Edhi Wiluyo & Siko Setyanto (koreografer), Durga (seniman tato), Taba Sanchabakhtiar (visual), Alfina Teras Narang & LEo Rustadi (sksekutif produser) dan Frida Tumakaka (produser).

Bawi Lamus akan dipentaskan di Gedung Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki pada tangga 13-14 Oktober 2018. Untuk tiketnya dibanderol mulai dari harga Rp300.000 hingga Rp2.500.000 untuk kelas Silver hingga Diamond. Sementara itu tiketnya kamu bisa dapatkan di bawilamus.com. (Zai)

Baca Juga:Erwin Gutawa Hadirkan Musik Tradisi lewat Olahan Orkestra dalam Pertunjukan Bawi Lamus

#Suku Dayak #Teater #Tradisi
Bagikan
Ditulis Oleh

Zaimul Haq Elfan Habib

Low Profile

Berita Terkait

ShowBiz
Mengenang Pramoedya Ananta Toer lewat 'Bunga Penutup Abad'
Kehadiran pertunjukan ini kembali menegaskan bahwa karya-karya Pram tidak hanya bersifat abadi, tetapi juga tetap relevan.
Dwi Astarini - Senin, 01 September 2025
Mengenang Pramoedya Ananta Toer lewat 'Bunga Penutup Abad'
Berita Foto
Mengintip Sesi Latihan Jelang Pementasan Teater Bertajuk Bunga Penutup Abad
Happy Salma memerankan Nyai Ontosoroh beradu akting dengan Reza Rahadian memerankan Minke dalam sesi latihan pementasan teater bertajuk "Bunga Penutup Abad" di Jakarta, Kamis (21/8/2025).
Didik Setiawan - Kamis, 21 Agustus 2025
Mengintip Sesi Latihan Jelang Pementasan Teater Bertajuk Bunga Penutup Abad
Berita Foto
Jelang Pertunjukan Teater Bertajuk Bunga Penutup Abad di Jakarta
Produser sekaligus Pemeran Teater Happy Salma (kedua kanan), Aktris Chelsea Islan (kedua kiri), dan Aktor Reza Rahadian (kiri), Pemeran Teater Sajani Arifin (kanan), memberikan keterangan kepada media jelang pertunjukan teater bertajuk Bunga Penutup Abad di Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Didik Setiawan - Jumat, 15 Agustus 2025
Jelang Pertunjukan Teater Bertajuk Bunga Penutup Abad di Jakarta
Tradisi
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem
Tradisi sebaran apem Yaa Qowiyyu merupakan peninggalan leluhur yang perlu dilestarikan.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 09 Agustus 2025
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem
ShowBiz
Teater Koma Bawa Karakter Punokawan Melintasi Ruang dan Zaman dalam Pertunjukan 'Mencari Semar'
Pertunjukan Mencari Semar akan ditampilkan pada 13-17 Agustus 2025 di Ciputra Artpreneur.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 31 Juli 2025
Teater Koma Bawa Karakter Punokawan Melintasi Ruang dan Zaman dalam Pertunjukan 'Mencari Semar'
Berita Foto
Jelang Pementasan Teater Mencari Semar Angkat Cerita Tradisi Punakawan yang Futuristik
Para pemain memainkan lakon Teater bertajuk "Mencari Semar" di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Kamis (31/7/2025).qa
Didik Setiawan - Kamis, 31 Juli 2025
Jelang Pementasan Teater Mencari Semar Angkat Cerita Tradisi Punakawan yang Futuristik
ShowBiz
Indonesia Kaya Tampil dengan Wajah Baru, Siap Jadi Platform Pioner Lestarikan Seni Pertunjukan Tanah Air yang Lebih Progresif dan Relevan
Indonesia Kaya menampilkan wajah dan citra yang progresif lewat ikhtiar rebranding logo yang baru mereka gagas.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 03 Juni 2025
Indonesia Kaya Tampil dengan Wajah Baru, Siap Jadi Platform Pioner Lestarikan Seni Pertunjukan Tanah Air yang Lebih Progresif dan Relevan
ShowBiz
Panggung Musikal 'Keluarga Cemara' Siap Dipentaskan Kembali
Musikal ini merupakan adaptasi dari salah satu properti intelektual (IP) paling populer dan sukses yang juga telah diangkat ke layar lebar.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 15 Mei 2025
Panggung Musikal 'Keluarga Cemara' Siap Dipentaskan Kembali
Berita Foto
Mengintip Rehearsal Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara di Ciputra Artpreneur
Para pemain memerankan pertunjukan panggung musikal Keluarga Cemara tampil saat latihan pentas panggung musikal Keluarga Cemara di Ciputra Artpreneur, Kuningan, Jakarta, Rabu (14/5/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 14 Mei 2025
Mengintip Rehearsal Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara di Ciputra Artpreneur
Indonesia
Tradisi Murok Jerami Desa Namang Resmi Diakui Jadi Kekayaan Intelektual Khas Indonesia
Tradisi Murok Jerami digelar setelah panen padi.
Wisnu Cipto - Selasa, 29 April 2025
Tradisi Murok Jerami Desa Namang Resmi Diakui Jadi Kekayaan Intelektual Khas Indonesia
Bagikan