Tari Jepin, Media Dakwah Umat Islam


Pada abad ke-13, tari Jepin merupakan media dakwah untuk menyebarkan ajaran agama Islam. (Foto: arpabattousai.blogspot)
Tarian bukan sekadar media ekspresi. Tengok saja tari Zapin atau Jepin. Tarian tradisional di Kalimantan ini pada abad ke-13 biasa digunakan sebagai media dakwah umat Islam.
Awalnya Jepin hanya ditampilkan di Sambas, Kalimantan Barat. Seiring berjalannya waktu, tarian ini berkembang ke wilayah lain di Kalimantan Barat. Sebenarnya tari Jepin tak hanya ada di Kalimantan. Di pulau lain, yakni Sumatra, tarian ini juga ada. Zapin yang ada di Kalimantan berbeda dengan daerah lain.
Tari Jepin di Kalimantan menggunakan empat langkah alias step 4. Sementara di Sumatra umumnya memakai double step atau sering disebut joged. Empat langkah yang ada pada tari Jepin di Kalimantan terdiri dari langkah sembada, nyiur melambai, mendayun dan susun sirih.
Tari Jepin didominasi gerakan kaki dan tangan. Gerakan dengan tumpuan kaki dilakukan berulang-ulang. Gerakan memutar dan gerakan maju mundur juga terlihat pada tarian ini. Selain itu, tarian ini memiliki aturan dimana kaki penari tidak boleh terlalu lebar dan tangan tidak boleh diayunkan terlalu tinggi.
Laki-laki dan perempuan di Kalimantan biasa menari Jepin mengenakan busana khas Melayu. Ciri khasnya ialah pakaian berlengan panjang dan celana panjang bagi penari laki-laki. Kemudian mengenakan sarung pendek dan peci. Penari perempuan memakai pernak-pernik atau bunga.
Alat musik gambus, marawis, dan perkusi yang merupakan alat musik tradisional Melayu mengiringi gerakan para penari. Tidak ketinggalan, lagu berupa pantun tentang nilai ajaran Islam dan nilai kehidupan sehari-hari juga ikut mengiringi tarian ini.
Dewasa ini, selain menjadi media dakwah, tari Jepin juga dijadikan sebagai media hiburan. Tarian ini begitu terkenal di Kalimantan Barat dan kerap terlihat di berbagai acara adat Melayu di sana. Saat ini ada beberapa kreasi tari Jepin, mulai dari Jepin Lembut, Jepin Tali Bui hingga Jepin Kipas. Kreasi tarian baru tetap tidak mematikan keaslian dan ciri khas tarian ini.
Jika Anda tertarik, Anda bisa menemukan tarian ini saat berkunjung ke Kalimantan Barat. Acara adat seperti penyambutan tamu besar dan festival budaya, akan menampilkan tarian yang masih dilestarikan ini.
Baca juga artikel tentang tarian tradisional Indonesia lainnya Tari Pendet, Tarian Selamat Datang Tertua Bali.
Bagikan
Berita Terkait
Tari Kebalai Tradisi khas NTT, Dukungan Emosional untuk Keluarga yang Kemalangan

Tari Tolire Ma Jojoho Angkat Kisah Buaya Danau Kaki Gunung Gamalama

Sanghyang Dedari, Tarian Sakral Penolak Bala dari Bali

Asal-Usul Tari Tradisional Tortor

Hudoq Jadi Tarian Raya Syukur dan Penuh Mistis asal Kalimantan Timur

Kisah Dua Perempuan Pilihan dalam Tarian 'Lelangen Beksan: Kusumaning Rat'
