Tari Balet dengan Sentuhan Betawi ala Siswa SMK


memperkaya satu sama lain antara balet dan Betawi. (Foto: MP/Iftinavia Pradinantia)
KOMITE Tari, Dewan Kesenian Jakarta terus melakukan upaya untuk menghidupkan roh tari di Indonesia. Salah satunya lewat program telisik balet. Program Telisik Tari Balet Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) merupakan rangkaian dari workshop intensif yang dilakukan selama beberapa tahun terakhir.
"Ini merupakan sesi ketiga. Sesi pertama adalah tari cokek, seni kedua tari melayu dan sekarang tari balet," ucap Ketua Komite Tari DKJ, Yola Yulfianti.
Baca Juga:

Dipilihnya tari balet di telisik tari kali ini lantaran DKJ berpikir bahwa balet itu penting untuk perkembangan seni tari di Indonesia.
"Tari balet itu kan sebenarnya hadir sejak masa pendudukan Belanda. Namun di masa itu, tidak semua masyarakat Indonesia bisa mengakses tari balet karena Belanda menempatkan tarian tersebut hanya bisa dinikmati oleh lapisan masyarakat tertentu," tutur Perwakilan Dewan kesenian Jakarta lainnya, Rusdy Rukmarata.
Telisik Tari Balet DKJ ini bertujuan untuk mengajak para seniman, khususnya seniman tari untuk lebih mengenal dan mengetahui bagaimana tari balet masuk ke Indonesia secara kesejarahan dan bagaimana peran tari balet terhadap perkembangan seni tari tradisi dan kontemporer di Indonesia.
"Kami gali wacana dan sejarahnya lalu kami juga libatkan beberapa komunitas balet dan tari betawi," jelas Yola.
Baca Juga:

Workshop yang dilakukan kali ini cukup menarik. alih-alih melibatkan penari balet, DKJ justru melibatkan penari Betawi dari SMKN 57. Para penari Betawi tersebut akan mendapatkan kelas balet oleh Andrew Greenwood, koreografer balet Inggris yang bermukim di Belanda.
"Program ini membaurkan batas yang ada dalam budaya kita sehingga bukan saja bisa memperkaya satu sama lain antara balet dan Betawi tetapi juga menghargai perbedaan yang ada di sekitar kita," kata Yola.
Bagi penari tradisional Betawi, membawakan tarian kontemporer balet merupakan tantangan besar. Itulah sebabnya di awal workshop, tak banyak siswa yang mau terlbat. "Mereka enggan karena ragu pada kemampuannya sendiri. Bisa ngga ya? Begitu" ungkap Rusdy. Namun, setelah percobaan pertama banyak penari yang "ketagihan" dengan kelas balet Andrew.
Jumlah penari yang ikut latihan pun terus bertambah. "Mereka melihat ini sebagai tantangan yang begitu menarik untuk ditaklukkan," cetus Rusdy.
Perjalanan panjang dari workshop tersebut bisa disaksikan oleh siapapun yang penasaran pada balet dengan sentuhan Betawi di Graha Bhakti Budaya, TIM Jakarta, Jumat (6/12). (avia)
Baca Juga:
Mengenal Tradisi Ruwahan Betawi, Ngaji dan Makan Bersama Jadi Kunci!
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Sebut Jakarta Harus Punya Lembaga Adat Betawi, Jadi Identitas Kuat sebagai Kota Global

Berkiprah di Korea, Miyu Pranoto Harumkan Nama Indonesia Lewat Dunia Tari

Ketua DPRD DKI Dorong Pendidikan Budaya Betawi di Sekolah untuk Pelestarian Jangka Panjang

Festival Solo Menari 2025: Angkat Tema Alam Lewat Ratusan Penari Daun

Selama 24 Jam 1.500 Orang Menari di Solo, Ada Perwakilan Dari Thailand dan Malaysia

Lebaran Betawi 2025 Digelar di Monas, ini Rangkaian Acara Lengkapnya

Pasar Baru Bakal Jadi Pusat Oleh-oleh Betawi, Wagub Rano: Kita Undang Mandra Biar Rame
Sekda Marullah: Pemuda Betawi Harus Terus Berkembang Ikuti Perubahan Zaman

Tari Ma'randing dari Sulawesi Selatan, Prosesi Pengantar Menuju Pemulasaraan
