Tak Baik Menurunkan Berat Badan


tidak ada yang istan dalam menurunkan berat badan. (Foto: Pixabay/stevepb)
MEMANG tidak boleh menurunkan bobot badan? Boleh saja dan dianjurkan bila kamu sudah melebihi bobot normal. Hanya saja yang harus diperhatikan adalah prosesnya. Yang tidak boleh itu adalah menurunkan berat badan secara drastis.
Risiko menurunkan berat badan secara drastis sangat tinggi. Ini sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh kamu. Alih-alih mencapai berat badan ideal, malah jatuh sakit.

Laman Alodokter menuliskan bahwa proese menurunkan beran badan haruslah secara perlahan dengan metodologi yang baik, perlahan dan konsisten. Berat badan dikatakan ideal jika sesuai dengan rentang normal indeks massa tubuh.
Hanya saja pada zaman yang serba instan, tidak lagi dikenal kata sabar untuk memperoleh berat badan yang ideal. Maunya serba cepat, hari ini diet besok sudah kurus. Ya, tidak bisa begitu juga!
Sebenarnya yang harus kamu ketahui bahwa berat badan yang turun drastis bukan berarti lemak di dalam tubuh banyak berkurang. Bukanlah hal yang mudah untuk lemak dapat dibakar dalam waktu seketika. Sebenarnya yang hilang dengan cepat dari dalam tubuh adalah air atau jaringan tubuh lainnya. Diet terlalu ketat pun bisa membuat tubuh kelaparan dan tidak mendapatkan asupan nutrisi penting.

Bila kamu menurunkan berat badan secara drastis maka akan menimbulkan masalah kesehatan. Bobot tubuh yang berkurang sebanyak 0,9 kg hingga 1,4 kg per minggu dapat menyebabkan kelelahan, massa otot yang hilang, gangguan elektrolit dan metabolisme tubuh. Bukan hanya itu saja kamu bisa malnutrisi atau kekurangan gizi, dehidrasi berakibat rambut rontok, pada perempuan menstruasi yang tidak teratur, sembelit, pusing dan sakit batu empedu.
Bisa kamu bayangkan hanya turun 0,9 kg saja sudah menimbulkan berbagai masalah. Bagaimana dengan kehilangan belasan kilogram.
Sebaiknya menurunkan berat badan yang paling aman adalah dalam seminggu turun setengah kilogram sampai 1 kg. Caranya adalah dengan mengurangi porsi makan, memperbanyak makan sayuran dan buah. Harus memperbanyak asupan protein, rutin olahraga paling tidak 30 menit sehari. Selalu menghindari makanan manis. Begitu juga dengan asupan lemak harus dikurangi kecuali lemak sehat atau baik. Bila hendak diet konsultasikan dahulu dengan dokter atau ahli gizi. (psr)
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
