Tahapan Pengadaan dan Produksi Vaksin COVID-19 di Bio Farma

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Rabu, 16 September 2020
Tahapan Pengadaan dan Produksi Vaksin COVID-19 di Bio Farma

Lab Vaksin Bio Farma. (Foto: Sekretariat Presiden)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Indonesia sedang berjuang untuk mendapatkan vaksin COVID-19 sebagai jalan meredakan pandemi. Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir memparkan, paling tidak ada dua pendekatan strategis yang dipilih dalam hal pembuatan vaksin, yaitu untuk jangka pendek dan jangka panjang.

Dalam jangka panjang, Bio Farma mengembangkan vaksin Merah-Putih yang berkolaborasi dengan Lembaga Biomolekuler Eijkman yang akan menggunakan strain virus asli Indonesia.

Vaksin Merah Putih, diharapkan akan diproduksi pada quarter 3 (Q3) dan Q4 pada 2022, bekerjasama dengan lembaga Eijkman yang berperan untuk penelitian awal sampai dengan pembuatan bibit vaksin.

Baca Juga:

Beda Kelemahan Vaksin Astra Zenica dan Vaksin Sinovac Bandung

Kemudian pada Q1 – Q2 pada 2021 akan dilanjutkan oleh Bio Farma dari mulai preclinical trial. Uji klinis tahap I, II dan III-nya kemudian untuk diregistrasikan ke Badan POM.

Sambil menunggu vaksin buatan asli Indonesia ini dibuat, Bio Farma untuk jangka pendeknya, perusahaan menggandeng pembuat vaksin aal Tiongkok, Sinovac, untuk penyediaan vaksin COVID-19 yang saat ini memasuki tahap uji klinis tahap III di Bandung, Jawa Barat.

Bio Farma menegaskan, alasan menggandeng Sinovac, perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan penelitian vaksin untuk Covid-19 yang masuk daftar vaksin Badan Kesehatan Dunia atau WHO.

Sinovac bagi Bio Farma, bukan sekedar partner asing karena dalam perjalanannya kedua perusahaan ini sudah melakukan pengembangan produk bersama. Sinovac menjadi salah satu perusahaan vaksin yang sudah mendapatkan sertifikasi dari WHO.

Faktor lainnya pilihan pada vaksin COVID-19 Sinovak, adalah jenis vaksin inactivated atau vaksin yang sudah dimatikan, dan Bio Farma sudah menguasai metode pembuatan vaksin tersebut.

Lab Vaksin Bio Farma
Lab Vaksin Bio Farma. (Foto: bumn.go.id)

Bio Farma sendiri sudah siap untuk menerima bahan baku vaksin dari Sinovac pada November 2020 mendatang sebanyak 10 juta dosis. Lalu berturut-turut akan dikirimkan 40 juta dosis dalam jangka waktu Desember 2020 – Maret 2021. Sehingga total bahan baku vaksin yang akan Bio Farma terima dari Sinovac sebanyak 50 juta dosis vaksin.

Kemudian perusahaan asal Tiongkok ini juga akan memprioritaskan bahan baku vaksin COVID-19 tersebut sebanyak 210 juta dosis hingga Desember 2021 sehingga total dari Sinovac ada 260 juta dosis.

Untuk memenuhi kebutuhan vaksin di Indonesia tidak hanya mengandalkan Sinovac. Honesti, satu anggota holding BUMN Farmasi yaitu PT Kimia Farma, Tbk, sudah melakukan MoU dengan perusahaan farmasi dari Uni Emirate Arab, G42. MoU tersebut untuk mendapatkan 10 juta dosis vaksin dalam bentuk final product pada Desember 2020.

Selain 10 juta dosis pada tahun 2021, G42 komitmen untuk memberikan suplai sebanyak 50 juta dosis. Total vaksin yang akan didapat dari G42 sebanyak 60 juta dosis.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Penny K Lukito mengatakan, pihaknya memantau proses pengadaan vaksin oleh Bio Farma. Vaksin COVID-19 sudah mulai masuk uji klinis tahap III, diharapkan mencapai hasil lebih maksimal dibandingkan uji klinis tahap I dan II sebelumnya.

“Badan POM juga sudah mendampingi ekspansi kapasitas produksi dari Bio Farma untuk nanti kita bisa melakukan tahapan pengembangan vaksin di Indonesia. Jadi, kedepannya kita tidak hanya membeli produk yang sudah jadi dari luar negeri, tetapi juga bisa memproduksi sendiri di di dalam negeri,” ujar Penny. (Iman Ha/Jawa Barat)

Baca Juga:

Luhut Minta Tambahan 20 Juta Vaksin COVID-19 Pada UEA

#Vaksin Covid-19 #Bio Farma
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
Informasi ini diunggah akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela”.
Frengky Aruan - Senin, 09 Juni 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Autoimun Meroket Akibat Vaksinasi COVID-19
Reaktivitas silang antara protein SARS-CoV-2 pada vaksin dan protein manusia dapat menyebabkan berbagai kondisi autoimun, dari dermatitis ringan, kerusakan organ, kelumpuhan, sampai kematian.
Wisnu Cipto - Rabu, 09 Oktober 2024
[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Autoimun Meroket Akibat Vaksinasi COVID-19
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 AstraZeneca Penyebab Sakit Jantung
Beredar narasi yang mengeklaim vaksin Astrazeneca merupakan penyebab jantung terasa sakit tanpa sebab.
Frengky Aruan - Jumat, 09 Agustus 2024
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 AstraZeneca Penyebab Sakit Jantung
Lifestyle
Kemenkes Jelaskan Vaksin COVID-19 AstraZeneca Disebut Timbulkan Thrombocytopenia Syndrome
Dwi Astarini - Kamis, 02 Mei 2024
Kemenkes Jelaskan Vaksin COVID-19 AstraZeneca Disebut Timbulkan Thrombocytopenia Syndrome
Indonesia
Indonesia Miliki Sisa Vaksin COVID-19 Sekitar 5,22 Juta Dosis
Terdapat sebanyak 1.345 kasus aktif pada Januari hingga Maret 2024. Adapun kasus mingguan mencapai 28 kasus, dan pengecekan mingguan sebanyak 7.700 kasus.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Maret 2024
Indonesia Miliki Sisa Vaksin COVID-19 Sekitar 5,22 Juta Dosis
Indonesia
'Mudik Asyik', Bio Farma Sediakan 10 Bus Gratis untuk Pemudik dari Bandung
Mudik gratis bersama BUMN ini dapat membantu masyarakat berkumpul bersama keluarga di kampung halaman.
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 04 Maret 2024
'Mudik Asyik', Bio Farma Sediakan 10 Bus Gratis untuk Pemudik dari Bandung
Indonesia
Menkes Pastikan Vaksinasi COVID-19 Berbayar Mulai Tahun Depan
"Tahun depan (berbayar). Karena diminta sampai akhir tahun ini masih ditanggung negara," kata Budi di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (24/7).
Andika Pratama - Senin, 24 Juli 2023
Menkes Pastikan Vaksinasi COVID-19 Berbayar Mulai Tahun Depan
Indonesia
IDI Tetap Sarankan Vaksin Ke-4 Meski Pandemi COVID-19 Telah Berakhir
Indonesi tengah memasuki fase endemi COVID-19. Ketua Satgas COVID-19 yang juga Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan menyarankan masyarakat untuk tetap melaksanakan vaksinasi keempat atau booster kedua.
Mula Akmal - Kamis, 22 Juni 2023
IDI Tetap Sarankan Vaksin Ke-4 Meski Pandemi COVID-19 Telah Berakhir
Dunia
WHO Nyatakan Anak dan Remaja Sehat Tidak Perlu Vaksin COVID-19
rganisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis pembaruan rekomendasi vaksinasi COVID-19 pada Selasa (29/3).
Zulfikar Sy - Kamis, 30 Maret 2023
WHO Nyatakan Anak dan Remaja Sehat Tidak Perlu Vaksin COVID-19
Indonesia
Usia 18 Tahun ke Atas Sudah Bisa Vaksin Booster Pakai IndoVac, Catat Syaratnya
Pemberian vaksin ini ditujukan bagi mereka yang berusia 18 tahun ke atas. Sebelumnya vaksin IndoVac hanya diberikan pada Lansia, atau masyarakat berusia di atas 60 tahun.
Andika Pratama - Rabu, 08 Maret 2023
Usia 18 Tahun ke Atas Sudah Bisa Vaksin Booster Pakai IndoVac, Catat Syaratnya
Bagikan