Tabungan Rupiah yang Bisa Ditarik Cepat Sebesar Rp 2.242,2 Triliun


Rupiah dan Dolar. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Otoritas Jasa Keuangan memprediksi prospek di 2024, Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan, diperkirakan tetap tumbuh dengan sehat mempertimbangkan kondisi makro domestik yang terjaga dengan baik. OJK memproyeksikan DPK dapat tumbuh sebesar 6-8 persen, sementara kredit perbankan tumbuh 9-11 persen pada tahun 2024.
Bank Indonesia (BI) mencatat dana pihak ketiga (DPK) pada Januari 2024 mencapai Rp 8.169,1 triliun atau tumbuh 5,8 persen secara year on year (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 3,8 persen (yoy).
Baca Juga:
Belajar Tarding, Mengenal Pengaruh Suku Bunga terhadap Nilai Mata Uang
"Perkembangan DPK dipengaruhi oleh pertumbuhan DPK korporasi sebesar 6,2 persen (yoy) dan perorangan sebesar 5,4 persen (yoy)," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta, Jumat (23/2).
Pada Januari 2024, giro tumbuh 7,1 persen (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 3,9 persen (yoy). Tabungan meningkat 4,2 persen (yoy), setelah tumbuh 2 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.
Sementara itu, Erwin menuturkan simpanan berjangka naik 6 persen (yoy), setelah pada Desember 2023 tumbuh 5,4 persen (yoy).
Uang kartal yang beredar di masyarakat pada Januari 2024 sebesar Rp 915,9 triliun atau tumbuh 10,3 persen (yoy), setelah tumbuh 8,7 persen (yoy) pada Desember 2023.
Tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu tercatat sebesar Rp 2.242,2 triliun pada Januari 2024, atau tumbuh 3,8 persen (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 1,5 persen (yoy).
Giro rupiah tercatat sebesar Rp 1.648,8 triliun atau meningkat 3,6 persen (yoy), setelah terkontraksi sebesar 0,7 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. Sedangkan giro valas pada Januari 2024 mencapai Rp 724,7 triliun, atau tumbuh sebesar 10,7 persen (yoy). (*)
Baca Juga:
Solusi Keuangan Berkelanjutan Dukung Target Net Zero Emission
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Sopir Bawa Kabur Rp 10 Miliar, Bank Jateng Wonogiri Pastikan Simpanan Nasabah Aman

Tren Pelemahan Rupiah Berlanjut, Masalah Fiskal dan Politik Jadi Pemicu

Pasar Melemah dan Rupiah Bisa Capai Rp 16.500 Per Dolar AS, Airlangga Minta Investor Tetap Tenang

Langkah BI Stabilkan Rupiah di Tengah Ketegangan Aksi Demo

Tabungan Pelajar Tembus Rp 1,7 Triliun, Bank Jakarta Raih Penghargaan dari KEJAR Award 2025

Tantiem Direksi dan Komisaris BUMN Dihapus, Prabowo: Yang Tidak Setuju, Mundur

Pedagang Tolak Transaksi Uang Logam Rp 100 dan Rp 200 Bisa Dipidana, BI Sebut Hukumannya 1 Tahun Bui

Kebijakan Bank Sentral AS Bikin Rupiah Melemah, Tarif Trump Bakal Dorong Inflasi

Cara Nasabah Buka Rekening Yang Dibekukan PPATK Karena Tidak Aktif Dalam 3 Bulan

Rupiah Melemah Imbas Penerapan Tarif Produk Indonesia 32 Persen Oleh Trump
