Suku Kulawi, Pemegang Tradisi dari Zaman Prasejarah


Tari Raego saat menyambut tamu di Desa Lauwa (ANTARAFOTO / Basri Marzuki/aww/17)
Indonesia memang dikenal sebagai negara yang memiliki segudang budaya lokal. Bahkan meski jaraknya tidak terlalu jauh, satu daerah dengan daerah yang lain punya tradisi berbeda-beda termasuk dalam berpakaian. Misalnya blangkon (tutup kepala) yang ada di Yogyakarta sangat berbeda dengan blangkon yang ada di Solo.
Di Kecamatan Kulawi Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, terdapat tradisi yang cukup unik. Masyarakat dari etnis Kulawi ini memiliki beberapa tradisi yang terbilang jarang ditemui di tempat lain, seperti pembuatan baju adat dari kulit, upacara Rakeho, hingga upacara pemakaman.
Menariknya, beberapa tradisi yang ada pada suku Kulawi adalah peninggalan zaman prasejarah. Beberapa di antaranya adalah pembuatan baju adat dari kulit yang menggunakan batu sebagai pemukulnya dan upacara pemakaman yang masih menggunakan menhir.
Selain itu terdapat pula upacara Rakeho yang telah menjadi tradisi turun-menurun berdasarkan kepercayaan asli mereka. Upacara itu dilakukan saat anak laki-laki dinilai cukup dewasa dan dianggap sudah matang untuk menikah. Pada upacara tersebut, gigi anak laki-laki akan dipotong atau diratakan bagian depan, atas, dan bawahnya.
Dari beberapa sumber yang didapat merahputih.com, wilayah suku Kulawi di sekitar danau Lindau, Dataran Kulawi, Dataran Gimpu, dan sekitar aliran sungai Koro telah dihuni oleh nenek moyang mereka sejak masa prasejarah. Berdasarkan data arkeolog, temuan tertua sudah di daerah tersebut berumur 3.000 tahun.
Saat itu suku Kulawi masih berbentuk kelompok-kelompok kecil hingga akhirnya mereka membentuk suatu kerajaan bernama Kerajaan Kulawi yang juga menjadi salah satu kerajaan besar di wilayah Sulawesi Tengah.
Suku Kulawi biasa mengandalkan hidupnya dengan bercocok tanam di sawah dan ladang. Mereka biasa menanam padi, jagung, ubi, kopi dan cengkeh. Meski demikian, untuk memenuhi kebutuhan lainnya, orang-orang dari suku Kulawi juga berburu binatang liar di sekitar hutan tempat mereka tinggal.
Selain artikel ini Anda juga bisa baca Kampung Salaka, Wisata Alternatif Masyarakat Bogor
Bagikan
Berita Terkait
Korea Selatan kembali Gelar Adu Banteng, Aktivis Hewan Langsung Bereaksi Lempar Kecaman

Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak

Tarian Gundala-Gundala Ritual Pemanggil Hujan dari Tanah Karo

Lomba Dayung Jukung, Tradisi Unik 17 Agustusan di Kalimantan Selatan

Andien Bangga Jadi Bagian Buku 'Nusantara' Karya Samuel Wattimena
3 Tradisi Unik di Indonesia Merayakan Idul Adha

Mengenal Makna Tradisi Imlek 'Yu Sheng'

Tradisi Unik di Berbagai Negara untuk Sambut Tahun Baru 2024

Jaga Kesehatan Fisik dan Mental dengan Tradisi ala Eropa
