Suasana Sakral 1 Sura Menyelimuti Keraton Solo
Kerbau Kyai Slamet saat Kirab Malam Satu Sura beberapa tahun lalu. (Foto: MP/WIN)
KERATON Surakarta Hadiningrat memang keram mengadakan kirab pusaka pada tanggal 1 Sura atau 1 Muharam. Begitupun yang dilakukan tahun ini. Suasana sakral 1 Sura menyelimuti keraton saat pelaksanaan kirab pusaka.
Kirab diawali dengan dikeluarkannya 7 ekor kebo bule atau biasa disebut kebo Kiai Slamet dari gerbang timur Kori Kamandungan. Selanjutnya, lima orang yang disebut Semut Ireng (hitam) menyebar ketela untuk dimakan oleh para kerbau.
Setengah jam kemudian para abdi dalem wanita keluar dari pintu utama 7 ekor kebo bule atau biasa disebut kebo Kiai Slamet dari gerbang timur Kori Kamandungan.
Setelah itu, tepatnya pada hari Kamis (21/9) pukul 23.00 WIB, puluhan abdi dalem, kerabat keraton, dan keluarga keraton keluar dari pintu utama dengan membawa 17 pusaka keraton.
Pada kirab tersebut ketujuh kerbau menempati urutan pertama sekaligus sebagai pembuka jalan bagi arak-arakan pusaka keraton.
Bersamaan dengan mulai jalannya ketujuh kerbau tersebut, masyarakat yang sebelumnya sudah memadati kawasan keraton saling berebut sisa makanan dan minuman kerbau.
Sebelumnya, Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Surakarta Sri Baskoro mengatakan bahwa rute kirab mulai dari Kori Kamandungan, Alun-Alun Utara, Simpang Empat Jenderal Sudirman, belok kanan ke Jalan Mayor Kusmanto, menuju Jalan Mulyadi, ke arah selatan sampai ke Baturono, selanjutnya ke kanan menuju Jalan Veteran, kemudian ke Jalan Yos Sudarso, terus hingga Jalan Slamet Riyadi dan kembali ke keraton.
Perwakilan dari pihak keraton K.G.P.H. Benowo pada jumpa pers Senin (18/9) mengatakan bahwa pihak keraton belum ingin menyampaikan berapa jumlah pusaka yang dikirabkan pada tanggal 1 Sura tersebut. (*)
Sumber: Antara
Selain artikel ini Anda juga bisa baca Ragam Tradisi Satu Suro Di Tanah Jawa
Bagikan
Berita Terkait
Bertemu di Masjid Agung PB XIV Hangabehi Berpelukan dengan PB XVI Purbaya
Pemkot Solo Tahan Dana Hibah Rp 200 Juta, PB XIV Hangabehi Mengaku tak Tahu-Menahu
Menbud Percaya Maha Menteri Tedjowulan Bisa Selesaikan Konflik Raja Kembar Solo
Konflik Dua Raja Keraton Solo, Pemkot Tunda Pencairan Dana Hibah
Prihatin Lihatnya, 2 Raja Solo Salat Bareng Tanpa Saling Sapa di Masjid Agung Keraton
PB XIV Bentuk Struktur Bebadan Keraton Baru, Lembaga Dewan Adat tidak Dimasukkan
Wali Kota Solo Respati Ardi Absen di Jumenengan PB XIV, Doakan Bawa Dampak Positif
Ingatkan Keponakannya Mangkubumi jika Jumenengan, Adik PB XIII: Kalau Nggak Kuat Sakit
Jumenengan PB XIV, Warga Antusias Lihat Raja Keraton Solo Dikirab Kereta Garuda Kencana
Suksesi Sah PB XIII Belum Ada, DPRD Imbau Internal Keraton Solo Jangan Panas