Studi Temukan Kaitan Mengupil dan Demensia


(Foto: Unsplash/Robina Weermeijer)
MerahPutih.com - Sebuah penelitian terkini telah mengungkap hubungan yang lemah tetapi masuk akal antara mengupil dan peningkatan risiko terkena demensia.
Mengupil dapat merusak jaringan internal, spesies bakteri kritis memiliki jalur lebih jelas ke otak, yang merespons kehadiran mereka dengan cara menyerupai tanda-tanda penyakit Alzheimer.
Dilansir Sciencealert, sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh ilmuwan dari Universitas Griffith di Australia melakukan pengujian menggunakan tikus dengan bakteri bernama Chlamydia pneumoniae, yang dapat menginfeksi manusia dan menyebabkan pneumonia.
Bakteri ini juga ditemukan di sebagian besar otak manusia yang terkena demensia tahap lanjut. Telah dibuktikan bahwa pada tikus, bakteri dapat menjalar ke saraf penciuman. Terlebih lagi, ketika terjadi kerusakan pada epitel hidung, infeksi saraf menjadi lebih parah.
Baca juga:
Studi: Konsumsi Daging Olahan Dapat Tingkatkan Risiko Demensia
Hal ini menyebabkan otak tikus menyimpan lebih banyak amiloid-beta, protein yang dilepaskan sebagai respons terhadap infeksi. Plak (atau gumpalan) protein ini juga ditemukan dalam konsentrasi yang signifikan pada orang dengan penyakit Alzheimer .
"Kami yang pertama kali menunjukkan bahwa Chlamydia pneumoniae dapat langsung masuk ke hidung dan otak, yang kemudian dapat memicu patologi yang mirip dengan penyakit Alzheimer," kata ahli saraf James St John dari Griffith University di Australia.
Para ilmuwan terkejut dengan kecepatan C. pneumoniae berkembang biak di sistem saraf pusat tikus, dengan infeksi terjadi dalam waktu 24 hingga 72 jam. Diperkirakan bahwa bakteri dan virus melihat hidung sebagai jalur cepat menuju otak.
"Kita perlu melakukan penelitian ini pada manusia dan memastikan apakah jalur yang sama beroperasi dengan cara yang sama," kata St John. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
