Studi: Kadar Testosteron Rendah Pengaruhi Kesehatan Jantung Pria

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Jumat, 17 Mei 2024
Studi: Kadar Testosteron Rendah Pengaruhi Kesehatan Jantung Pria

Rendah kadar testosteron bisa pengaruhi massa otot, lemak, dan disfungsi ereksi. (Foto: Unsplash/Jenny Hill)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com - Menurut studi terbaru, kadar testosteron yang rendah pada pria dapat berdampak negatif pada kesehatan jantung dan meningkatkan risiko kematian prematur.

Hormon testosteron, vital untuk perkembangan dan fungsi seksual pria, memiliki kisaran normal antara 300 hingga 1.000 ng/dL, demikian diungkapkan Antara, Rabu (15/5).

Kadar testosteron yang rendah dapat memengaruhi sekitar 2,1% pria, menimbulkan gejala seperti penurunan massa otot, kehilangan gairah seksual, kelelahan, mudah tersinggung, dan disfungsi ereksi.

Baca juga:

Mitos-mitos Serangan Jantung saat Berolahraga

B. Yeap, penulis studi dari Universitas Western Australia, menjelaskan bahwa testosteron memiliki peran penting dalam berbagai fungsi tubuh, termasuk pengaruhnya terhadap massa otot, lemak, dan kepadatan tulang.

“Ada juga kemungkinan bahwa konsentrasi testosteron yang lebih rendah dapat berkontribusi terhadap perkembangan hasil kesehatan yang lebih buruk. Mengidentifikasi laki-laki yang sudah berisiko mengalami kesehatan yang lebih buruk,” kata Yeap.

Baca juga:

Banyak Jalan Kaki dan Naik Tangga Merangsang Denyut Jantung

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Annals of Internal Medicine menunjukkan bahwa pria dengan kadar testosteron di bawah 213 ng/dL memiliki risiko kematian 40 persen lebih tinggi secara umum, sedang mereka dengan kadar di bawah 153 ng/dL memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung 60 persen lebih tinggi.

Tim peneliti mengevaluasi 11 penelitian yang melibatkan lebih dari 24.000 peserta untuk memahami hubungan antara rendahnya testosteron dan risiko kematian kardiovaskular.

Baca juga:

Studi Terbaru Ungkap Kehamilan Bisa Percepat Proses Penuaan

Hasilnya menunjukkan bahwa hanya pria dengan kadar testosteron rendah yang memiliki risiko lebih tinggi terhadap kematian secara umum, terlepas dari konsentrasi hormon luteinizing.

Selain itu, konsentrasi estradiol yang rendah, suatu bentuk estrogen, juga meningkatkan risiko kematian pada pria. (waf)

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Andrew Francois

I write everything about cars, bikes, MotoGP, Formula 1, tech, games, and lifestyle.

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan