Status Gizi Buruk Anak Indonesia


Pemenuhan gizi pada anak (Sumber: Pexels/Andrea Piacquadio)
PEMENUHAN gizi di 1000 hari pertama kehidupan adalah hal krusial bagi si kecil. Kapan dan bagaimana memberi makanan dan camilan sehat pada Si Kecil sangatlah penting terutama dalam masa-masa awal kehidupan mereka. Makanan pendamping ASI yang sehat dan tepat diperlukan untuk menyediakan energi dan nutrisi penting bagi pertumbuhan dan perkembangan yang berkelanjutan.
Sayangnya hingga hari ini masalah gizi buruk masih ada di Indonesia. Profil Anak Indonesia 2019 mengungkapkan bahwa balita yang statusnya gizi buruk dan kurang gizi masing-masing sebesar 3,9 dan 13,8 persen. Selain itu, sekitar 30,8 persen anak balita mengalami stunting. Mereka terdiri dari balita yang sangat pendek dan balita pendek, masing-masing sebesar 11,5 persen dan 19,3 persen.

Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan setelah lahir menjadi salah satu tahapan yang sangat penting dalam perkembangan Si Kecil. Pada saat usia Si Kecil menginjak 6 bulan, ia sudah siap diperkenalkan pada makanan pendamping ASI (MPASI). Selain bermanfaat memenuhi kebutuhan nutrisi yang tidak lagi bisa dipenuhi ASI, pemberian MPASI yang sehat dan tepat juga bermanfaat untuk mengasah atau stimulasi motorik dan sensorik termasuk kemampuan oromotor (kemampuan dasar yang berhubungan dengan gerakan mulut termasuk lidah, gigi, bibir, dan rahang) Si Kecil.

Baca juga:
Ingin Beri MPASI Pada Si Kecil? Perhatikan Hal Ini!
Head of Medical KALBE Nutritionals dr. Muliaman Mansyur turut menaruh perhatian mengenai pentingnya asupan nutrisi bagi tumbuh kembang anak. “Penting untuk memastikan asupan nutrisi terbaik terutama pada fase MPASI termasuk camilannya. Si Kecil harus mendapatkan nutrisi penting seperti nutrisi makro (protein, karbohidrat, lemak) yang berasal dari beras, biji-bijian, susu, dan daging. Selain itu, dibutuhkan juga nutrisi mikro seperti zat besi, kalsium, dan vitamin D yang bisa didapatkan dari telur, sayuran, dan buah. Selain itu, berikan juga kasih sayang dan stimulasi pada Si Kecil,” ungkap dr. Muliaman Mansyur.
Sejak berusia enam bulan, Si Kecil sudah perlu diperkenalkan pada dua hingga tiga camilan bergizi (selain tiga kali makan seimbang) setiap harinya. Tentu saja tekstur dan rasa harbus diberikan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil. Waktu mengudap camilan (snacking) adalah kesempatan tambahan untuk memperkenalkan makanan yang lebih bervariasi dan sehat pada mereka. Camilan juga bisa menambah jumlah vitamin dan nutrisi dalam makanannya, serta menjaga energinya agar dia bisa bermain, bereksplorasi, dan belajar. (Avia)
Baca juga:
Mandi Ternyata Bisa Menstimulasi Otak Anak
Bagikan
Berita Terkait
Pemprov DKI Resmikan Dapur MBG di Pulau Seribu, Targetkan 5.200 Jiwa Penerima

Dampak Makan Bergizi Gratis Akan Terasa 20 Tahun Mendatang

Susu Soya, Jawaban Tepat untuk Anak dengan Intoleransi Laktosa

BGN Buka Suara Soal Snack dan Bahan Mentah di Program Makan Bergizi Gratis

Pakar Minta Angka Kecukupan Gizi dalam Program MBG Prioritaskan Keanekaragaman Pangan

Bahaya Gawai Mengintai Si Kecil, Dokter Peringatkan Dampak Buruknya pada Kebiasaan Makan dan Tumbuh Kembang!

Program Makan Bergizi Gratis Butuh 30 Ribu Ahli Gizi

3.000 Orang Daftar Jadi Anggota Polri Lewat Jalur Ahli Gizi dan Peternakan

Ahli Gizi Bagikan Tips Bekal Makanan Anak yang Sehat dan Bergizi

Batasi Makanan Ultra Proses pada Anak
