Sparkling Water dan Air Biasa Sama-sama Menghidrasi, Lebih Baik Mana?

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Rabu, 06 November 2024
Sparkling Water dan Air Biasa Sama-sama Menghidrasi, Lebih Baik Mana?

(Foto: Unsplash/ 21 Swan)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Tidak seperti air biasa yang tidak berkarbonasi, air bersoda atau sparkling water memiliki gelembung memberikan sensasi berbusa. Sparkling water hadir dalam berbagai rasa dan jenis dan katanya lebih dapat menghilangkan dahaga dibandingkan air biasa.

Pada laman Today, ahli gizi menjelaskan perbedaan antara sparkling water dan air biasa untuk membuktikan mana yang lebih sehat.

"Sparkling water hanyalah air dengan karbon dioksida, yang mungkin ada secara alami dari lingkungan atau ditambahkan secara buatan," kata Julia Zumpano, ahli diet terdaftar di Cleveland Clinic Center for Human Nutrition.

Karbon dioksida dan air bereaksi untuk menghasilkan asam karbonat, yang menghasilkan air bersoda dengan buih khasnya. "Sparkling water yang berkarbonasi alami berasal dari mata air atau sumur, yang mengandung gelembung karbon dioksida dari gas bawah tanah larut dalam air," kata Grace Derocha, ahli diet terdaftar dan juru bicara Academy of Nutrition & Dietetics.

Baca juga:

'Sparkling Water' Berbahaya untuk Tubuh? Ini Penjelasannya

Air soda alami sering kali mengandung mineral dari dalam tanah, termasuk kalsium, natrium, kalium, dan magnesium. Air mineral juga bisa tetap murni, dan dibuat bersoda melalui karbonasi buatan.

Umumnya, sebagian besar sparkling water mengandung sedikit kalori atau bahkan tidak mengandung sama sekali. Namun, nilai gizi sparkling water akan bervariasi tergantung pada perasa atau pemanis yang ditambahkan.

Meski begitu, penelitian menunjukkan bahwa sparkling water sama menghidrasinya dengan air biasa. "Keduanya mengandung dasar H2O yang sama, yaitu air, elemen penting untuk hidrasi," kata Derocha.

Minum air putih yang cukup setiap hari sangat penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan. Minum air putih juga membantu mencegah dehidrasi, yang dapat menyebabkan sembelit, batu ginjal, kepanasan, perubahan suasana hati, dan pikiran tidak jernih. (ikh)

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan