SOS Children's Villages Indonesia Lakukan Studi Penyebab Anak Terpisah dari Keluarga, ada 2 Faktor


Peluncuran penelitian "Key Drivers Contributing to Child-Parents Separation in Indonesia". (Foto: Sos Children's Village)
MerahPutih.com - Masalah keterpisahan anak dari keluarga telah menjadi ancaman serius bagi masa depan anak-anak Indonesia. SOS Children's Villages Indonesia mencoba menemukan akar permasalahan dari hal ini dengan melakukan penelitian mendalam.
Penelitian melibatkan Dr. Chrissie Gale ini menemukan bahwa ada dua faktor utama penyebab masalah itu: kondisi lingkungan keluarga dan efektivitas sistem perlindungan anak.
Berdasarkan temuan ini, untuk melindungi anak-anak secara optimal, kita perlu menerapkan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Misalnya dengan menerapkan upaya pencegahan kekerasan, peningkatan kesejahteraan anak, dan dukungan bagi pengasuhan yang berkualitas.
Tak hanya itu, inklusi anak-anak dengan disabilitas dalam semua aspek kehidupan, serta akses pendidikan yang adil dan merata, juga menjadi hal yang krusial.
Baca juga:
SOS Children Villages Indonesia Berdayakan Remaja, Upaya untuk Cegah Pengangguran
"Melalui penelitian ini, kami ingin memberikan rekomendasi yang efektif dalam mencegah dan mengurangi dampak negatif dari keterpisahan anak dengan keluarga," ujar Gregor Hadi Nitihardjo selaku National Director SOS Children’s Villages Indonesia, dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (19/12).
Selain itu, penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung dengan cara mengubah norma sosial yang merugikan anak serta memperkuat sistem perlindungan anak.
Penguatan kapasitas tenaga profesional dan pengembangan sistem manajemen data yang baik juga menjadi kunci dalam upaya melindungi anak. "Bagi SOS Children's Villages, tempat yang paling tepat untuk anak adalah bersama keluarga," tambahnya.
Terakhir, partisipasi aktif anak dalam pengambilan keputusan yang menyangkut mereka harus menjadi prioritas utama, karena anak-anak memiliki hak untuk ikut serta dalam menentukan masa depan mereka.
Baca juga:
Penelitian Ungkap Anak-Anak Korea Selatan Paling Obesitas di Asia Timur
Penelitian ini telah dirilis pada 17 Desember kemarin dengan judul "Key Drivers Contributing to Child-Parents Separation in Indonesia".
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) turut mendukung adanya penelitian ini. KPAI mengungkapkan bahwa penilain ini dapat menjadi landasan untuk melihat situasi atau permalahan anak-anak Indonesia agar mereka tetap bisa bersama keluarga.
"Tujuan kami akan selalu mendorong anak agar tetap tumbuh bersama keluarga," papar Wakil Ketua KPAI Dr. Jasra Putra. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami

Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat

Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak

Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain

Susu Soya, Jawaban Tepat untuk Anak dengan Intoleransi Laktosa

Dokter Bocorkan Cara Ajaib Bikin Anak Berprestasi Hanya dengan Musik

Bahaya Gawai Mengintai Si Kecil, Dokter Peringatkan Dampak Buruknya pada Kebiasaan Makan dan Tumbuh Kembang!

Wujudkan Kebersamaan dan Keakraban, LEGO Kampanyekan 'Main Bareng Bangun Silaturahmi' Ajak Seluruh Keluarga Kumpul di Ramadan
Parents, Lakukan 6 Hal ini untuk Mengajarkan Anak Berpuasa

Konglomerat Besar Korsel Dorong Karyawan untuk Memiliki Anak, Janjikan Banyak Insentif hingga Bonus Tunai
