Smartwatch Hanya untuk Skrining Awal, Bukan untuk Deteksi Gangguan Kesehatan
Smartwatch hanya ditujukan untuk screening awal. (Foto: Unsplash/Artur Luczka)
KAMU suka gowes, jogging atau olahraga lainnya? Jika iya, mungkin kamu menggunakan smartwatch ketika melakukan aktivitas itu. Smartwatch berfungsi membantumu menunjukkan berapa tekanan darah atau detak jantungmu saat berolahraga.
Sesekali kamu akan mengecek smartwatch. Bila angka tekanan darah dan jantung terlalu tinggi, kamu bisa menurunkan intensitas olahragamu.
Smartwatch memang pintar, tapi bukan berarti menggantikan alat pengukur tekanan darah dan jantung yang tersedia di fasilitas kesehatan. Smartwatch juga bukan diniatkan sebagai alat untuk menentukan apakah kamu mengalami hipertensi dan gangguan kesehatan lainnya.
Menurut Dr. Bambang Widyantoro, SpJP(K), PhD, dokter spesialis jantung di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK), smartwatch sangat berguna sebagai screening awal.
Baca juga:
"Teknologi ini sangat membantu sekali, tapi hanya untuk screening awal. Tentu pemeriksaan darah yang akurat tetap menggunakan alat pengukur tekanan darah. Baik yang digital yang bisa digunakan di rumah maupun yang manual yang ada di fasilitas kesehatan,” Bambang kepada Merahputih.com di RSJPDHK (17/7).
Jika smartwatch menunjukkan adanya peningkatan atau penurunan drastis pada tekanan darah, kamu bisa langsung konfirmasi ke rumah sakit. Kamu juga bisa menggunakan alat pengukur tekanan darah yang biasa digunakan di lengan bagian atas.
“Dianjurkan menggunakan yang di lengan atas dibandingkan dengan pergelangan tangan karena di pergelangan tangan biasanya lebih tinggi sepuluh sampai dua puluh milimeter raksa dibandingkan yang di lengan,” lanjut Bambang.
Baca juga:
Olike Interstellar Smartwatch FW1 Hadir di Jakarta Fair 2023
Bambang juga menekankan pentingnya deteksi hipertensi. Hipertensi adalah kondisi yang bisa mengakibatkan penyakit kardiovaskular dan membuat anak mengalami stunting.
Oleh karena itu, Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia akan menggelar pengabdian masyarakat di Pulau Morotai, Kepulauan Maluku.
Kegiatan ini melibatkan RSJPDHK, RS Universitas Indonesia, dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU). Kegiatan akan digelar pada 20 Juli 2023 dan menjadi sebentuk pengabdian dokter jantung dan pembuluh darah Indonesia.
Pemilihan Kabupaten Morotai sebagai tempat kegiatan berlandas pada masih kurangnya layanan kesehatan di sana. Wilayah ini terletak di garis depan dan jauh dari pusat pemerintahan. Tenaga medis dan kesehatan juga masih kurang. Padahal tiap warga negara berhak atas layanan kesehatan. (aqb)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas