Skor Membaca Siswa Rendah, FSGI Kritisi Program Literasi Nasional
Pembina Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti. (MP/Fadhli)
MerahPutih.com - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) merilis catatan akhir tahun 2017 terkait kualitas mutu pendidikan Indonesia. Hasilnya, pendidikan tanah air masih jeblok.
Berdasarkan riset Programme for International Students Assessment (PISA) terhadap siswa-siswi kelas X di sejumlah negara, ditemukan bahwa performa siswa-siswi Indonesia masih tergolong sangat rendah.
"Rata-rata skor pencapaian siswa-siswi Indonesia untuk membaca berada di peringkat 61 dari 69 negara yang dievaluasi, sementara untuk sains dan matematika skornya 62 dan 63," kata Pembina FSGI, Retno Listyarti melalui siaran persnya, Selasa (26/12).
Anehnya, kata dia, Mendikbud Muhadjir Effendy bukannya introspeksi diri malah mengkambinghitamkan siswa-siswi Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Kualitas pendidikan Indonesia masih jeblok menurut indikator PISA, namun Mendikbud bukannya menjadikan sebagai evaluasi menyeluruh, tapi malah mengkambinghitamkan anak-anak di NTT," ujar Retno.
Terkait hal itu, Retno pun mengkritisi sikap Mendikbud dan menuding program literasi nasional yang dikembangkan relatif bersifat formalitas dan administratif belaka.
"Buku-buku yang berkualitas belum hadir di perpustakaan-perpustakaan sekolah. Budaya baca bagi guru masih belum berkembang. Sehingga akses literasi guru dan siswa jauh dari kata sempurna, apalagi jikalau bicara budaya membaca, rasanya masih jauh," tegas dia.
Karenanya, FSGI mendesak agar program literasi harus diperkaya dengan pelatihan pengelolaan kelas literasi bagi guru sehingga guru-guru dapat menerapkannya di kelas dan sekolah. Kemudian guru-guru harus difasilitasi pemerintah terkait buku-buku berkualitas agar dapat mendorong budaya baca dan literasi di kalangan guru sehingga mendorong budaya baca para siswa.
"Agar program literasi pemerintah tidak hanya sekedar formalitas dan tidak mengkambinghitamkan provinsi NTT terkait rendahnya indikator penilaian PISA," tandasnya. (Fdi)
Bagikan
Berita Terkait
Korban Kekerasan Anak Meningkat, Komisi XIII DPR Minta Pendampingan Psikologis Diperkuat
KPAI Sebut Tindakan Pendakwah yang Diduga Lakukan Pelecehan Bisa Picu Kecemasan dan Pengaruhi Mental Anak
3 Norma Dilanggar, KPAI Tegaskan Aksi Dai Cium Anak di Ruang Publik Bisa Masuk Ranah Hukum
KPAI Dorong Sekolah Perkuat Sistem Deteksi Dini Usai Ledakan di SMAN 72 Jakarta
Jangan Biarkan Perundungan di Sekolah, Dampak Bullying Akan di Luar Kendali
Insiden Ledakan SMAN 72 Kelapa Gading, KPAI Sebut Longgarnya Pengawasan Keamanan Sekolah
KPAI Tuntut Usut Tuntas Kematian Siswa Pahoa, Jangan Sampai Korban Dicap Stigma Negatif
Federasi Guru Tuntut Pemerintah Beri Kompensasi Korban Keracunan MBG
Puluhan Anak Masih Ditahan Imbas Demo Agustus 2025, KPAI Sebut Ada Indikasi Mobilisasi Anak Secara Masif
KPAI Sesalkan Polisi Tetapkan Ratusan Anak Tersangka Demo Rusuh Agustus 2025