Situasi Memanas, Kemenlu Minta WNI Tunda Perjalanan ke Lebanon
Gelombang serangan udara oleh pesawat tempur Israel di Lebanon selatan pada Sabtu (21/9/2024) /ANTARA/Anadolu/py
MERAHPUTIH.COM - HEZBOLLAH dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas sejak Israel menyerang Jalur Gaza secara brutal setelah serangan lintas batas kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023. Rangkaian ledakan penyeranta di Lebanon pada 17 dan 18 September lalu meningkatkan ketegangan dua negara.
Hal itu memaksa banyak negara mengeluarkan peringatan bagi warga negara untuk mengindari Lebanon. Demikian juga dilakukan Kementerian Luar bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beirut yang meminta wargan negara Indonesia (WNI) menunda perjalanan ke Lebanon, Iran, Israel, dan Palestina.
“WNI yg memiliki rencana bepergian ke Lebanon, Iran, Israel dan Palestina agar menunda perjalanan hingga situasi aman,” kata Direktur Pelindungan WNI dan BHI Kemlu RI Judha Nugraha seperti dilansir ANTARA, Selasa (24/9).
Judha menyampaikan, sejak Agustus 2024, KBRI Beirut telah meningkatkan status menjadi Siaga 1 untuk seluruh Lebanon. Sebelumnya, Siaga 1 ditetapkan KBRI untuk wilayah Lebanon Selatan sejak Oktober 2023. KBRI Beirut mencatat sebanyak 159 WNI berada di Lebanon saat ini. Sejak penetapan Siaga 1, Kemenlu dan KBRI Beirut telah memfasilitasi evakuasi 25 WNI dari Lebanon.
Baca juga:
Imbas Serangan Israel, 14 Maskapai Batalkan Penerbangan ke Lebanon
Mayoritas WNI memilih tetap tinggal di Lebanon karena alasan pribadi. Sebagian besar dari mereka yang memilih tinggal ialah mahasiswa dan WNI yang menikah dengan warga setempat. “Kemenlu dan KBRI kembali menyampaikan imbauan agar para WNI meningkatkan kewaspadaan, menjauhi lokasi-lokasi rawan dan membatasi bepergian nonesensial,” imbuh Judha.
Israel terus melancarkan serangan udara ke Lebanon Selatan dan Timur. Otoritas kesehatan Lebanon mengatakan sedikitnya 492 orang tewas, termasuk 35 anak-anak, dan 1.645 orang lainnya terluka akibat serangan Israel sejak Senin (23/9) pagi. Serangan tersebut juga memaksa ribuan warga sipil meninggalkan rumah mereka.
Sejak operasi militer terhadap Gaza digelar Israel sudah lebih dari 41.400 warga Palestina, sebagian besar ialah perempuan dan anak-anak.
Pasukan Israel pun mengintensifkan serangan ke Lebanon dan mengabaikan peringatan komunitas internasional bahwa mereka berisiko menyebarkan konflik Gaza ke wilayah lain.(*)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
ICC Tolak Banding Israel, Status PM Benjamin Netanyahu Tetap Buron Kejahatan Perang
Trump Bakal Jabat Ketua Dewan Perdamaian, Kelola Administrasi Gaza
Kemenlu Dorong Perbankan Indonesia Beroperasi di Arab Saudi, Qatar dan UEA
Israel Serbu Kantor PBB untuk Pengungsi Palestina, Staf Internasional Dipaksa Pergi
8 Negara Muslim Termasuk Indonesia Desak Israel Buka Gerbang Rafah 2 Arah
Presiden Lebanon Utamakan Bahasa Negosiasi Ketimbang Perang Hadapi Israel
Nasib 76 WNI di Wang Fuk Cour Hong Kong Masih Gelap, Waktu Pemulangan Jenazah ke RI Belum Pasti
Disidang dalam Kasus Korupsi, Benjamin Netanyahu Minta Pengampunan dari Presiden Israel
Israel 591 Kali Langgar Gencatan Senjata Sejak 10 Oktober, Tewaskan 357 Warga Palestina
Kebakaran di Hong Kong, 2 WNI Dinyatakan Tewas