Siswa IQ di Bawah 80 Masih Bisa Masuk Sekolah Rakyat, Asalkan dari Keluarga Miskin
Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia Prof. Dr. Agus Zainal Arifin. ANTARA/Tri Meilani Ameliya
MerahPutih.com - Presiden Prabowo Subianto mulai mewujudkan salah satu janji kampanyenya membuka sekolah gratis bagi anak-anak keluarga miskin. Untuk tahap pertama akan dibuka 63 Sekolah Rakyat, dengan mayoritas masih di Pulau Jawa.
Selaku koordinator program, Kementerian Sosial (Kemensos) merinci Sekolah Rakyat yang siap beroperasi mulai tahun ajaran baru pada Juli mendatang di Pulau Jawa sebanyak 34 titik, Sumatera 13, Sulawesi , Bali dan Nusa Tenggara 3, Kalimantan 2, Maluku 2, dan Papua 1 titik.
"Kami catat ada 63 titik yang mulai beroperasi pada Juli tahun ini. Insya Allah pertengahan Juli sudah dimulai," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Agus Zainal Arifin di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (19/5).
Baca juga:
Pemerintah Tengah Rumuskan Skema Pemenuhan Kebutuhan Guru Sekolah Rakyat
Agus menambahkan pemerintah menargetkan pembangunan Sekolah Rakyat di titik lainnya secara bertahap hingga ada di seluruh nusantara. "Minimal 100 Sekolah Rakyat harus dibangun setiap tahun, sehingga ke depan setiap kabupaten/kota dapat memiliki sekolah rakyat," imbuhnya.
Menurut Agus, untuk penerimaan murid Sekolah Rakyat didasarkan pada kelengkapan administrasi calon murid, bukan pada kecerdasan atau kemampuan akademik.
"Tidak pada kecerdasan atau kemampuan akademik, termasuk kalau mungkin IQ-nya hanya 80 misalnya, juga tidak masalah, itu harus diterima," ungkap pejabat eselon 1 Kemensos itu, dikutip Antara.
Namun, Agus menambahkan terdapat pertimbangan khusus terkait syarat kesehatan dalam penerimaan, yakni anak-anak yang menderita penyakit menular. Nantinya, lanjut dia, mereka akan dirujuk terlebih dahulu hingga sembuh sebelum dapat menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat.
Baca juga:
200 Sekolah Rakyat Bakal Dibangun di Kantong Kemiskinan Tinggi
"Mungkin seleksi yang agak beda sedikit adalah tentang kesehatan, karena memang jangan sampai ada yang punya penyakit menular, kemudian sekolah di sini. Bukan ditolak, menurut arahan Presiden Prabowo agar diberikan perawatan, kerja sama dengan Kementerian Kesehatan," papar dia.
Lebih jauh, Agus menegaskan tujuan utama Sekolah Rakyat untuk memberdayakan masyarakat miskin, sehingga para murid merupakan mereka yang berasal dari kelompok miskin atau miskin ekstrem sesuai kategori Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
"Murid yang harus belajar di sini dibatasi bagi keluarga miskin ekstrem dan miskin atau pada Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) dipilih desil 1 dan 2," tandasnya. (*)
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Dukung Pendidikan lewat Program CSR, Roemah Koffie Serahkan 20 Komputer ke Sekolah Daerah Penghasil Biji Kopi
Jumlah Sekolah Rakyat Capai 164 Unit, Melebihi Target Yang Ditentukan Buat 2025
Polri Gelar SPMB SMA Kemala Taruna Bhayangkara, Mendiktisaintek: Ciptakan Generasi Cerdas hingga Berdaya Saing Global
Pramono Siap Sediakan Lahan Sekolah Rakyat di Jakarta
Dana Transfer Daerah Dipangkas, Pemprov DKI Hanya Bisa Uji Coba 100 Sekolah Swasta Gratis Tahun Depan
Pemprov DKI Klaim Jakarta telah Punya 75 Sekolah Lansia
Hari Santri Momentum Menyalakan Jihad Ilmu dan Pengabdian Sosial
Gubernur DKI Jakarta Pramono Bikin KJP Try Out, Bantu Pelajar Percaya Diri Masuk Perguruan Tinggi
Presiden Tegaskan Pendidikan Anak sebagai Investasi Utama, Siapkan SMA Garuda dan Sekolah Terintegrasi
Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Komisi X DPR Sebut Pendidikan Indonesia semakin Maju