Sinergisitas Jadi Modal Penting Hadapi Potensi Peningkatan Risiko Ekonomi 2023
Ilustrasi - Bank DKI terapkan digitalisasi di Pasar Rumput, Jakarta Selatan. (Foto: Ist)
MerahPutih.com - Pertumbuhan kinerja keuangan BUMD Bank DKI tak terpisahkan dari kerja sama yang dibangun secara aktif dengan berbagai pihak.
Sekretaris Perusahaan Bank DKI Arie Rinaldi mengatakan, sinergisitas merupakan modal yang paling penting dalam menghadapi tantangan bisnis tahun 2023.
"Menghadapi potensi peningkatan risiko ekonomi dan perbankan Indonesia pada tahun 2023, Bank DKI akan terus berperan sebagai kolaborator pertumbuhan perekonomian masyarakat dan daerah, melalui inovasi dan optimalisasi sinergi dan kerja sama dengan BUMD, Pemprov DKI Jakarta, serta pihak swasta lain," kata Arie di Jakarta, yang dikutip Rabu (8/2).
Baca Juga:
Hadapi Tantangan Bisnis 2023, Bank DKi Terus Berinovasi Layanan Digital
Arie melanjutkan, peran transformasi digital juga sangat diperlukan dalam menghadapi bisnis perekonomian. Sebab, sebagian besar transaksi mengandalkan digitalisasi.
"Implementasi strategi bisnis yang terus mempertimbangkan transformasi digital juga akan dilakukan untuk mencapai strategi jangka panjang dan menghasilkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan," jelas Arie.
Lebih lanjut, Arie menjelaskan, seiring dengan pertumbuhan bisnis Bank DKI juga turut meraih prestasi cemerlang dengan raihan total 34 penghargaan sepanjang tahun 2022.
Pada penutupan 2022 lalu, Bank DKI mencapai kinerja keuangan yang sangat baik. Hal ini terlihat dari peningkatan penyaluran kredit sepanjang tahun 2022 tumbuh sebesar 23,53 persen menjadi Rp 48,37 triliun pada Desember 2022, dari Rp 39,16 triliun di tahun sebelumnya.
Baca Juga:
Bank DKI Terus Berinovasi Hadapi Tantangan Bisnis Tahun 2023
Adapun pertumbuhan kredit ini didukung dengan kualitas aset yang sangat baik, dengan membaiknya indikator rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) menjadi 1,75 persen pada Desember 2022 dari 2,98 persen pada Desember 2021.
Direktur Utama Bank DKI Fidri Arnaldy menjelaskan bahwa peningkatan kinerja tersebut dicapai melalui strategi ekspansi yang kuat serta sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan perusahaan-perusahaan swasta terkemuka.
"Bersamaan dengan momentum pertumbuhan ekonomi, Bank DKI melakukan transformasi 5.0 secara menyeluruh dengan akselerasi kinerja penyaluran kredit dan ekspansi bisnis secara berkelanjutan, sebagai komitmen mendorong pemulihan ekonomi Indonesia meskipun masih ad
a tantangan ketidakpastian global," ungkap Fidri.
Ia melanjutkan, peningkatan penyaluran kredit Bank DKI tersebut didorong dengan tumbuhnya seluruh segmen kredit yang agresif secara year-on-year (yoy). Kredit mikro mengalami kenaikan 54,22 persen menjadi Rp 2,56 triliun pada 2022 dari Rp 1,66 triliun di 2021.
"Segmen kredit ritel mengalami peningkatan 40,30 persen menjadi Rp 1,29 triliun pada 2022 dari Rp 922,44 miliar di periode tahun sebelumnya," ungkapnya. (Asp)
Baca Juga:
Bank DKI Salurkan KUR Rp 1,15 Triliun ke 6.023 UMKM Sepanjang 2022
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Bank Jakarta dan Indogrosir Resmikan Toko Mandiri Difabel, Bantu Bangun Ekosistem UMKM
Purbaya Bantah BPS Manipulasi Pertumbuhan Ekonomi, Alasanya Uang Beredar Banyak
Perekonomian Masih Dalam Tren Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Akan Rendah
Pujian Presiden Prabowo ke Tim Ekonomi dan Menlu Sugiono di Sidang Kabinet, Senang Dengan Capaian Ekonomi
Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen
Jadi Bank Jakarta, Gubernur Pramono Anung Beberkan Filosofi Nama dan Logo Baru
Pramono Ubah Nama Bank DKI Jadi Bank Jakarta, Selama Masa Transisi Identitas Lama Masih Dipakai
Lakukan Reformasi Menyeluruh, Pramono Ingin Perbankan Jakarta Naik Kelas
Pemprov DKI Ingatkan Penerima KJMU Waspada saat Transaksi Keuangan
Perkuat Layanan untuk Masyarakat, Bank DKI Bentuk Kelompok Usaha Bank bersama Bank Maluku Malut