Setelah Absen 10 Tahun, Indonesia Kembali Ikut Kompetisi Kuliner Bocuse d’Or
Para Chef yang akan mewakili Indonesia. (Foto: Instagram/bocusedorina)
SETELAH absen 10 tahun, Indonesia akhirnya akan kembali bertanding dalam kompetisi kok professional paling bergengsi di dunia, Bocuse d’Or pada 26-27 September 2021 di Lyon, Perancis.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno pun berharap keterlibatan tim chef Indonesia di ajang ini bisa pintu bagi kuliner nusantara di kancah global.
Mengutip ANTARA, Chef Mandif Warokka dan Commis-nya Chef Nugraha Luthfi, bersama dua Chef pelatihnya akan mewakili Indonesia untuk bertarung dengan kontestan lainnya dari negara-negara lain.
Tidak hanya mengasah kemampuan pribadi dari peserta saja, ajang ini menjadi cara Indonesia untuk menampilkan dan menguatkan eksistensi kuliner cita rasa Nusantara yang khas dengan rempah-rempah ke mata dunia.
Baca juga:
“Saya berharap keikutsertaa ini akan memperkuat sector kuliner kita di mata internasional dan harapannya sesuai program Indonesia yaitu Spice Up The World. Bahwa kita juga bisa meningkatkan ekspor rempah, kuliner, maupun citra Indonesia menjadi destinasi kuliner dunia yang berdaya saing dan berkelanjutan lingkungan,” kata Sandiaga.
Chef Mandif Warokka dikenal memiliki restoran di Bali bernama Blanco Par Mandif dan punya pengalmana memasak lebih dari dua dekade. Ia berada di bawah asuhan Chef Chris Salans, pemilik restoran Mozaic Bali dan juga Chef Gilles Marx selaku Presiden Bocuse d’Or Indonesia. Indonesia sendiri terakhir kali menjadi finalis pada 2011.
Sandi juga berharap lewat dukungan Kemenparekraf, para pelaku UMKM kuliner bisa terus berinovasi memaksimalkan cita rasa kuliner Nusantara.
Baca juga:
Kuliner Ekstrem Daging Buaya Berbagai Negara, Salah Satunya dari Indonesia
“Kita ingin memastikan kegiatan ini bisa menginspirasi chef-chef lainnya yang local, mungkin mulai dari UMKM di restoran yang ada di Sabang sampai Merauke. Dalam situasi yang penuh keprihatinan ini, tentunya kita ingin membangkitkan kebanggaan kita dengan keberangkatan tim iINdonesia. Semoga bisa membawa hasil signifikan sebagai gastro diplomasi Indonesia,” kata Sandi.
Kualifikasi untuk ajang memasak ini memiliki standar yang tinggi dan tidak main-main. Penilaian yang dilakukan tidak hanya dari cita rasa makanan yang disajikan tapi mulai dari kebersihan dapur dari awal memasak hingga proses masak selesai.
Tak tertinggal dari segi penglolaan bahan makanan yang diharapkan tidak menyisakan banyak limbah atau dikenal dengan food waste. Sampah yang dihasilkan di dapur pun akan ditimbang untuk melihat seberapa banyak limbah makanan sisa yang tersisa dalma proses memasak. (and)
Baca juga:
Kelezatan Kuliner Indonesia Sukses Bikin Artis K-Pop Ketagihan
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Merayakan Malam Tahun Baru ala Argentina, Menikmati Torta Galesa hingga Asado
Babak Baru Restoran Latin: Pembagian Menu Lunch dan Dinner untuk Pengalaman Bersantap Lebih Fokus
Chef Paik Jong-won Balik ke TV, Diam-Diam Hapus Video Pengumuman Hiatus
Hasil Lab Nyatakan Halal, Bakso Viral di Solo Buka Kembali dan Bagikan 450 Porsi Gratis
Jalan Panjang Mimpi Besar Kuliner Indonesia, Saatnya Belajar Gastrodiplomacy dari Korsel & Thailand
Jamuan ala ‘Bon Appetit, Your Majesty’ di KTT APEC, Menu Khas Korea dengan Sentuhan Modern dan Kemewahan
Kuah Keju Sensasi Inovasi Baru Menikmati Bakso Tradisional
Jakarta Coffe Week 2025 'A Decade of Passion' Siap Digelar 31 Oktober - 2 November, Etalase Kopi Tanah Air
Makanan Khas Demak yang Unik dan Wajib Dicoba, 10 Rekomendasi Terlezat!
10 Kuliner Khas Kudus yang Wajib Dicoba, dari Soto Kerbau hingga Gethuk Nyimut