Seperempat Miliar Orang Hadapi Tingkat Kelaparan Akut

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Kamis, 04 Mei 2023
Seperempat Miliar Orang Hadapi Tingkat Kelaparan Akut

- Seorang petani di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. (Foto: Antara)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Laporan Global tentang Krisis Pangan terbaru, yang dirilis Rabu (3/5) oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), jika terjadi kegagalan umat manusia untuk mengakhiri kelaparan.


Tercatat, sekitar 258 juta orang di 58 negara menghadapi kerawanan pangan akut pada krisis atau tingkat yang lebih buruk pada tahun 2022. Jumlah orang yang mengalami kerawanan pangan parah juga meningkat selama empat tahun berturut-turut.

Baca Juga:

Tarantula Zebra Penolong Rakyat Kamboja dari Kelaparan di Era Khmer Merah

Bahklan, proyeksi tahun 2023 yakin 38 dari 58 negara tersebut, sebanyak 153 juta orang akan menderita kerawanan pangan akut pada tingkat krisis atau lebih buruk pada tahun ini.

“Lebih dari seperempat miliar orang sekarang menghadapi tingkat kelaparan akut, dan beberapa berada di ambang kelaparan. Itu tidak masuk akal,” tulis Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam kata pengantar laporan tersebut.

Ia menuliskan, edisi ketujuh dari Laporan Global tentang Krisis Pangan ini merupakan dakwaan yang menyakitkan atas kegagalan umat manusia untuk membuat kemajuan menuju Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk mengakhiri kelaparan dan mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi untuk semua.

FAO mengatakan guncangan ekonomi telah melampaui konflik sebagai pendorong global utama di balik kerawanan pangan dan malnutrisi yang parah.

"Guncangan ekonomi global kumulatif yang berkontribusi pada ketahanan pangan termasuk kenaikan harga pangan dan gangguan pasar," tulis laporan tersebut.

FAO menemukan, konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina telah berdampak buruk pada ketahanan pangan global, sebagian karena kontribusi signifikan yang secara tradisional diberikan kedua negara pada produksi komoditas pangan utama termasuk gandum, jagung, dan minyak bunga matahari.

Selain itu, cuaca ekstrem juga merupakan pendorong utama kerawanan pangan global, menurut laporan tersebut.

Negara-negara yang paling terpukul di dunia dikelompokkan di Asia Tengah, Afrika, dan Timur Tengah. Lebih dari 40 persen populasi global yang menderita kerawanan pangan yang signifikan hanya ada di lima negara Afghanistan, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Nigeria, dan Yaman.

Di tujuh negara, populasi menderita dari apa yang disebut FAO sebagai kelaparan dan kemelaratan, atau tingkat bencana kelaparan akut - tingkat kerawanan pangan yang paling parah dengan lebih dari separuh di Somalia.

Negara lain yang memiliki populasi dalam kategori tersebut adalah Afghanistan, Burkina Faso, Haiti, Nigeria, Sudan Selatan, dan Yaman. Haiti muncul di daftar ini untuk pertama kalinya, kata FAO.

Baca Juga:

Plan International Meminta Pemimpin G20 Bertindak Hentikan Krisis Kelaparan

#Kelaparan #Pemulihan Ekonomi #Harga Pangan
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Pemprov DKI Pastikan Stok Pangan Aman Jelang Nataru hingga Januari 2026
Pemprov DKI memastikan stok pangan aman hingga Januari 2026. Jakarta juga menyiapkan pangan subsidi, Gerakan Pangan Murah, dan pemantauan harga.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 12 Desember 2025
Pemprov DKI Pastikan Stok Pangan Aman Jelang Nataru hingga Januari 2026
Indonesia
Harga Pangan 12 Desember: Cabai Rawit Tembus Rp 80 Ribu Per Kg, Telur dan Bawang Ikut Meroket
Komoditas gula dan minyak goreng pun mengalami peningkatan harga
Angga Yudha Pratama - Jumat, 12 Desember 2025
Harga Pangan 12 Desember: Cabai Rawit Tembus Rp 80 Ribu Per Kg, Telur dan Bawang Ikut Meroket
Indonesia
Harga Pangan Strategis Terbaru 11 Desember: Cabai Rawit, Bawang Merah Hingga Beras Meroket
PIHPS juga mencatat kenaikan signifikan pada jenis cabai lainnya
Angga Yudha Pratama - Kamis, 11 Desember 2025
Harga Pangan Strategis Terbaru 11 Desember: Cabai Rawit, Bawang Merah Hingga Beras Meroket
Indonesia
Harga Pangan Merangkak Naik, Ini Alasan Kemendag
Untuk cabai merah dan cabai rawit, Budi menegaskan asosiasi produsen menyampaikan tidak ada masalah dari sisi produksi, namun cuaca yang kurang baik membuat aktivitas panen menjadi terkendala.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 08 Desember 2025
Harga Pangan Merangkak Naik, Ini Alasan Kemendag
Indonesia
Harga Bapok Terbaru 7 Desember 2025: Cabai Rawit Melambung Sendiri, Mayoritas Pangan Malah Kompak Turun Drastis
Penurunan harga juga terjadi pada kelompok daging dan telur
Angga Yudha Pratama - Minggu, 07 Desember 2025
Harga Bapok Terbaru 7 Desember 2025: Cabai Rawit Melambung Sendiri, Mayoritas Pangan Malah Kompak Turun Drastis
Indonesia
Jelang Nataru 2025–2026, Gubernur Pramono Pastikan Harga Pangan di Jakarta Stabil
Menjelang perayaan Nataru, harga pangan di Jakarta dipastikan stabil. Gubernur Pramono menyebut inflasi terkendali menjadi kunci menjaga daya beli masyarakat.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 04 Desember 2025
Jelang Nataru 2025–2026, Gubernur Pramono Pastikan Harga Pangan di Jakarta Stabil
Indonesia
Hadapi Gangguan Cuaca Kemenkeu Yakinkan Harga Pangan Terkendali Saat Nataru
Pemerintah juga akan terus memastikan ketersediaan pasokan bahan pangan masyarakat menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 02 Desember 2025
Hadapi Gangguan Cuaca Kemenkeu Yakinkan Harga Pangan Terkendali Saat Nataru
Indonesia
Harga Pangan Nasional Kompak Turun pada 24 November, Cabai dan Daging Sapi Paling Signifikan
Kedelai biji kering (impor) naik tipis Rp30 menjadi Rp10.747 per kg
Angga Yudha Pratama - Senin, 24 November 2025
Harga Pangan Nasional Kompak Turun pada 24 November, Cabai dan Daging Sapi Paling Signifikan
Indonesia
Stabilitas Harga Pangan Jelang Nataru 2025/2026, Mendag Waspadai Faktor Cuaca
Biasanya kan Nataru yang perlu diantisipasi adalah cabai
Angga Yudha Pratama - Jumat, 21 November 2025
Stabilitas Harga Pangan Jelang Nataru 2025/2026, Mendag Waspadai Faktor Cuaca
Indonesia
Makan Bergizi Gratis Diklaim Tidak Berpengaruh ke Lonjakan Harga Pangan, Kenaikan Akibat Hujan
lonjakan harga bahan pokok di berbagai daerah disebabkan oleh faktor cuaca pada musim hujan, sehingga banyak para petani mengalami gagal panen.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 20 November 2025
Makan Bergizi Gratis Diklaim Tidak Berpengaruh ke Lonjakan Harga Pangan, Kenaikan Akibat Hujan
Bagikan