Semen di Papua Masih Mahal, Jokowi: Saya Belum Punya Jurus Khusus


Jokowi saat menerima Gelar Adat Kehormatan dari rakyat Maluku. (Setkab.go.id)
Presiden Jokowi mengakui belum berhasil untuk menurunkan harga semen yang tergolong tinggi di Provinsi Papua.
"Saya belum mempunyai jurus khusus untuk menurunkan semen di Papua. Harganya belum menurun karena jurusnya belum ketemu. Saya meyakini insyaallah harganya nanti juga akan sama," kata Presiden Joko Widodo pada pembukaan sidang Tanwir Muhammadiyah di Ambon, Jumat (24/2).
Presiden Jokowi mengaku, laporan dari masyarakat Wamena dan daerah Puncak Jaya bahwa hanya semen berkisar antara Rp800 ribu per sak hingga Rp1,5 juta per sak, padahal di Pulau Jawa hanya Rp70.000 per sak.
"Saya saat rapat kabinet sudah menyampaikan, tetapi banyak yang tidak percaya dan mengatakan, 'enggak mungkin pak, enggak mungkin pak'," katanya.
Malah saat berkunjung ke Wamena 1,5 tahun lalu, Jokowi mengecek kepada masyarakat dan ternyata harga semen hingga sampai ke kawasan Puncak Jaya malah lebih mencengangkan yakni Rp2,5 juta per sak.
"Bagaimana keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dapat diwujudkan jika harga semen di Jawa Rp70.000 per sak dan di Papua Rp2,5 juta per sak," tandasnya.
Sedangkan menyangkut harga bahan bakar minyak (BBM) di Papua sudah bisa diatasi. Harga jualnya sudah sama dengan yang berlaku di berbagai daerah di tanah air yakni Rp6.450 per liter.
"Saat berkunjung ke Papua, saya sempat kaget saat dilaporkan oleh masyarakat bahwa harga BBM dijual Rp60.000/ liter jika keadaan normal. Rp100 ribu jika kondisi tidak normal. Itu belum yang di Puncak Jaya dan Lani Jaya harganya lebih tinggi lagi," katanya.
Menurutnya, sudah berpuluh tahun masyarakat di provinsi paling timur Indonesia tersebut menikmati harga BBM yang tinggi tanpa protes, sedangkan di Pulau Jawa hanya naik Rp500 - Rp1.000 bisa menimbulkan demonstrasi hingga tiga bulan.
Kendati harga BBM satu harga baru dapat diberlakukan di seluruh wilayah Indonesia setahun setelah kunjungan ke Papua yakni pada Oktober 2016, tandas Jokowi, hal itu dikarenakan banyak pihak yang mengambil keuntungan dari tingginya harga BBM di Provinsi Papua.
Berita terkait dari Papua baca juga di: Polda Papua Minta Tambahan Ratusan Personel Brimob dari Mabes Polri
Sumber: ANTARA
Bagikan
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA] : Prabowo Usulkan Referendum untuk Kemerdekaan Aceh dan Papua Barat
![[HOAKS atau FAKTA] : Prabowo Usulkan Referendum untuk Kemerdekaan Aceh dan Papua Barat](https://img.merahputih.com/media/57/8d/e2/578de21120a135d5d5e7d2c791ac4b97_182x135.png)
Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu

Langgar Aturan dan Merusak Alam, Prabowo Akhirnya Hentikan Langsung Izin Tambang Nikel di Raja Ampat

Komisi IX DPR Dorong Pemerataan Layanan Kesehatan Papua Barat: Tidak Ada RS Tipe A dan B dan Dokter Spesialis Masih Langka

Tiga Jenderal Pimpin Pencarian Iptu Tomi di Hutan Papua Barat

Anggota Watimpres Era Presiden Jokowi, Djan Faridz Jalani Pemeriksan KPK

Kapolri Umumkan 2 Kapolda Baru di Papua Tengah dan Barat Daya

Pulang ke Solo, Jokowi Akan Dilibatkan dalam Kegiatan Kampung oleh Pengurus RT/RW Setempat

H-1 Pensiun, Mural Infrastruktur Era Jokowi Mejeng di Jalan Slamet Riyadi

Hari Kerja Terakhir di Istana Negara, Jokowi Bicarakan Proses Transisi Pemerintahan
